Inovasi Lintas Sektor di KSTI 2025, Wujud Nyata Asta Cita untuk Kemajuan Bangsa
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
Kiri ke kanan: Ir. R. Sugeng Joko Sarwono, M.T., Ph.D., dan Dr. Grandprix Thomryes Marth Kadja, M.Si.
BANDUNG, itb.ac.id - Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 yang digelar Kamis-Sabtu (7-9/8/2025) di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) Institut Teknologi Bandung (ITB), tak hanya menjadi ajang diskusi gagasan, tetapi juga panggung bagi ratusan karya inovasi dari perguruan tinggi, industri, dan mitra strategis.
Deputi Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi (DKST) ITB, Ir. R. Sugeng Joko Sarwono, M.T., Ph.D., menyebut dalam agenda ini terdapat pameran inovasi yang terbagi ke dalam tiga kelompok utama yang mencerminkan semangat Asta Cita, yakni delapan bidang prioritas riset nasional yang menjadi arah pengembangan teknologi untuk masa depan Indonesia.
Kelompok pertama berisi delapan kluster tematik yang selaras dengan Asta Cita: Ketahanan Pangan (Food Security), Energi (Energy), Pertahanan (Defense), Digitalisasi: AI & Semikonduktor (Digitalisation: AI & Semiconductor), Kesehatan (Health), Hilirisasi & Industrialisasi (Downstreaming & Industrialisation), Maritim (Maritime), serta Material dan Manufaktur Maju (Advanced Materials & Manufacturing).
"Masing-masing booth diisi oleh produk teknologi hasil kolaborasi berbagai perguruan tinggi, mulai dari tujuh PTNBH yang masuk 500 besar World Class University hingga perguruan tinggi lainnya. Kolaborasi ini menjadi wujud nyata semangat membangun kemandirian teknologi, memperkuat daya saing bangsa, dan mendorong hilirisasi riset," ujarnya.
Kelompok kedua adalah booth produk umum, yang menampilkan inovasi pilihan dari perguruan tinggi secara individual. Sementara kelompok ketiga diisi oleh mitra KSTI dari sektor industri dan lembaga.
"Kehadiran mereka mencerminkan Asta Cita untuk memperkuat sinergi antara akademisi, industri, dan Pemerintah," tuturnya.
Sementara itu, Deputi Direktur Bidang Pengembangan Pusat/Pusat Penelitian/ Pusat Unggulan Ilmiah Direktorat Riset dan Inovasi (DRI) ITB, Dr. Grandprix Thomryes Marth Kadja, M.Si., menyatakan satu sorotan pameran adalah Booth Katalis Merah Putih yang dikunjungi langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto.
"Booth ini memamerkan teknologi katalis untuk industri refinery, petrokimia, dan oleokimia, hasil inovasi Pusat Rekayasa Katalisis ITB. Inovasi tersebut juga mencakup konversi minyak sawit menjadi minyak makan dan sumber energi, termasuk bensin sawit (bensa)," katanya.
Dalam kesempatan itu, juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara ITB, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Pertamina, dan PT Pindad untuk mengembangkan teknologi tersebut lebih lanjut.
"Bapak Presiden pun menanyakan langsung perkembangan teknologi ini kepada Prof. Subagjo, Guru Besar Fakultas Teknik Industri (FTI) ITB, selaku pelopor Katalis Merah Putih, termasuk potensi kolaborasi hilirisasi agar manfaatnya semakin luas," ucapnya.
Pameran inovasi KSTI 2025 menjadi ruang temu berbagai pemangku kepentingan serta pemerintah, akademisi, industri, dan regulator, dengan tujuan membangun kedaulatan teknologi, mendukung keberlanjutan, serta menciptakan solusi nyata untuk tantangan nasional. Seluruhnya bergerak dalam semangat Asta Cita, dari membangun ketahanan pangan hingga menguasai teknologi material dan manufaktur maju, demi Indonesia yang mandiri dan berdaya saing di kancah global.