Rektor ITB Jadi Pembicara Kunci di Productivity Goes to Campus UI, Paparkan Konsep Universitas Generasi Ke-4
Oleh M. Naufal Hafizh, S.S.
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
DEPOK, itb.ac.id — Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., menjadi salah seorang pembicara kunci dalam kegiatan “Produktif & Inovatif: Productivity Goes to Campus” yang diselenggarakan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, di Balai Sidang, Universitas Indonesia, Kamis (11/12/2025).
Rektor ITB menyampaikan pandangan strategis mengenai peran perguruan tinggi dalam menghadapi dinamika ketenagakerjaan dan transformasi industri. Beliau menegaskan posisi ITB sebagai universitas generasi keempat yang tidak hanya berfokus pada pendidikan dan penelitian, tetapi juga berperan aktif sebagai katalisator perubahan transformatif bagi pembangunan nasional yang berkelanjutan.
“ITB adalah universitas generasi keempat kelas dunia yang unggul dan mandiri, berperan sebagai katalisator perubahan transformatif menuju pembangunan nasional berkelanjutan melalui integrasi pendidikan, penelitian, pelayanan masyarakat, kewirausahaan, dan inovasi multidisiplin,” ujar Prof. Tata.
Beliau menjelaskan bahwa pendekatan tersebut mendorong lahirnya solusi holistik yang menggabungkan humaniora, seni, sains, teknologi, dan bisnis untuk menjawab tantangan nyata yang dihadapi masyarakat dan industri. Menurutnya, perguruan tinggi harus mampu menjadi simpul kolaborasi antara dunia akademik, industri, dan pemerintah.
Prof. Tata juga menekankan pentingnya riset dan pendidikan yang adaptif terhadap kebutuhan industri. ITB terus mendorong pengembangan kurikulum, riset terapan, serta inovasi yang relevan agar lulusan memiliki daya saing dan kesiapan menghadapi perubahan cepat di dunia kerja.
.jpg)
Rektor ITB menyampaikan pesan, pemimpin masa depan tidak cukup hanya mencari pekerjaan, mereka harus mampu menciptakan pekerjaan, menghadirkan peluang baru, dan menjadi pengehela kemajuan bangsa.
“Pemimpin masa depan harus tumbuh sebagai pribadi yang inovatif dan mampu melihat tantangan sebagai ruang untuk mencipta, menghadirkan gagasan baru, dan membangun solusi yang relevan bagi zaman. Dunia yang bergerak cepat, keunggulan tidak lagi ditentukan oleh gelar atau jabatan, tetapi oleh kemampuan untuk terus belajar, bekerja cerdas, dan melahirkan karya inovatif," ujarnya.

Menurutnya, Indonesia membutuhkan pemimpin yang visioner dan inovatif dalam ide, produktif dalam eksekusi, berintegritas dalam tindakan, dan menghasilkan dampak nyata bagi masa depan negeri.





