Menginspirasi di Studium Generale ITB: Ahmad Fuadi Bahas Kekuatan Impian & Tulisan

Oleh Andre Otniel Panggabean - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2022

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

BANDUNG, itb.ac.id - Novelis, Ahmad Fuadi, menjadi pembicara pada Studium Generale ITB, di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Rabu (21/5/2025). Dalam kegiatan yang juga digelar daring melalui YouTube resmi ITB ini, beliau membawakan topik bertajuk "Belajar Menjadi Orang Besar: Merantau, Menulis, Memberi".

Beliau mengajak peserta menyelami makna menjadi orang besar melalui kisah-kisah nyata yang dialaminya. Salah satunya, belajar tidak memiliki batas geografis karena belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.

Beliau memulai karier sebagai wartawan, sebelum akhirnya menjadi novelis. Beliau merupakan penulis novel mega best seller Negeri 5 Menara dan telah menulis 23 buku yang dicetak lebih dari 500.000 eksemplar. Novel tersebut pernah diangkat ke layar lebar dan menjadi salah satu film terlaris pada tahun 2012.

Menurut beliau, menulis bukan sekadar aktivitas menuangkan kata, tetapi memiliki kekuatan untuk memengaruhi alam bawah sadar manusia.

Beliau lahir di sebuah kampung di pinggir Danau Maninjau, yang saat itu akses ke dunia luar terasa sangat terbatas. Namun, dengan dukungan keluarga yang mencintai literasi, terutama ibunya yang juga seorang guru, beliau belajar tentang pentingnya kejujuran dan usaha keras sejak kecil.

Beliau juga bercerita bahwa ia “dibesarkan oleh kartu pos”. Ketika pamannya mendapat beasiswa ke Swedia, beliau menerima kartu pos pada setiap pergantian musim yang membukakan mata kecilnya bahwa dunia itu luas dan dapat dijangkau. Hal ini menjadi awal tumbuhnya impian untuk menembus batas dunia.

Saat bersekolah di pesantren di Jawa Timur, beliau menemukan makna baru tentang kebesaran. Salah satu pesan dari kiainya mengajarkannya bahwa orang besar bukanlah yang memiliki harta atau kekuasaan besar, melainkan mereka yang mau turun ke bawah jembatan untuk mengajarkan satu dua huruf dengan ikhlas. Memberi, menurut beliau, dapat dilakukan dengan cara sederhana seperti memberi senyum, memberi hati, dan memberi waktu.

Beliau juga menekankan pentingnya kesungguhan dalam mencapai impian. Kisahnya menjadi penyiar di Voice of America di Washington DC bermula dari impian kecil mendengarkan siaran radio asing dari pesantrennya, yang kemudian diwujudkan melalui kerja keras dan doa.

“Jangan pernah remehkan impian kita karena setinggi apapun, bagi Tuhan itu tidak tinggi, bagi Tuhan itu gampang,” ujarnya.

Sebagai penulis, beliau percaya bahwa tulisan memiliki kekuatan yang lebih besar daripada peluru. Tulisan dapat menginspirasi, menyemangati, dan menjangkau ribuan pikiran manusia tanpa batasan ruang. Dengan menulis, seseorang dapat menyebarkan gagasan dan nilai-nilai secara luas.

Untuk menjadi orang besar, menurut beliau, tidak cukup dilakukan seorang diri. Dibutuhkan teman seperjuangan, kesehatan mental yang terjaga, dan semangat untuk meninggalkan legasi yang baik bagi sesama.

Reporter: Andre Otniel Panggabean (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2022)

#itb berdampak #kampus berdampak #itb4impac #diktisaintek berdampak #ahmad fuadi #studium generale #inspiratif