ITB dan Ruang Empati Jiwa Gelar “Art as Therapy”, Dukung Kesadaran Kesehatan Mental Lewat Seni

Oleh Syabina Er Said - Mahasiswa Teknik Dirgantara, 2020

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

BANDUNG, itb.ac.id — Sebagai bagian dari peringatan Bipolar Awareness Week 2025, Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Ruang Empati Jiwa, KESRA Jawa Barat, serta berbagai mitra komunitas dan pendidikan menggelar pameran dan rangkaian acara bertajuk “Art as Therapy: Seni Memiliki Kekuatan untuk Menyembuhkan dan Menghibur”. Acara berlangsung dari 2 hingga 7 Mei 2025 di Galeri Soemardja, Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu kesehatan mental, khususnya gangguan bipolar, dengan menjadikan seni sebagai media ekspresi, penyembuhan, dan pemulihan. Dalam pameran ini, ditampilkan karya-karya dari berbagai kalangan, termasuk:

• Siswa-siswi dari SD Proklamasi dr. Moestopo, SMP Terang Bangsa Cirebon, STKIP Pasundan Cimahi, dan SDIT Fitrah Insani

• Anak-anak terdampak gempa bumi di Sumedang pada Januari 2024, yang menggambarkan proses mitigasi trauma dan pemulihan psikologis

• Karya-karya menyentuh dari perempuan penghuni Lapas Sukamiskin Bandung, yang mengikuti sesi art as therapy sebagai sarana komunikasi batin dan harapan baru.

Pameran ini juga dilengkapi dengan rangkaian edukasi dan kompetisi kreatif, skrining kesehatan jiwa, serta ruang aman untuk berbagi dan mendengarkan pengalaman pribadi secara empatik.

Menurut dr. Teddy Hidayat, SpKJ(K), pendiri Ruang Empati Jiwa, kegiatan ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan lintas sektor dalam mempromosikan kesehatan jiwa.

“Marilah kita mendukung kesehatan jiwa dengan layanan berbasis teknologi digital, berserta melibatkan permasyarakatan luas melalui media sosial,” ujar dr. Teddy.

Sementara itu, Dr. Ira Adrianti, M.Sn, dosen Program Studi Seni Rupa, FSRD ITB, menekankan bahwa seni bukan sekadar objek estetika, melainkan sarana penyembuhan batin.

Art as therapy membantu peserta meredakan emosi negatif yang tertekan, lalu menghadirkan kembali optimisme. Kegiatan ini semestinya menjadi salah satu media untuk membangun masyarakat dengan kualitas hidup lebih baik.”

Melalui pendekatan terapeutik berbasis seni, ITB dan Ruang Empati Jiwa berharap kegiatan ini menjadi model kolaboratif dalam penanganan isu kesehatan mental secara lebih terbuka, inklusif, dan berkelanjutan.

Mari hadir, belajar, berkarya, dan berbagi. Karena kesehatan mental adalah hak semua orang.

Reporter: Syabina Er Said (Teknik Dirgantara, 2020)

#art as therapy #bipolar awareness week #itb #kesehatan mental #ruang empati