ITB Perkuat Diplomasi Budaya Lewat Pengajaran BIPA di KBRI Washington DC
Oleh - - -
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Layanan Bahasa memperkuat perannya dalam diplomasi lunak Indonesia melalui program pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di KBRI Washington DC. Kerja sama ini telah berlangsung sejak Spring Semester 2024 antara ITB dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Washington DC.
Kolaborasi ini diprakarsai oleh Kepala UPT Layanan Bahasa ITB, Lusia Marliana Nurani, Ph.D., dan Prof. Drg. Diah Ayu Maharani, Ph.D., Atdikbud KBRI Washington DC. Keduanya memiliki visi yang sejalan dalam mendukung misi pemerintah Indonesia untuk menginternasionalisasikan bahasa Indonesia, terutama setelah penetapannya sebagai salah satu bahasa resmi UNESCO 20 November 2023 di Paris, Prancis.
“Bahasa Indonesia bukan hanya alat komunikasi, melainkan juga bagian penting dari identitas dan diplomasi bangsa. ITB sebagai institusi pendidikan tinggi terkemuka merasa memiliki tanggung jawab untuk ikut serta dalam proses pembudayaan bahasa Indonesia di kancah global,” ujar Lusia, Ph.D. Beliau sendiri merupakan lulusan program doktoral Arizona State University melalui beasiswa Fulbright, dan memahami betul besarnya minat masyarakat Amerika Serikat terhadap pembelajaran bahasa dan budaya Indonesia.
Program BIPA yang dijalankan ITB di KBRI Washington DC menyasar pemelajar dari berbagai latar belakang, mulai dari pelajar sekolah, mahasiswa, peneliti, kaum pekerja profesional, hingga pengajar bahasa asing. Pengajaran dilaksanakan secara daring dan difokuskan pada kelas pemula, madya, dan mahir. Instruktur yang ditugaskan mengajar adalah Roslina Sawitri, M.Pd. seorang pengajar di UPT Layanan Bahasa ITB yang juga merupakan seorang Duta Bahasa Negara dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek.
Roslina bukan sosok asing dalam dunia pengajaran BIPA. Pengalaman internasionalnya sebagai dosen tamu di universitas bergengsi, seperti Yale University dan berbagai KBRI di benua Amerika dan Eropa, menjadikannya sosok yang tepat untuk membawa semangat profesionalisme dan kreativitas dalam mengajar. Saat ini, Roslina juga menjabat sebagai Koordinator Pengajaran BIPA bagi mahasiswa asing penerima beasiswa KNB dan TIAS di ITB, serta turut mengoordinasikan berbagai program BIPA yang dijalankan bersama Direktorat Kemitraan ITB.
Dalam sejarahnya, UPT Layanan Bahasa ITB (dahulu UPT Pusat Bahasa) telah secara konsisten mendukung berbagai program pengajaran BIPA. ITB telah menerima mahasiswa asing melalui program summer school, International Virtual Courses (IVCs), AUN AISC, Darmasiswa, beasiswa KNB dan TIAS, program pertukaran pelajar, dan kelas umum. Komitmen jangka panjang ini menunjukkan bagaimana ITB memandang bahasa sebagai jembatan penting dalam hubungan antarbangsa.
Puncak kegiatan pengajaran BIPA di KBRI Washington DC pada semester ini ditandai dengan showcase, sebuah acara perayaan dan pertunjukan kemampuan berbahasa Indonesia para peserta kelas BIPA setelah mengikuti pembelajaran selama satu semester. Acara ini berlangsung secara daring pada 21 Mei 2025 pukul 05.00–07.00 WIB (20.00–22.00 waktu setempat) dan dihadiri oleh berbagai pihak penting.
Showcase kelas pemula ini menjadi momentum berharga, menghadirkan Chargé d'Affaires KBRI Washington DC, Sade Bimantara, serta sambutan dari Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB, Prof. Irwan Meilano. Kehadiran para tokoh ini menunjukkan dukungan penuh terhadap pengajaran BIPA dan peran strategisnya dalam memperkuat hubungan budaya antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Yang menarik, salah satu pewara acara adalah Sarah Butz, seorang guru SMA dari Pennsylvania, Amerika Serikat, yang menjadi peserta kelas pemula. Di bawah bimbingan Roslina, Sarah tampil percaya diri memandu jalannya acara dengan gaya yang interaktif dan penuh antusiasme. Penampilannya menunjukkan tidak hanya pencapaian kemampuan bahasa, tetapi juga semangat pertukaran budaya yang menjadi esensi program BIPA ini.
Acara berlangsung meriah, diwarnai oleh berbagai penampilan, seperti pembacaan puisi, demonstrasi memasak, serta testimoni peserta yang mengungkapkan betapa berartinya pengalaman belajar bahasa Indonesia bagi mereka. Showcase ini tidak hanya menjadi penanda keberhasilan pembelajaran, tetapi juga menjadi media apresiasi terhadap kerja keras para pemelajar dan pengajar.
ITB menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Atdikbud KBRI Washington DC atas kerja sama yang telah terjalin selama hampir dua tahun ini. Program BIPA di Washington DC merupakan salah satu bentuk nyata komitmen ITB untuk memperkuat hubungan antarbangsa melalui jalur pendidikan dan budaya. ITB bertekad untuk terus memperluas jangkauan program BIPA dan menjalin kemitraan dengan lebih banyak institusi internasional. Dengan pengalaman, jejaring, dan sumber daya yang dimiliki, ITB siap menjadi garda depan dalam diplomasi kebahasaan dan budaya Indonesia di panggung dunia.