Melintas Renjana: Pengabdian Mahasiswa ITB Bangun Literasi dan Resiliensi Bencana di Lombok Timur
Oleh Mufti Ali Farkhan - Mahasiswa Oseanografi, 2021
Editor Anggun Nindita

Kegiatan art teraphy bersama siswa SDN 3 Sembalun Bumbung (Dok. Tim meramu mimpi)
LOMBOK TIMUR, itb.ac.id – Komunitas mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam Meramu Mimpi sukses menggelar kegiatan pengabdian masyarakat Melintas Renjana: Membangun Literasi Tanpa Batas dan Resiliensi Tangguh Bencana di Dusun Repok Bijang dan Desa Sembalun Bumbung, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu-Jumat (5–11/4/2025).
Kegiatan ini diinisiasi oleh Aghniyya Rahmatillah (Desain Interior, 2021) sebagai ketua sekaligus founder Meramu Mimpi, bersama empat anggota lainnya yakni, Pravda Mutiara (DKV, 2021), Andi Winona Setya A (DI, 2021), Lieviane Anastasya (DKV, 2022), dan Alya Nafiza H (DP, 2022), yang tergabung dalam komunitas tersebut. Mereka berhasil mendapatkan pendanaan dari Direktorat Kemahasiswaan ITB untuk merealisasikan ide pengabdian yang telah lama dirancang.
“Komunitas Meramu Mimpi berfokus pada pendidikan, literasi, pengembangan diri, dan pemberdayaan masyarakat. Lewat program Melintas Renjana, kami ingin memberi dampak langsung ke daerah 3T yang membutuhkan,” ujar Aghniyya.
Kegiatan ini menyasar dua wilayah dengan tantangan geografis dan sosial yang berbeda. Di Dusun Repok Bijang, tim menyelenggarakan kegiatan kelas membaca, mendongeng, mewarnai, dan menggambar bersama anak-anak. Di Desa Sembalun, mereka melanjutkan program serupa dan menambahkan berbagai bentuk sosialisasi serta pemberdayaan masyarakat.
Selain program literasi, tim juga mengedukasi warga mengenai mitigasi bencana gempa bumi, mengingat Desa Sembalun merupakan salah satu wilayah yang terdampak gempa besar pada 2018. Simulasi evakuasi gempa bumi dilakukan langsung di SDN 3 Sembalun Bumbung.
Tidak hanya edukasi, tim juga aktif membantu masyarakat dalam aktivitas pertanian bawang putih yang menjadi mata pencaharian utama warga setempat. Mereka turut memperkenalkan prototipe desain kemasan untuk hasil kebun, serta menyelenggarakan sosialisasi pemilahan sampah dan pola hidup bersih dan sehat.
Pengenalan prototipe kemasan hasil kebun oleh tim meramu mimpi (Dok. Tim meramu mimpi)
Salah satu program unggulan dalam kegiatan ini adalah pembuatan buku anak berjudul Melintas Renjana yang disusun khusus oleh tim Meramu Mimpi. Buku ini berisi penjelasan mengenai mitigasi bencana gempa bumi dalam bahasa yang ringan, ilustratif, dan mudah dipahami oleh anak-anak. Buku ini merupakan hasil kolaborasi dengan Kelas Ilustrasi Buku Anak (KIBA) ITB, yang juga mendukung dari sisi publikasi.
Penyerahan buku “Melintas Renjana” di SDN 3 Sembalun Bumbung (Dok. Tim meramu mimpi)
“Kami berharap buku ini bisa menjadi medium edukatif jangka panjang. Isinya disesuaikan dengan pemahaman anak-anak SD dan disertai ilustrasi cerita yang menarik,” jelas Aghniyya.
Buku tersebut Kemudian dibagikan ke pihak sekolah dan didokumentasikan oleh tim untuk keperluan pengembangan selanjutnya.
Salah satu hal yang paling berkesan bagi tim pengabdi adalah antusiasme luar biasa dari masyarakat. Mulai dari anak-anak hingga orang tua, semua turut hadir dan aktif mengikuti kegiatan yang diselenggarakan.
“Dari awal kami datang survei hingga kegiatan berlangsung, warga sangat terbuka. Mereka bahkan menyiapkan posko dan keperluan kami selama di sana,” ujar Aghniyya.
Sebagai bentuk penutup kegiatan, tim juga melakukan sesi mural di dinding sekolah dan art therapy berupa kegiatan melukis dengan media kanvas untuk membantu pemulihan trauma anak-anak akibat bencana.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak karena mampu menyinergikan tridarma perguruan tinggi, terutama dalam aspek pengabdian masyarakat. Harapannya, kegiatan serupa bisa terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk bergerak ke daerah-daerah yang membutuhkan.
“Masih banyak daerah 3T yang perlu dijangkau. Mari kita, sebagai mahasiswa, mulai mengabdi dari wilayah terdekat hingga akhirnya menjangkau pelosok yang membutuhkan,” tutup Aghniyya.
Reporter: Mufti Ali Farkhan (Oseanografi, 2021)