Usung Inovasi Terapi Regeneratif DMD Berbasis CRISPR-Cas9, Mahasiswa ITB Raih Prestasi dalam Kompetisi Esai Bioteknologi

Oleh Mely Anggrini - Mahasiswa Meteorologi, 2022

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

Tim Kue Bolu ITB Raih Juara 1 di Kompetisi Esai Nasional Bidang Bioteknologi oleh i3L (Dok. Tim Kue Bolu)
BANDUNG, itb.ac.id – Tiga mahasiswa dari Program Studi Sains dan Teknologi Farmasi, Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB), yaitu Sellin Leony, Rendi Orvalo Wijaya, dan Abbigail Wynna, berhasil meraih Juara 1 dalam kompetisi English Essay bertema "Novel Genetic Approaches for Therapeutic Purposes" yang diselenggarakan oleh Indonesia International Institute of Life Sciences (i3L). Babak final kompetisi ini digelar secara luring di Kampus i3L, Jakarta Timur, pada Sabtu (22/3/2025).

Ketiganya tergabung dalam Tim "Kue Bolu" dan menempuh perjalanan yang tidak mudah menuju babak final. Setelah dinyatakan lolos tahap seleksi awal, mereka segera menyusun rencana keberangkatan ke Jakarta dan mulai mempersiapkan materi presentasi secara intensif.

“Kami tertarik mengikuti lomba ini karena temanya lebih ke bioteknologi dan menarik, seru juga jadinya research-research bareng tentang hal-hal yang kita tidak ketahui sebelumnya,” ujar Abbigail.

Kompetisi ini juga menghadirkan persaingan yang sangat ketat. Dari sekitar 20 tim, hanya 5 yang lolos ke tahap final. Tantangan semakin besar karena semua presentasi harus disampaikan dalam bahasa Inggris dan banyak peserta berasal dari jurusan bioteknologi, berbeda dengan latar belakang Tim Kue Bolu yang berasal dari bidang farmasi.

“Kami bersaing melawan mahasiswa-mahasiswa jurusan bioteknologi, sedangkan kami mahasiswa farmasi dan baru belajar bioteknologi pada semester ini sehingga terdapat gap besar antara pemahaman terhadap aspek bioteknologinya,” tambah Abbigail.

Presentasi Tim Kue Bolu pada Final Kompetisi Esai di Kampus i3L pada Sabtu (22/3/2025) (Dok. Tim Kue Bolu)
Dengan dosen pembimbing Dr. Ratna Annisa Utami, S.Si., M.Si., Tim Kue Bolu mempresentasikan karya berjudul “Nanofiber Scaffolds-Based Delivery of CRISPR-Cas9 Edited Human Induced Pluripotent Stem Cells (hiPSCs) for Personalized Duchenne Muscular Dystrophy (DMD) Regenerative Therapy”. Inovasi ini mengusulkan terapi regeneratif berbasis rekayasa genetik dan jaringan bagi penderita Duchenne Muscular Dystrophy, sebuah penyakit genetik yang menyebabkan kelemahan otot progresif.

Kombinasi antara gene editing CRISPR-Cas9, sel punca, dan scaffold jaringan menjadi inti pendekatan mereka. Hal yang membedakan Tim Kue Bolu dari peserta lain adalah sudut pandang khas mahasiswa farmasi. Meskipun aspek teknis bioteknologinya tidak terlalu mendalam, mereka menonjolkan aspek manufaktur produk, uji pra-klinik dan klinik, analisis PESTLE, serta strategi kolaborasi dengan pihak eksternal.

“Itu jadi nilai plus menurut juri. Kami membahas keseluruhan siklus produk, tidak hanya dari segi teknologi, tapi juga implementasinya di dunia nyata,” jelas Rendi.

Keberhasilan mereka tak lepas dari strategi matang dan kerja sama tim. Menurut Sellin, kunci utama adalah membentuk tim dari teman-teman yang sudah akrab, sehingga proses diskusi dan pengerjaan terasa lebih menyenangkan dan kompak. Mereka juga aktif mengeksplorasi ide baru serta belajar dari tim lain selama sesi presentasi final.

Mengakhiri wawancara, Tim Kue Bolu menyampaikan pesan untuk mahasiswa lainnya yang ingin mengikuti kompetisi serupa.

“Jangan takut untuk memulai, meskipun idenya terasa belum sempurna atau merasa tidak cocok dengan lombanya. Saling percaya pada masing masing anggota kelompok, jangan ragu untuk eksplorasi ide baru dan selalu buka ruang untuk belajar dari siapapun seperti dosen atau sesama peserta,” tutup Abbigail.

Reporter: Mely Anggrini (Meteorologi, 2022)

#prestasi mahasiswa