Open House ITB Jakarta 2025, Sampaikan Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru
Oleh Ahmad Fauzi - Mahasiswa Rekayasa Kehutanan, 2021
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

JAKARTA, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) Kampus Jakarta menggelar Open House pada Sabtu–Minggu (17–18/5/2024) di ITB Kampus Jakarta, Gedung Graha Irama lantai 10, Kuningan Jakarta Selatan.
Salah satu rangkaian acara pada hari pertama, Sabtu (17/5/2025) adalah penjelasan informasi penerimaan mahasiswa baru oleh Kepala Subdirektorat Administrasi Penerimaan Mahasiswa, Irvan Christiawan, S.T.. Beliau menjelaskan tentang kampus ITB secara umum, program studi yang ada, serta alur penerimaan mahasiswa baru.
Secara umum, ITB memiliki empat kampus, yakni Kampus Ganesha, Kampus Jatinangor, Kampus Cirebon, serta Kampus Jakarta. Kampus Ganesha merupakan kampus yang tertua yang dimiliki ITB saat ini, lalu Kampus Jatinangor merupakan kampus tempat perkuliahan mahasiswa Tahap Persiapan Bersama (TPB) dan beberapa program studi. Sementara itu, Kampus Cirebon merupakan bentuk kerja sama antara ITB dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang menyediakan program studi yang paralel dengan Kampus Ganesha. Terakhir, terdapat Kampus Jakarta yang ditujukan untuk program-program yang bersifat khusus.
Kendati begitu, beliau menekankan bahwa semua kampus di ITB memiliki fasilitas yang sama. “Saya sampaikan di ITB tidak ada kampus satelit atau kampus utama, semua kampus merupakan kampus utama, semua kampus diperlakukan sama, fasilitas disediakan sama, demikian juga administrasinya terpusat,” ujarnya.
Beliau juga menjelaskan mekanisme penerimaan mahasiswa baru di ITB yang berdasarkan fakultas/sekolah dengan memperhatikan rumpun keilmuan, bukan jurusan. Terdapat tiga jalur penerimaan mahasiswa ITB, yakni seleksi nasional (SNBP dan SNBT), seleksi mandiri, dan seleksi internasional atau International Undergraduate Program (IUP).
Program IUP adalah program sarjana yang memberikan pengalaman dan atmosfer pembelajaran internasional yang terbuka bagi WNI dan WNA, lalu wajib melaksanakan international exposure program, dan berkesempatan mengikuti kegiatan internasional lainnya dalam bentuk summer course, international virtual course, serta perkuliahan dosen tamu dari perguruan tinggi luar negeri.
Beliau menyebutkan terdapat dua program yang ditawarkan pada IUP ini, yakni international class pada 8 program studi dan international track pada 20 program studi. Program ini juga memberikan kesempatan khusus memilih langsung program studi yang dituju. “Khusus pada program IUP, pemilihan langsung pada program studi, tidak pada fakultas/sekolah terlebih dahulu,” katanya.
Perbedaan antara international class dan international track terletak pada penyelenggaraan kelas. Pada international class, pembelajaran dilakukan seluruhnya dalam bahasa Inggris dan kelas yang terpisah dari program reguler. Sementara itu, pada international track, pembelajaran dilakukan dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa Inggris serta kelasnya bergabung dengan program reguler. “Kelas international track masih bergabung dengan kelas nasional. Pembelajarannya ada yang diajarkan dalam bahasa Indonesia, ada yang diajarkan dalam bahasa Inggris. Namun, tetapi mendapatkan kewajiban untuk melakukan minimal satu semester exchange,” ujarnya.
Beliau menjelaskan proses seleksi pada program IUP yang terdiri atas nilai rapot, tes kemampuan bahasa Inggris, tes kemampuan dan potensi akademik, serta tes keterampilan menggambar khusus pada program studi tertentu.
Terakhir, beliau memaparkan proses seleksi mandiri di ITB yang berdasarkan tes kemampuan akademik (khusus program studi Matematika dan Fisika), nilai rapor dan hasil UTBK, serta hasil ujian keterampilan menggambar (khusus FSRD).
Pada seleksi mandiri ini, ITB memberikan dukungan bagi calon mahasiswa yang berasal dari daerah tertinggal, terjauh, terdepan (3T) berupa pembebasan biaya pendaftaran dan biaya penyelenggaraan nasional pada program studi tertentu. “ITB akan memberikan pembebasan biaya pendidikan dan biaya pendaftaran, dan pilihan program studinya dibatasi yaitu program studi yang akan berdampak pada pembangunan sumber daya manusia di wilayah-wilayah tersebut, ” tuturnya.
ITB juga memberikan dukungan bagi calon mahasiswa yang memilih program studi strategis nasional yang berkaitan dengan ketahanan industri dasar, pangan, kebencanaan, dan perubahan iklim global. Dukungan yang diberikan berupa pembebasan biaya institusi.
Reporter: Ahmad Fauzi (Rekayasa Kehutanan, 2021)