Sharing Session DRI ITB, Kolaborasi Interdisiplin untuk Selesaikan Permasalahan

Oleh Ahmad Fauzi - Mahasiswa Rekayasa Kehutanan, 2021

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

Datu Buyung Agusdinata, Ph.D. menyampaikan materi terkait kolaborasi interdisiplin dan transdisiplin, Kamis (5/6/2025) (Dok. Ahmad Fauzi)

BANDUNG, itb.ac.id – Direktorat Riset dan Inovasi, Institut Teknologi Bandung (DRI ITB) menyelenggarakan sharing session dengan topik “Advancing Inter and Transdisciplinary Research for Sustainability and Sustainable Development” di Gedung CRiMSE, ITB Kampus Ganesha, Kamis (5/6/2025). Kegiatan ini dihadiri peserta yang berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa dan dosen dari berbagai fakultas/sekolah, peneliti, hingga pegawai pemerintahan.

Sesi pertama dibuka dengan kuliah tamu dari Associate Professor, School of Sustainability, Arizona State University (ASU), Datu Buyung Agusdinata, Ph.D. yang dimoderatori oleh Dosen Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB, Dr. Ir. Mariana Marselina, S.T., M.T. Beliau memaparkan tentang riset interdisiplin dan transdisiplin.

Beliau mengatakan, restrukturisasi organisasi untuk memfasilitasi riset inter- dan transdisiplin. Contohnya struktur School of Life Sciences, Arizona State of University yang saat ini terbagi menjadi beberapa bidang yang memungkinkan untuk berkolaborasi secara interdisiplin dan transdisiplin dengan bidang lainnya seperti engineer, social scientist, dan philosopher. “Setelah membuat strukturnya, kita biarkan mereka untuk self-organized, dan pada akhirnya mereka akan bekerja sama,” katanya.

Sesi diskusi. (Dok. Ahmad Fauzi)

Sesi kedua dilanjutkan dengan sesi workshop yang diikuti oleh lima kelompok dengan lima tema yang berbeda, yakni food waste, water-energy-food nexus, climate change adaptation, flood risk management, dan water pollution.

Tujuan dari workshop ini, yakni: 1) Mengidentifikasi tantangan utama keberlanjutan dan pembangunan berkelanjutan yang relevan dengan kawasan Jawa Barat, Indonesia, ASEAN, dan Global; 2) Mengeksplorasi kontribusi berbagai disiplin ilmu dan pemangku kepentingan eksternal; 3) Mendorong perencanaan kolaboratif lintas akademisi, pembuat kebijakan, sektor swasta, dan LSM; dan 4) Menghasilkan agenda penelitian bersama dan peta jalan (roadmap) untuk penelitian interdisiplin dan transdisiplin.

Pada sesi ini, peserta diminta berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan dengan pendekatan interdisiplin dan transdisiplin. Beberapa perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya, bahwa riset interdisiplin dan transdisiplin diperlukan untuk memecahkan permasalahan terkait keberlanjutan (sustainability) secara holistik dan komprehensif. Selain itu, diperlukan dorongan-dorongan dari pihak lain seperti pemerintah, sektor swasta, dan organisasi nonpemerintah (non-government organization, NGO).

Di akhir sesi, Datu Buyung menyimpulkan bahwa disiplin terkait sosial dan antropologi perlu dilibatkan serta implikasi hasil riset perlu diadopsi oleh policy makers. “Kemampuan kita mengadvokasi sekarang lebih mudah untuk menarik perhatian jika ada isu untuk men-trigger pemangku kebijakan,”ujarnya.

Reporter: Ahmad Fauzi (Rekayasa Kehutanan, 2021)

#rriset #dri itb #itb berdampak #kampus berdampak #itb4impact #diktisaintek berdampak