Ajaraksa: Kolaborasi HMTL ITB dan Pandawara Edukasi Siswa SMP Bandung tentang Pengelolaan Sampah dan Kesadaran Ekologis

Oleh Syabina Er Said - Mahasiswa Teknik Dirgantara, 2020

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

BANDUNG, itb.ac.id — Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) ITB meluncurkan program edukasi lingkungan bertajuk Ajaraksa, hasil kolaborasi Agata Sangkara (mahasiswa Teknik Lingkungan ITB angkatan 2022) dan komunitas lingkungan Pandawara Group. Program ini diprakarsai oleh Alya Nadhira Surya bersama Yafie Suwardika, Ketua Angkatan Agata Sangkara. Sebagai Wakil Ketua Angkatan sekaligus Ketua Pelaksana, Alya menjalankan program ini dan berperan menjembatani kolaborasi antara HMTL ITB dan Pandawara Group dalam bentuk kegiatan yang konkret dan berkelanjutan.

Ajaraksa merupakan program yang dirancang khusus untuk menumbuhkan kesadaran ekologis dan pengelolaan sampah yang berkelanjutan bagi generasi muda, terutama siswa tingkat SMP. Kegiatan Ajaraksa yang kedua ini sukses dilaksanakan pada Selasa, 29 April 2025, di SMP Negeri 19 Bandung, sebuah sekolah berstatus Adiwiyata, dengan dukungan antusias dari pihak sekolah, guru, dan siswa kelas 7 dan 8.

Perjalanan Ajaraksa bermula dari semangat Agata Sangkara yang melihat perlunya pendekatan edukatif dalam menyikapi persoalan pengelolaan sampah di tingkat sekolah. Setelah beberapa kali mencoba menghubungi Pandawara tanpa hasil, ia akhirnya bertemu langsung dengan tim Pandawara dalam kegiatan clean-up, dan memaparkan ide Ajaraksa. Respons positif dari Pandawara membawa kolaborasi ini menjadi kenyataan.

Materi Ajaraksa disusun dengan pendekatan interaktif dan kontekstual, agar mudah dipahami siswa SMP. Empat topik utama yang diangkat dalam sesi edukasi meliputi:

1. Metode Pemilahan Sampah: Mengenalkan cara memilah sampah yang benar sesuai jenisnya;

2. Dampak Sampah Tidak Terpilah: Memberikan pemahaman tentang konsekuensi lingkungan dan sosial dari sampah yang tidak dikelola dengan benar;

3. Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle): Menjelaskan secara praktis dan membedakan makna dari masing-masing prinsip;

4. Workshop Komposting: Mengajarkan prinsip dasar dan praktik sederhana komposting, menggunakan sampah organik dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah sebagai bahan dasar.

Kegiatan berlangsung dalam suasana interaktif, termasuk sesi praktik langsung pembuatan pupuk kompos oleh siswa, serta talkshow bersama Pandawara Group yang membahas peran generasi muda dalam menjaga lingkungan.

Salah satu rancangan inovasi Ajaraksa adalah program Green Ambassador, yaitu duta lingkungan dari kalangan siswa yang akan dibina untuk menjadi motor perubahan di sekolah mereka masing-masing. Meski masih dalam tahap pengembangan, target jangka panjangnya adalah setiap sekolah memiliki Green Ambassador aktif yang mampu menggerakkan program lingkungan secara berkelanjutan.

Program ini juga menggandeng Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pendidikan Kota Bandung, sebagai bentuk sinergi antara akademisi, pemerintah, dan komunitas.

Menurut Alya Nadhira, tantangan utama dalam edukasi lingkungan adalah membentuk habit atau kebiasaan baru, terutama pada generasi muda. Oleh karena itu, Ajaraksa dirancang agar materi disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan relevan.

ā€œKami ingin menunjukkan bahwa pengelolaan sampah bisa jadi kegiatan yang asyik, nyaman, dan bermakna. Harapannya, siswa tidak hanya paham, tapi juga termotivasi untuk mengubah perilaku,ā€ ujarnya saat diwawancarai di platform Zoom, Sabtu (10/5/2025).

Dengan semangat kolaborasi dan keberlanjutan, Ajaraksa hadir sebagai bukti nyata bahwa mahasiswa ITB tidak hanya mampu menjawab isu strategis nasional, tapi juga menghadirkannya ke ruang kelas dengan solusi edukatif yang berdampak. Ke depan, program ini diharapkan dapat diperluas ke sekolah-sekolah lain di Bandung dan wilayah Indonesia lainnya.

Reporter: Syabina Er Said (Teknik Dirgantara, 2020)

#itb berdampak #kampus berdampak #itb4impac #diktisaintek berdampak #ajaraksa #hmtl itb #agata sangkara #teknik lingkungan