Refleksikan Menjaga Nilai Budaya dalam Arus Globalisasi

Oleh Rayhan Adri Fulvian - Mahasiswa Teknik Geofisika, 2021

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

Suasana kemeriahan IRAMA 1446 H: Inspirasi Ramadhan. (Dok. Masjid Salman ITB)
BANDUNG, itb.ac.id - Di era persaingan global yang semakin ketat, bagaimana kita bisa tetap berinovasi tanpa kehilangan jati diri? Pertanyaan ini menjadi inti dari diskusi bersama Salman Subakat, CEO Nurhayati Subakat Entrepreneurship Institute (NSEI) dalam acara “IRAMA 1446 H: Inspirasi Ramadhan” di Masjid Salman ITB pada Jumat (14/3/2025). Acara ini menghadirkan perspektif mendalam mengenai inovasi yang tetap berakar pada nilai budaya lokal.

Inovasi sering kali dikaitkan dengan menciptakan sesuatu yang baru, tetapi lebih dari itu, inovasi juga merupakan eksplorasi dan optimalisasi potensi diri. Betapa pentingnya mengenali kekuatan dan kelemahan pribadi sebelum melangkah dalam proses inovasi. Dengan memahami diri sendiri, seseorang bisa menciptakan solusi yang tidak hanya kreatif, tetapi juga relevan dengan kebutuhan nyata.

Salman Subakat mengungkap perbedaan antara inovasi yang hanya bertujuan memenangkan kompetisi dan inovasi yang berorientasi pada penciptaan nilai bagi masyarakat. Sering kali, inovasi yang lahir dari kepedulian terhadap masalah sosial atau budaya justru memiliki dampak yang lebih besar dan berkelanjutan dibanding sekadar mengikuti tren global. "Inovasi sejati bukan hanya tentang ide cemerlang, tetapi tentang bagaimana ide tersebut membawa manfaat nyata," tegasnya dalam sesi diskusi.

Globalisasi sering kali dianggap sebagai ancaman bagi kelestarian budaya lokal. Namun, adanya inovasi tidak harus mengorbankan identitas budaya. Sebaliknya, inovasi yang sukses justru bisa lahir dari kombinasi antara nilai lokal yang kuat dan pendekatan modern yang adaptif. Dengan memahami akar budaya sendiri, seseorang dapat menciptakan sesuatu yang unik dan memiliki daya saing di kancah internasional.

Koneksi dengan komunitas yang lebih luas juga menjadi aspek krusial dalam inovasi. Kolaborasi akan memunculkan pertukaran ide, berbagi wawasan, dan mendapatkan inspirasi dari perspektif yang berbeda. Dalam dunia yang terus berubah, keterbukaan terhadap masukan dan kerja sama lintas disiplin bisa menjadi pendorong dalam menciptakan inovasi yang relevan dan berdampak.

Beliau menegaskan bahwa dalam setiap langkah inovasi, ada peran spiritual yang tidak bisa diabaikan. Keyakinan terhadap Tuhan sering kali menjadi sumber kekuatan dan inspirasi dalam menghadapi tantangan. Kesadaran bahwa inovasi bukan sekadar tentang kesuksesan pribadi, tetapi juga bagian dari kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat, menjadikan proses inovasi lebih bermakna.

Acara ini memberikan wawasan yang kaya mengenai bagaimana inovasi dapat berkembang tanpa harus mengorbankan nilai-nilai budaya lokal. Dengan memahami diri sendiri, menciptakan nilai nyata, merawat budaya, dan membangun koneksi yang kuat, inovasi bisa menjadi alat yang tidak hanya membawa kemajuan, tetapi juga menjaga identitas.

Reporter: Rayhan Adri Fulvian (Teknik Geofisika, 2021)