Angkat Isu Kesehatan Mental Pengguna KRL, Mahasiswa PWK ITB Raih Prestasi di ESRI Young Scholar Award 2025
Oleh Indira Akmalia Hendri - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021
Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id â Mahasiswa Magister Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Bandung (PWK ITB) Angkatan 2024, M. Fairuz Tsany, berhasil menorehkan prestasi gemilang di ajang ESRI Young Scholar Award (EYSA) 2025. Dalam kompetisi bergengsi tersebut, Fairuz meraih juara ketiga, bersaing dengan peserta dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari sarjana hingga doktoral.
Fairuz tampil di babak final yang diadakan di Fairmount Hotel Jakarta pada Kamis (10/4/2025) dengan mempresentasikan karyanya yang inovatif, âCommuting to Well-Being: Mental Health Measurement & Supportâ
Dalam kompetisi tersebut, dia menyoroti isu penting namun sering terabaikan dalam kehidupan sehari-hari, yakni tekanan mental yang dihadapi para pengguna KRL. Karyanya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang betapa krusialnya kesehatan mental dalam rutinitas perjalanan harian, terutama di kawasan Jabodetabek.
Foto bersama para pemenang ESRI Young Scholar Award (EYSA) 2025.
âSaya tertarik mengikuti EYSA 2025 karena ingin mengangkat hasil proyek penelitian saya sebagai bentuk kepedulian terhadap stres yang dialami pengguna KRL, terutama mereka yang harus berjuang setiap hari menembus padatnya perjalanan untuk bekerja atau sekolah,â ungkap Fairuz.
Berangkat dari pengalamannya sendiri sebagai pengguna KRL selama satu tahun bekerja di Jakarta, Fairuz menganalisis korelasi antara durasi perjalanan dengan tingkat stres pengguna. Hasil temuan menunjukkan bahwa semakin lama waktu tempuh, semakin rendah pula kualitas hidup komuter.
Lebih lanjut, ia menemukan bahwa sebagian besar pengguna yang merasa stres ternyata tidak mencari bantuan psikolog. âHal ini disebabkan oleh anggapan bahwa stres adalah hal biasa, adanya stigma negatif di masyarakat, serta rendahnya literasi terkait layanan kesehatan mental,â tuturnya.
Sebagai solusi, Fairuz menyertakan fitur pemetaan lokasi layanan psikologi terpercaya dan terdekat dari posisi pengguna dalam platform buatannya. Harapannya, fitur ini dapat membantu masyarakat mendapatkan akses pertolongan yang lebih cepat dan tepat.
Fairuz menjelaskan langkah-langkah penting yang dilakukannya. Diawali dengan menentukan masalah, lalu mengumpulkan dan menganalisis data, hingga akhirnya menampilkannya dalam bentuk platform WebGIS yang dikembangkan menggunakan aplikasi ESRI.
âStrategi saya sebenarnya sederhana, yaitu terus berusaha untuk tetap disiplin dan terus progres, walaupun sedang libur atau di tengah-tengah tugas perkuliahan serta proses penyusunan tesis magister,â ungkap Fairuz.
Baginya, konsistensi adalah kunci utama untuk menyeimbangkan antara berbagai tanggung jawab akademik dengan pengerjaan proyek kompetisi.
Tantangan terbesar yang ia hadapi selama menggarap proyek ini adalah membagi waktu secara konsisten. Di tengah padatnya jadwal kuliah dan penyusunan proposal tesis, Fairuz tetap berkomitmen untuk menyelesaikan proyeknya secara bertahap dan terstruktur.
Menutup ceritanya, Fairuz memberikan pesan bagi mahasiswa lain yang ingin mengikuti ajang serupa. âTetap semangat selama proses pengerjaan, fokuslah pada permasalahan yang benar-benar ingin diselesaikan, dan pikirkan manfaat nyata yang bisa diberikan kepada masyarakat,â ujarnya.
Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)