Tim Mahasiswa ITB Raih 2nd Runner-up International Case Study Competition 2025
Oleh Indira Akmalia Hendri - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

BANDUNG, itb.ac.id – Tim Orion ITB meraih 2nd runner-up pada ajang International Case Study Competition (I-CAST) yang diselenggarakan dalam rangkaian Process and Green Engineering Days (PGD) di Universitas Indonesia (UI), Sabtu (26/4/2025). Mereka adalah Ahmad Fauzan Saputra (Teknik Kimia, 2021), M. Wildan Akhyar (Teknik Bioenergi dan Kemurgi, 2021), dan Reiner Jeremy Imawanto (Teknik Bioenergi dan Kemurgi, 2021).
I-CAST, yang merupakan salah satu dari lima cabang lomba dalam PGD UI 2025, menjadi ajang bergengsi yang mempertemukan mahasiswa dari berbagai jurusan dan negara untuk berkompetisi dalam menciptakan solusi inovatif terhadap isu-isu global di sektor industri. Para peserta ditantang mengintegrasikan pengetahuan keteknikan dengan prinsip keberlanjutan lingkungan, dampak ekonomi, pemberdayaan sosial, serta budaya dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi industri global.
Dalam kompetisi ini, tim mengusung gagasan produksi biochar hybrid fertilizer melalui proses co-pirolisis limbah biomassa kelapa sawit. Limbah tersebut kemudian disuplai dengan pupuk anorganik dan mikroba Azotobacter chroococcum untuk meningkatkan kualitas hasil akhir.
“Pada lomba ini, kami tidak hanya berfokus pada produk, tetapi juga merancang sistem pemanfaatan panas dan pembangkitan listrik terintegrasi guna memaksimalkan efisiensi energi secara menyeluruh sebagai solusi berkelanjutan dengan menggabungkan aspek lingkungan, efisiensi teknologi, dan dampak sosial-ekonomi,” ujar Reiner.
Sementara itu, Akhmat Fauzan menyampaikan bahwa ketertarikannya mengikuti I-CAST karena topik lomba yang berfokus pada pirolisis biomassa cukup sejalan dengan topik tugas akhir dan rancang pabrik yang tengah dikerjakannya. Meskipun terdapat perbedaan pada jenis bahan baku dan temperatur operasi, secara prinsip, masih berada dalam ranah yang sama.
“Selain karena kemiripan topik, tim kami juga melihat kompetisi ini sebagai kesempatan untuk memperdalam pemahaman sekaligus mendukung riset akademik kami. Apalagi saat ini sudah memasuki tingkat akhir masa kuliah, lomba ini menjadi pengalaman berharga sebelum memasuki dunia profesional,” kata Akhmat Fauzan.
Di bawah bimbingan Dr. Yazid Bindar dan Dr. Anriansyah Renggaman, Tim orion sukses membentuk ide yang solid hingga bisa mencapai kemenangan.
Adapun Wildan menekankan pentingnya merancang solusi yang tidak hanya inovatif, tetapi juga realistis untuk diterapkan. Dia menyarankan untuk mencari pembimbing yang sejalan dengan topik agar arah solusi makin tajam, serta membangun komunikasi tim yang solid sejak awal.
“Jangan hanya keren di ide, tapi juga harus feasible secara teknologi, ekonomi, dan aspek lainnya,” ujarnya.
Bagi Tim Orion, kompetisi seperti ini bukan hanya ajang untuk menang, tetapi juga kesempatan berharga untuk belajar, berkolaborasi, dan memperdalam pemahaman dalam bidang keteknikan.
Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)