Karpet Biofloat: Inovasi Mahasiswa ITB untuk Atasi Limbah Nikel di Laut Konawe

Oleh Windi Apriliani - Mahasiswa Teknologi Pascapanen, 2021

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.


Diagram alir kerja dan desain dari inovasi karpet biofloat yang dikembangkan oleh tim Marinickel Shield dalam lomba Esai Ilmiah OceanXperience 2025. (Dok. Tim Marinickel Shield)


Karpet biofloat dirancang sebagai media penyerap limbah nikel dengan memanfaatkan bahan ramah lingkungan seperti anyaman eceng gondok dan serabut kelapa yang diinokulasi mikroba penyerap logam, seperti Bacillus subtilis dan Pseudomonas putida.

BANDUNG, itb.ac.id - Empat mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) mengukir prestasi di kancah nasional. Tim Marinickel Shield yang beranggotakan Dzaky Zahy Rabbani, Kevin Aulia Aryasena, Neng Nabila Salamah, dan Zahra Anggun Sefirani (Oseanografi, 2023) meraih Juara 1 Lomba Esai Ilmiah OceanXperience 2025 pada subtema "Konservasi Kelautan" yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (BEM FPIK) IPB University, Rabu (21/5/2025).

Dalam kompetisi tersebut, tim Marinickel Shield mengusung karya berjudul “Marinickel Shield: Inovasi Karpet Biofloat untuk Konservasi Laut di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara dari Pencemaran Limbah Nikel”. Karpet biofloat dirancang sebagai media penyerap limbah nikel dengan memanfaatkan bahan ramah lingkungan seperti anyaman eceng gondok dan serabut kelapa yang diinokulasi mikroba penyerap logam, seperti Bacillus subtilis dan Pseudomonas putida. Inovasi ini juga dilengkapi dengan sensor Internet of Things (IoT) yang dapat mendeteksi tingkat kejenuhan karpet dalam menyerap logam berat. Sensor tersebut terhubung ke cloud untuk memudahkan monitoring karpet biofloat secara real-time yang kemudian data tersebut akan dikirimkan ke pengguna sehingga dapat memudahkan dalam menentukan keputusan penggantian karpet agar tetap berfungsi secara optimal.


Tim Marinickel Shield. Mereka mempresentasikan esai ilmiah final kepada panelis secara daring melalui Zoom Meeting, Minggu (18/5/2025). (Dok. Tim Marinickel Shield)


Ide inovasi karpet biofloat ini dikembangkan dari keresahan tim terhadap permasalahan pencemaran limbah nikel di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara yang telah memberikan dampak serius terhadap keseimbangan ekosistem laut serta kondisi sosial masyarakat setempat.

Hingga saat ini, sudah tersedia teknologi seperti sensor IoT untuk mendeteksi logam berat serta mikroba tertentu yang digunakan untuk mengurangi limbah logam berat di laut atau disebut dengan sistem bioremediasi. Namun, kedua teknologi tersebut umumnya masih digunakan secara terpisah dan belum pernah diintegrasikan dalam satu sistem yang saling melengkapi. Oleh karena itu, ide inovasi yang dikembangkan tim Marinickel Shield menggabungkan kedua teknologi tersebut yang secara khusus ditujukan untuk mengatasi pencemaran limbah nikel sebagai jenis pencemar yang cukup tinggi di wilayah tersebut.

Karpet biofloat ini dirancang untuk dipasang di bawah saluran atau pipa pembuangan limbah industri sehingga dapat menurunkan kandungan logam berat yang akan mengalir ke laut lepas. Sebelum digunakan, karpet ini melalui proses inokulasi mikroba di kolam biofilm untuk memastikan mikroba dapat beradaptasi dengan kondisi perairan tempat karpet tersebut akan diletakkan.

Potensi Karpet Biofloat untuk Industri

Inovasi karpet biofloat ini dinilai memiliki potensi besar untuk diterapkan di berbagai industri, khususnya di sektor pertambangan nikel. Selain difokuskan untuk limbah nikel, inovasi karpet ini berpeluang diaplikasikan terhadap jenis pencemar limbah logam berat lainnya dengan penyesuaian komponen bahan yang tepat.

Tim berharap ke depan semakin banyak inovasi berbasis teknologi yang dikembangkan untuk mendukung upaya konservasi laut di Indonesia. Bagi mereka, keberhasilan ini menjadi bukti bahwa mahasiswa mampu berkontribusi aktif dalam isu lingkungan.

“Kami berharap inovasi ini dapat diuji lebih lanjut di lapangan untuk melihat efektivitasnya secara nyata. Selain itu, kami ingin mendorong dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya konservasi laut,” tutur Kevin.

Keberhasilan ini menjadi pengingat bahwa upaya menjaga lingkungan memerlukan komitmen jangka panjang, bukan hanya dari individu atau kelompok tertentu, tetapi juga dari seluruh lapisan masyarakat. Inovasi dan riset perlu terus mendapat ruang untuk berkembang, agar mampu menjawab tantangan yang semakin kompleks di masa depan. Semangat kolaborasi, kepedulian terhadap keberlanjutan, serta kemauan untuk terus belajar menjadi kunci penting dalam mendorong terciptanya perubahan yang lebih besar dan berdampak nyata bagi kelestarian alam.

#itb berdampak #kampus berdampak #itb4impact #diktisaintek berdampak #inovasi mahasiswa #prestasi mahasiswa #prestasi nasional