ITB Hadirkan 2 Alat Inovasi untuk Ketahanan Pangan
Oleh M. Naufal Hafizh, S.S.
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

KABUPATEN BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) menunjukkan komitmennya untuk berdampak bagi masyarakat melalui hilirisasi teknologi, kali ini terkait ketahanan pangan dengan dua teknologi pascapanen, yakni MCD atau Mobile Corn Dryer dan Mesin Jemur Dehidrator, yang dapat menekan kerugian petani dan menjaga kualitas produk dari pertanian, peternakan, dan perikanan.
Dua alat tersebut merupakan bentuk konkret dari inovasi teknologi tepat guna yang didesain untuk menjawab persoalan mendasar di sektor pertanian dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Mobile Corn Dryer
Mobile Corn Dryer (MCD) adalah alat pengering jagung portabel yang berperan penting dalam penanganan pascapanen. Alat ini dapat mengeringkan hasil panen petani jagung dengan lebih cepat, terprogram, dan mudah.
Dengan sedikit penyesuaian, alat ini dapat digunakan untuk komoditas pertanian lainnya. Alat ini menjadi penting bagi petani karena kadar air yang tinggi pada hasil panen sering menjadi hambatan dalam penyimpanan dan distribusi.
Dengan jagung yang dikeringkan, petani tetap mendapatkan kualitas jagung yang baik dan homogen serta dapat tersimpan lebih lama tanpa mengurangi kualitasnya. Jika harga jatuh, petani masih dapat menyimpan jagung kering lebih lama untuk menunggu harga kembali normal.
Alat yang merupakan pengembangan dari Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) serta Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) dengan PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) ini memiliki kecepatan pengeringan 10% untuk kapasitas 1 ton/jam, dapat beroperasi meski kurang dari 3 ton jagung, mampu beroperasi 10 jam non-stop, dan operasional cukup dilakukan dua orang.
Mesin Jemur Dehidrator
Mesin Jemur Dehidrator adalah alat pengering untuk sejumlah komoditas seperti kunyit, bengkuang, ubi, raspberi, cabai, ikan, hingga jahe. Alat ini menjadi solusi bagi permasalahan yang dihadapi untuk pengolahan pertanian, peternakan, dan perikanan karena durasi panas yang terbatas, kontaminasi, dan kualitas produk yang tidak konsisten jika bergantung pada pengeringan secara tradisional dengan cahaya matahari.
Mesin Jemur Dehidrator ini memiliki sejumlah keunggulan yang menjadikan umur simpan produk lebih panjang; kualitas rasa, tekstur, dan kandungan gizi yang tetap terjaga; produk minim terbuang karena dapat diolah menjadi produk kering bernilai jual tinggi; membuka akses ke pasar baru bahkan ekspor; dan berpeluang menghasilkan lebih banyak varian produk.
Selain efisien, alat ini minim panas yang terbuang ke lingkungan, menjadikannya solusi ramah energi untuk para pelaku UMKM yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian dan makanan kering.
Dua alat ini didistribusikan oleh PT Rekacipta Inovasi ITB dan sudah digunakan di 11 provinsi di Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, dan Kalimantan.
MCD dan Mesin Jemur Dehidrator ini dipamerkan pada peluncuran Program Strategis Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP), di Hall Indoor Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis (15/5/2025), yang dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan.
Menko Pangan meninjau dan mengapresiasi dua alat tersebut yang dinilai dapat memperkuat ketahanan pangan di Indonesia.
Direktur Pengabdian Masyarakat dan Layanan Kepakaran ITB, Prof. Dr.-Ing. Zulfiadi, S.T., M.T., mengatakan bahwa ITB tidak hanya fokus pada pengembangan keilmuan, tetapi juga berupaya menjadi institusi yang berdampak langsung bagi masyarakat.
“ITB mendukung terciptanya ekosistem inovasi yang bermanfaat. Kami terus memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah, pemerintah provinsi, perusahaan, dan industri, agar inovasi yang dihasilkan tidak berhenti di laboratorium, tetapi hadir di tengah masyarakat yang membutuhkan,” ujarnya.
Dengan dipamerkannya dua alat ini, ITB mendorong pemanfaatan teknologi sebagai tulang punggung penguatan ekonomi lokal. ITB pun akan terus menjalin kemitraan lintas sektor demi menciptakan solusi-solusi nyata yang relevan dan berkelanjutan. Melalui integrasi berbagai keilmuan, inovasi, serta pengabdian masyarakat, ITB bertekad hadir sebagai penggerak perubahan di berbagai lini kehidupan bangsa.