Dari Kos-kosan Menuju Panggung Prestasi: Kisah Tim RAR.GIS ITB Raih Juara 1 dalam GIS Thematic Competition
Oleh Mely Anggrini - Mahasiswa Meteorologi, 2022
Editor Anggun Nindita

Tim RAR.GIS Institut Teknologi Bandung (ITB) raih Juara 1 dalam GIS Thematic Competition 2024 yang diselenggarakan di Kampus UPI, Bandung. (Dok. Tim RAR.GIS ITB)
BANDUNG, itb.ac.id – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB). Kali ini, Tim RAR.GIS yang terdiri dari Andrew Ringgas Naoki Hutasoit (Teknik Geodesi dan Geomatika 2021), Abraham Sitorus (Meteorologi 2021), dan Reynaldi Vergia (Oseanografi 2021) berhasil meraih Juara 1 dalam ajang GIS Thematic Competition 2024 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sains Informasi Geografis (HIMASAIG) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Kompetisi ini merupakan ajang nasional yang mempertemukan mahasiswa, profesional, hingga masyarakat umum untuk mengasah kemampuan dalam mengolah dan menganalisis data spasial berbasis GIS. Tahun ini, tema yang diusung adalah “Utilization of GIS for Sustainable Development Toward: Indonesia Emas 2045”. Final kompetisi dilaksanakan pada 12 Desember 2024 secara luring di Kampus UPI, Bandung.
Berawal dari pertemanan di kos-kosan, ketiganya membentuk tim RAR.GIS secara spontan. Reynaldi yang pertama kali menemukan informasi lomba melalui media sosial, mengajak Andrew karena latar belakangnya di bidang geodesi, serta Abraham yang juga dinilai kompeten dalam analisis spasial.
“Biasanya kami cuma rental PS bareng, tapi kali ini kami menantang diri ikut lomba yang menuntut inovasi nyata. Jadi dalam perjalanannya, kami belajar berkomunikasi dan mengkolaborasikan masing-masing keilmuan kami sambil memenuhi deliverable list yang diminta oleh lomba ini,” ujar Andrew.
Inovasi yang mereka ajukan berjudul “Mitigasi Bencana Siklon Tropis Akibat Climate Change pada Daerah Rote Ndao Berbasis GIS”. Proyek ini berangkat dari fenomena meningkatnya frekuensi siklon tropis di sekitar Indonesia akibat perubahan iklim global. Salah satunya adalah Siklon Seroja, yang pada tahun 2021 menyebabkan kerusakan signifikan di Indonesia, dengan total lebih dari 52.973 bangunan rusak dan kerugian hingga Rp1,356 triliun.
Infografis karya Tim RAR.GIS ITB dengan judul “Mitigasi Bencana Siklon Tropis Akibat Climate Change pada Daerah Rote Ndao Berbasis GIS”. (Dok. Tim RAR.GIS ITB)
Tim RAR.GIS memanfaatkan teknologi Geographic Information System (GIS) untuk menganalisis jalur badai dan mengidentifikasi lokasi infrastruktur vital yang rentan, seperti rumah sakit, sekolah, dan jembatan. Mereka kemudian mengklasifikasikan tingkat kerentanan wilayah di Pulau Rote ke dalam tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah, yang disajikan dalam bentuk peta spasial interaktif. Pendekatan berbasis data ini memungkinkan penyusunan strategi mitigasi yang tepat sasaran dan hemat sumber daya.
Dengan latar belakang keilmuan yang beragam, Tim RAR.GIS mampu menganalisis isu secara mendalam dan merancang solusi yang komprehensif. Inisiatif ini dinilai panelis sebagai jawaban konkret terhadap tantangan perubahan iklim dan relevan dengan subtema kompetisi, yaitu Climate Change and Disaster Mitigation.
Salah satu momen kunci keberhasilan mereka adalah saat sesi presentasi. Abraham membuka dengan teknik “hook” yang memikat perhatian juri sejak awal.
“Kami juga terus menjaga komunikasi antartim, saling menjelaskan ilmu masing-masing agar solusi kami utuh dari berbagai perspektif,” tutur Andrew.
Walau tidak didampingi dosen pembimbing, mereka aktif berdiskusi dengan mahasiswa dari jurusan Teknik Sipil dan Meteorologi untuk memperkaya sudut pandang terhadap solusi yang mereka rancang.
Dalam presentasinya, mereka juga menawarkan strategi konkret, seperti pemasangan tiang pancang pada bangunan penting, peningkatan kualitas fondasi jembatan di zona berisiko tinggi, hingga menggunakan dinding penahan tanah.
Sebagai penutup, Andrew menyampaikan pesan penuh semangat kepada mahasiswa lain untuk tidak takut mencoba hal baru.
“Coba saja nyebur ke berbagai tipe kompetisi. Nggak harus ribet soal tim, lihat saja sekitar. Kolaborasi lintas jurusan itu kunci. Inovasi terbaik sering lahir dari diskusi santai yang penuh ide,” ujar Andrew.
Keberhasilan Tim RAR.GIS menjadi bukti bahwa kolaborasi antardisiplin ilmu, pemanfaatan teknologi spasial, dan semangat eksplorasi dapat menghadirkan solusi nyata bagi tantangan masa depan Indonesia.
Reporter : Mely Anggrini (Meteorologi, 2022)