John Martono, Seniman di Balik Warna-warni Lembur Katumbiri Kota Bandung

Oleh Indira Akmalia Hendri - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

Wajah baru Lembur Katumbiri yang penuh warna.
BANDUNG, itb.ac.id - Karya seni rupa kembali mempercantik wajah Kota Bandung melalui instalasi mural Lembur Katumbiri, sebuah ruang publik penuh warna hasil karya seniman dan dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB, John Martono. Baru diresmikan oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, pada Selasa (6/5/2025), karya ini terletak di kawasan wisata tematik Lembur Katumbiri, RW 12, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong. Peresmian ini menjadi bagian dari upaya memperkuat sektor pariwisata berbasis masyarakat, sekaligus menghidupkan kembali ruang-ruang kota melalui sentuhan seni.


Peresmian Lembur Katumbiri pada Selasa (6/5/2025) oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan. (dok/jabarprov.go.id)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan di galeri pribadinya, John Martono, atau yang akrab disapa Captain John, menceritakan bahwa Lembur Katumbiri merupakan cita-cita lama yang baru terwujud setelah melewati proses panjang.


“Ceritanya sudah dari 2018, waktu itu saya lagi melukis kaos di pinggir sungai. Terus, ide untuk membuat 'kampung warna-warni' muncul, lalu saya gambar ulang secara digital. Nah, sekarang baru bisa terwujud,” ungkapnya.

Setiap kali bepergian dan melihat ruang atau bangunan menarik, beliau selalu membuat simulasi digital atau manual dalam proses pewarnaan untuk melatih imajinasi. Salah satunya yang akhirnya terealisasi adalah karya mural tersebut.

Berbeda dari mural biasa, Captain John menjelaskan bahwa karya ini bersifat seperti lukisan utuh yang saling terhubung antar rumah. Beliau menekankan bahwa pendekatan seninya tidak menggunakan pola satu rumah satu warna, melainkan setiap bidang memiliki detail tersendiri yang saling menyatu membentuk visual besar yang harmonis.

Captain John mengatakan bahwa terwujudnya karya Lembur Katumbiri ini merupakan hasil kerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari Pemerintah Kota Bandung hingga masyarakat sekitar.

“Proses pengerjaan mural ini memakan waktu 17 hari dengan melibatkan sekitar 200 orang pekerja dari berbagai elemen masyarakat. Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa karya seni dapat tumbuh dari semangat gotong royong serta dukungan kolektif warga sekitar dalam mewujudkan ruang tematik yang inspiratif,” tuturnya.

Adapun tema lukisan yang diangkat dalam Lembur Katumbiri membawa nilai edukasi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Salah satunya adalah gambar ceplok telur dan ayam, sebagai simbol pentingnya asupan gizi yang terjangkau.

“Nilai-nilai gizi yang murah dan bisa dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat,” ujar Captain John, menegaskan harapannya agar seni juga menjadi media penyampai pesan kesehatan yang harus diupayakan oleh seluruh golongan masyarakat.

Melalui kehadiran Lembur Katumbiri, diharapkan karya seni ini tidak hanya memperindah kawasan, tetapi juga memberikan dampak multiplier bagi masyarakat sekitar, baik dari segi sosial, ekonomi, maupun budaya. Captain John pun berpesan kepada para pengunjung agar turut menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar sehingga kawasan ini dapat terus menjadi ruang wisata tematik yang inklusif, inspiratif, dan membanggakan Kota Bandung.

Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)

#john martono #fsrd #lembur katumbiri #kota bandung #itb berdampak