Webinar Dirdikpro ITB: Regenerative Cities Wujudkan Ruang Hidup yang Berdaya dan Berkelanjutan

Oleh Rayhan Adri Fulvian - Mahasiswa Teknik Geofisika, 2021

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

Dirdikpro ITB menyelenggarakan webinar Regenerative Cities dengan mengundang lima ahli sebagai pembicara utamanya, Senin (10/3/2025). (Dok. Dirdikpro ITB)

BANDUNG, itb.ac.id - Webinar "Regenerative Cities" yang diselenggarakan Direktorat Pendidikan Profesional Berkelanjutan (Dirdikpro) ITB, Senin (10/3/2025), menjadi wadah diskusi mengenai konsep kota berkelanjutan yang juga mampu meregenerasi lingkungannya.

Acara ini menghadirkan para pakar dari berbagai disiplin ilmu, termasuk Prof. Jago Dodson, Direktur Urban Futures Enabling Impact Platform (RMIT), Prof. Andrew Butt dari bidang Sustainability & Urban Planning (RMIT), Prof. Ridwan Sutriadi dari School of Architecture, Planning & Policy Development (SAPPK ITB), Dr. Dwinita Larasati dari Faculty of Art & Design (FSRD ITB), serta Ts.Dr. R. Aswin Rahadi dari School of Business & Management (SBM ITB).

Dalam webinar ini, para pembicara mengungkap konsep regenerative cities yang berbeda dari model kota berkelanjutan yang selama ini banyak diterapkan. Regenerative cities tidak hanya berfokus pada pengurangan dampak lingkungan, tetapi juga bertujuan memperbaiki ekosistem yang telah mengalami degradasi. Seperti yang disampaikan oleh Prof. Jago Dodson, “Kota regeneratif harus mampu mengembalikan sumber daya alam yang telah digunakan, bukan sekadar mempertahankan keseimbangan.â€

Dr. Dwinita Larasati membagikan konteks proyek urban revitalization di Bandung. (Dok. Dirdikpro ITB)
Prof. Andrew Butt mengatakan bahwa kota yang ideal harus dirancang dengan pendekatan holistik, menggabungkan aspek ekologis, sosial, dan ekonomi. Beliau menekankan pentingnya inovasi teknologi dalam pengelolaan sumber daya, seperti pemanfaatan energi terbarukan dan sistem transportasi yang lebih efisien.

Di sisi lain, Dr. Dwinita Larasati membahas peran desain dalam membentuk lingkungan kota yang lebih inklusif dan memperhatikan kebutuhan komunitas lokal. Beliau menjelaskan bahwa seni dan budaya dapat menjadi katalis dalam menciptakan ruang publik yang lebih hidup dan dinamis.

Sementara itu, Prof. Ridwan Sutriadi menggarisbawahi pentingnya perencanaan kota yang adaptif dan berbasis data untuk menjawab tantangan perubahan iklim serta pertumbuhan populasi. Beliau menjelaskan bahwa regenerasi kota tidak hanya berkaitan dengan infrastruktur hijau, tetapi juga dengan keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan. Ts.Dr. R. Aswin Rahadi dari SBM ITB turut membahas bagaimana strategi bisnis dan kebijakan ekonomi dapat berperan dalam mendukung pengembangan kota regeneratif, terutama melalui model ekonomi sirkular yang mendorong efisiensi dan inovasi dalam penggunaan sumber daya.

Webinar ini menjadi bukti bahwa konsep regenerative cities bukan sekadar wacana, melainkan sebuah kebutuhan mendesak di tengah krisis lingkungan global. Diskusi yang berlangsung menunjukkan bahwa kolaborasi lintas disiplin dan pemanfaatan teknologi mutakhir adalah kunci dalam mewujudkan kota yang tidak hanya bertahan, tetapi juga mampu memberikan kehidupan yang lebih baik bagi penghuninya.

Reporter: Rayhan Adri Fulvian (Teknik Geofisika, 2021)

#sappk #fsrd #sbm