ITB Tegaskan Peran sebagai Kampus Berdampak di Vice Chancellors’ Forum 2025 Maroko
Oleh M. Naufal Hafizh, S.S.
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

MAROKO, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) terus berperan untuk mengakselerasi inovasi dan kewirausahaan yang lahir dari kampus pada Vice Chancellors’ Forum of Universities in the Islamic World (VC Forum 2025), di Rabat, Maroko, 23–24 Juni 2025.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB, Prof. Dr. Irwan Meilano, S.T., M.Sc, menjadi salah satu pembicara dalam sesi “Universities of Tomorrow: Catalyzing Innovation and Entrepreneurship”. Dalam kesempatan tersebut, Prof. Irwan menyampaikan pentingnya peran perguruan tinggi untuk menjadi pusat pendidikan dan penelitian, juga sebagai penggerak inovasi, kewirausahaan, dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Hal tersebut sejalan dengan upaya ITB menjadi 4th Generation University kelas dunia yang unggul dan mandiri sebagai pelopor perubahan untuk pembangunan bangsa berkelanjutan melalui integrasi pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, serta kewirausahaan dan inovasi multidisiplin.
“Perguruan tinggi harus menjadi pusat solusi, bukan hanya pusat ilmu pengetahuan. Kampus perlu menjadi ekosistem yang menumbuhkan kreativitas, mendorong kolaborasi lintas disiplin, dan melahirkan inovasi yang berdampak bagi masyarakat,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Irwan membahas ITB yang telah mengintegrasikan budaya inovasi dan kewirausahaan ke dalam misi, kurikulum, dan tata kelola perguruan tinggi. ITB mendorong pengembangan inkubator bisnis, akselerator startup, dan platform transfer teknologi yang menjadi jembatan antara hasil riset kampus dan kebutuhan industri melalui ITB Innovation Park Bandung Technopolis di kawasan Summarecon, Gedebage, Bandung.
Selain itu, ITB juga terus mengembangkan kurikulum lintas keilmuan yang memungkinkan mahasiswa untuk memecahkan masalah dan menciptakan solusi dari berbagai sudut pandang. Pada jenjang magister, ITB memiliki sembilan program multidisiplin seiring kompleksnya permasalahan yang dihadapi dunia nyata.
Prof. Irwan juga membahas mengenai budaya inovasi dari kampus yang mendorong mahasiswa dan dosen untuk berpikir kreatif dan mencari solusi nyata, penguatan ekosistem startup berbasis kampus untuk mendukung lahirnya wirausaha sosial dan teknologi, serta kolaborasi antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah untuk menciptakan sistem inovasi yang terintegrasi.
Program yang berdampak salah satunya melalui aplikasi Desanesha yang menjembatani komunikasi kepala desa di seluruh Indonesia dengan para pakar ITB terkait permasalahan yang dihadapi di desa terkait.
Forum tersebut menjadi wadah berbagi pengalaman antar perguruan tinggi di dunia Islam terkait strategi membangun kampus yang berdampak bagi masyarakat, sekaligus membahas berbagai tantangannya.
Prof. Irwan menegaskan bahwa ITB berkomitmen untuk terus mengembangkan model pendidikan yang menghasilkan lulusan berdaya saing tinggi dan mampu memberikan solusi untuk masalah global. “Kolaborasi lintas sektor adalah kunci untuk membangun kampus yang mampu menciptakan inovasi yang nyata dan berkelanjutan,” tuturnya.
Kehadiran ITB di Vice Chancellors’ Forum 2025 memperkuat posisi ITB sebagai kampus berdampak di level internasional dan membawa suara Indonesia dalam mendorong
transformasi pendidikan tinggi yang inovatif dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.