'Monica' Alat Canggih Hasil Pengembangan Mahasiswa ITB, Deteksi Penyakit Cabai Solusi untuk Benih Unggul

Oleh Ahmad Fauzi - Mahasiswa Rekayasa Kehutanan, 2021

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

Chamber “Monica” untuk memonitoring keparahan penyakit cabai karya tiga mahasiswa prodi Teknik Elektro, STEI ITB. (Dok. Ganesha Indrayana Kusuma)
BANDUNG, itb.ac.id – Program Studi Teknik Elektro, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung (STEI ITB) bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro (HME) ITB menyelenggarakan pameran “Electrical Engineering Days”, di Aula Timur, ITB Kampus Ganesha, Selasa–Kamis (24–26/5/2025). Kegiatan ini memamerkan karya hasil perancangan tugas akhir mahasiswa Teknik Elektro angkatan 2021. Salah satu produk pamerannya yakni alat pendeteksi penyakit pada cabai yang diberi nama “Monica”, Monitoring of Chilli Anthracnose. Alat ini dirancang oleh kelompok 22, yakni Ibnu Tisna Yuwanda, Ganesha Indrayana Kusuma, dan Najmi Az Zahra Feryputri.

Monica merupakan sistem monitoring penyakit antraknosa pada cabai di dalam chamber tertutup. Monica diharapkan membantu pengguna mengamati pertumbuhan dan tingkat keparahan penyakit antraknosa pada cabai.

Ibnu Tisna Yuwanda mengatakan bahwa perancangan alat ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan benih cabai unggulan berkualitas tinggi yang tahan terhadap penyakit, terutama di tengah harga cabai yang kian mahal.

Tisna juga menjelaskan proses penggunaan alat tersebut sampai mendapatkan tingkat keparahan penyakitnya dari 0 sampai 9. “Cabai yang sudah dibersihkan, kemudian disuntik penyakit Anthracnose sp., lalu dimasukkan ke dalam chamber alat ini. Kita atur suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya. Setelah itu, kita lakukan monitoring. Dari hasil monitoring tersebut, kita mendapatkan data berupa gambar cabai yang disimpan ke dalam database,” ujarnya.

Tiga mahasiswa Teknik Elektro angkatan 2021 yang merancang alat pendeteksi penyakit cabai “Monica”. (Dok. Ganesha Indrayana Kusuma)
Dengan alat ini, kerusakan cabai akibat penyakit Anthracnose dapat dilihat secara real-time, baik melalui situs web maupun secara langsung. Hal ini memudahkan pengguna memilih cabai yang akan digunakan sebagai benih untuk selanjutnya dikawinkan sehingga menghasilkan benih unggul yang tahan penyakit.

Tisna menyampaikan bahwa tantangan yang dihadapi dalam merancang alat ini yakni ketika mengintegrasikan alat yang dibuat oleh tim dengan sistem yang telah ada, mengingat perancangan ini merupakan pengembangan dari penelitian yang telah ada sebelumnya. “Kita harus tahu sistem ini agar kita bisa mengintegrasikan alat yang kami buat dengan sistem yang sudah ada sebelumnya,” ujarnya.

Ia berharap alat ini dapat dikembangkan lebih lanjut agar dapat digunakan pada jenis tanaman yang lainnya seperti tomat, timun, dan lain-lain.

#inovasi mahasiswa #teknik elektro #stei #benih cabai #monica #electrical engineering days