Orasi Ilmiah Prof. Ramadhani Eka Putra Bahas Serangga Sekutu yang Salah Dimengerti

Oleh Azka Madania Nuryasani - Mahasiswa Mikrobiologi, 2022

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

BANDUNG, itb.ac.id – Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (FGB ITB) mengadakan Orasi Ilmiah Guru Besar di Aula Barat, Sabtu (19/7/2025). Dalam kegiatan tersebut, Prof. Ramadhani Eka Putra, S.Si., M.Si., Ph.D. dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Serangga: Sekutu yang Salah Dimengerti".

Beliau mengatakan bahwa interaksi antara manusia dan serangga adalah "Clash of the Titan", dua kelompok makhluk hidup yang sama-sama kuat, banyak, dan terus berinteraksi, meski sering tidak disadari. “Kita besar, mereka kecil, tapi kita selalu hidup berdampingan,” ujarnya.

Bahkan, menurutnya, evolusi peradaban manusia tak lepas dari peran serangga. Jumlah serangga yang mencapai perbandingan satu juta banding satu manusia, serta berat tubuh manusia yang sebanding dengan sekitar 300 juta serangga, menunjukkan bahwa secara ekologi, manusia justru menumpang hidup di dunia serangga.

Beliau menyoroti pandangan umum manusia yang menganggap serangga sebagai musuh yang merugikan, yang telah memicu perang berkepanjangan dengan serangga. Misalnya penggunaan pestisida yang berdampak negatif pada lingkungan dan bahkan memunculkan hama baru yang lebih resisten.

Manfaat Serangga bagi Kehidupan Manusia

Salah satu poin yang disampaikan beliau adalah peran serangga sebagai penyerbuk. Sebanyak 75% makanan manusia bergantung pada penyerbukan serangga. Di Indonesia, nilai ekonomi dari penyerbukan yang dilakukan oleh lebah tanpa sengat (Tetragonula laeviceps) di Jawa Barat diperkirakan mencapai Rp7 triliun per tahun.

Selain penyerbuk, serangga berperan penting sebagai dekomposer. Black Soldier Fly (BSFL) sebagai contoh serangga yang mampu mengolah hampir semua jenis materi organik, termasuk limbah biohazard seperti sisa medis. Belatung BSF dapat mengekstrak senyawa penting dari limbah dan mengubahnya menjadi biomassa tubuh sebagai sumber protein dan nutrisi tinggi, minyak yang berpotensi menjadi pelumas, dan sisa tubuh (kascing) yang bermanfaat sebagai pupuk.

Produk Bernilai Tinggi dari Serangga


Beliau juga memaparkan hasil penelitiannya mengenai produk-produk bernilai ekonomi tinggi yang berasal dari serangga, khususnya lebah tanpa sengat. Madu dari lebah tanpa sengat memiliki kandungan flavonoid yang lebih tinggi dibandingkan madu lebah Eropa dan Asia, menjadikannya bermanfaat sebagai anti-mikroba, anti-inflamasi, anti-bakteri, anti-diabetes, dan penyembuh luka.

Propolis, produk lain dari lebah tanpa sengat, memiliki lebih dari 300 molekul dan berpotensi sebagai senyawa penyembuh luka, anti-inflamasi, anti-oksidan, anti-bakteri, anti-jamur, anti-virus, dan bahkan anti-kanker. Beliau dan tim telah menghasilkan prototipe kasa propolis untuk penanganan luka kronis, yang diharapkan dapat membantu penderita diabetes dengan biaya yang jauh lebih terjangkau.

Beliau menyimpulkan interaksi manusia dan serangga yang berbasis ekonomi dapat mulai melihat potensi dari serangga untuk memecahkan beberapa masalah ekonomi manusia.

"Indonesia memiliki keanekaragaman serangga yang luar biasa. Ini bukan warisan, tapi masa depan yang bisa dimanfaatkan," ujarnya.

Beliau menekankan pentingnya keberanian untuk mengubah cara pandang melalui pendekatan multidisiplin, berkolaborasi lintas bidang ilmu untuk mencapai kemajuan bersama. "Mungkin suatu saat kita akan menemukan obat kanker dari kecoa, atau obat medis baru dari lalat," katanya.

Profil Prof. Ramadhani Eka Putra

Prof. Ramadhani Eka Putra lahir di Bandar Lampung pada 7 September 1977. Beliau adalah seorang profesor di bidang Manajemen Sumber Daya Hayati dari SITH ITB. Beliau memperoleh gelar sarjana dan master dari ITB, serta master dan doktor dari Kanazawa University, Jepang.

Selain menjabat sebagai anggota Senat SITH ITB dan membina kemahasiswaan pascasarjana, beliau aktif dalam berbagai penelitian dan pengabdian masyarakat. Publikasi ilmiahnya mencakup 89 makalah dalam jurnal dan prosiding internasional, serta 44 makalah nasional. Beliau telah membimbing 200 mahasiswa sarjana, 22 mahasiswa magister, dan 3 mahasiswa doktor. Berbagai penghargaan telah diterima, termasuk Dosen Berprestasi ITB bidang Inovasi pada tahun 2016 dan YARSI Research Awards pada tahun 2017.

#orasi ilmiah #ramadhani eka putra #sith #serangga