Tim Mahasiswa ITB Raih Medali Perunggu di AGREETION 2025 Lewat Inovasi Permen Jelly dari Limbah Kulit Pisang

Oleh Helga Evangelina - Mahasiswa Rekayasa Pertanian, 2021

Editor Anggun Nindita

JATINANGOR, itb.ac.id - Tiga mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB), yakni Rodo Samuel Samosir dan Naura Meila Syahfir dari program studi Rekayasa Pertanian Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati – Rekayasa (SITH-R), serta Jefri Gunawan dari program studi Teknik Pangan Fakultas Teknologi Industri (FTI), berhasil meraih medali perunggu dalam ajang internasional Agritech Research and Entrepreneurship Innovation Competition (AGREETION) 2025. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya bekerja sama dengan Agritech Research and Study Club (ARSC) serta Agritechno Business Centre (ABC).

AGREETION 2025 berlangsung dari Februari hingga April 2025 dengan tema “Innovating Agro-Industry and Agriculture Towards a Sustainable and Clean Future”. Kompetisi ini diikuti oleh sekitar 80 peserta dari berbagai negara, seperti Indonesia, India, dan Malaysia.

Tim mereka yang diberi nama WinPis (Winning Pisang) ini, memilih subtema “Sustainable Food Innovation” dengan karya berjudul “Vitamin A-Rich Jelly Candy from Tongka Langit Banana (Musa troglodytarum) Peel and Harum Manis Mango (Mangifera indica L.) Extract.”

Kelompok WinPis dibimbing oleh dosen dari Kelompok Keilmuan Sains dan Bioteknologi Tumbuhan, Dr. Ir. Eri Mustari, MP. Karya mereka mengangkat isu limbah kulit pisang yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Kulit pisang Tongka Langit, yang umumnya dibuang, kaya akan vitamin A, serat pangan, antioksidan, dan mineral dalam jumlah tinggi.

Melalui inovasi ini, limbah tersebut diolah menjadi permen jelly dengan penambahan ekstrak mangga Harum Manis sebagai sumber rasa alami sekaligus tambahan vitamin C.

Produk ini diharapkan menjadi solusi untuk membantu mengatasi kekurangan vitamin A pada anak-anak Indonesia, khususnya anak-anak berusia di atas lima tahun. Dengan kandungan vitamin A yang tinggi, produk ini diharapkan dapat meningkatkan kesehatan mata, meningkatkan sistem imun, dan berperan sebagai antioksidan alami.

Setelah melalui riset dan kajian literatur, tim melakukan percobaan yang menjadi dasar penyusunan karya ilmiah. Proses pembuatan permen jelly dilakukan secara bertahap, mulai dari perendaman kulit pisang dalam air garam, ekstraksi, pencampuran dengan gelatin dan ekstrak mangga, pendinginan, pemadatan, hingga pengeringan pada suhu 60°C selama 36 jam.

Percobaan ini dilakukan berulang kali hingga menghasilkan produk akhir yang sesuai standar kualitas permen jelly. Meski menghadapi keterbatasan peralatan, tim WinPis berhasil menjalankan seluruh proses dengan baik hingga menghasilkan produk yang layak konsumsi.

Harapannya, inovasi ini tidak hanya berhenti pada tahap kompetisi, tetapi dapat dikembangkan menjadi produk komersial yang mendukung peningkatan gizi masyarakat sekaligus mengurangi limbah pangan.

“Saya berharap paper ini dapat menginspirasi banyak orang untuk terus menciptakan inovasi solusi, khususnya demi kesehatan anak-anak Indonesia dan pelestarian lingkungan. Selain itu, saya juga berharap karya ini dapat direalisasikan di masa depan dan berpotensi menjadi bisnis yang menjanjikan,” ujar Rodo pada Senin (26/5/2025).

Reporter: Helga Evangelina (Rekayasa Pertanian, 2021)

#prestasi #prestasi mahasiswa #sith #fti #itb berdampak #kampus berdampak #itb4impac #diktisaintek berdampak