Mahasiswa Sains dan Teknologi Farmasi ITB Kembangkan Serum dari Ekstrak Bawang Putih, Raih Juara 3 di Pharmaland 2025

Oleh Andre Otniel Panggabean - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2022

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

Mahasiswa Sains dan Teknologi Farmasi, Damara Zahra Wibowo dan Dhea Kusuma Dewi, menerima penghargaan sebagai juara 3 dalam Lomba KTI Pharmand 2025 di Gedung Umar Bin Khatab, Universitas Islam Malang, Minggu (18/5/2025). (Dok. Damara Zahra Wibowo)
BANDUNG, itb.ac.id - Dua mahasiswa Program Studi Sains dan Teknologi Farmasi angkatan 2022, Institut Teknologi Bandung (ITB), Damara Zahra Wibowo dan Dhea Kusuma Dewi, meraih juara 3 dalam ajang Kompetisi Karya Tulis Ilmiah Pharmaland 2025 yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Malang.

Pharmaland 2025 merupakan kompetisi tahunan yang mempertemukan mahasiswa dari berbagai institusi pendidikan tinggi di Indonesia. Pada tahun ini, kompetisi mengangkat tema “Eksplorasi Potensi Bahan Alam sebagai Pengobatan Penyakit Kulit”.

Damara dan Dhea mengusung karya tulis berjudul "Inovasi Serum Topikal dari Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum) sebagai Antibakteri dan Penyeimbang Mikrobiom Kulit pada Jerawat Ringan-Sedang". Dalam karya ilmiahnya, mereka meneliti potensi tiga senyawa aktif dari bawang putih, yaitu inulin dan fruktooligosakarida (FOS) sebagai prebiotik, serta allicin sebagai antibakteri untuk menangani jerawat akibat dysbiosis atau ketidakseimbangan mikrobiota kulit.

Inspirasi pemilihan topik ini berasal dari mata kuliah "Kosmetik Bahan Alam" yang mereka tempuh semester ini, khususnya pembahasan tentang mikrobiom kulit. Ketertarikan mereka terhadap isu tersebut semakin dalam ketika mengetahui bahwa dysbiosis masih belum banyak dikenal oleh masyarakat luas.

Selama proses perlombaan, mereka menerapkan manajemen waktu untuk menyeimbangkan dengan jadwal kuliah yang padat. Beberapa kali mereka juga mengalami kebuntuan dalam pembahasan, namun berhasil mengatasinya dengan mengkaji ulang jurnal-jurnal ilmiah dan berdiskusi intensif dengan dosen pembimbing.

Menurut Damara, kunci keberhasilan mereka adalah saling percaya, saling mendoakan, dan mempersiapkan diri dengan maksimal, termasuk berlatih presentasi dalam waktu singkat. Mereka juga menekankan pentingnya memahami isi KTI secara menyeluruh dan memperhatikan aspek penilaian yang digunakan oleh juri.

Saat nama mereka diumumkan sebagai juara 3, keduanya mengaku terkejut dan sangat bersyukur. “Kami tidak berekspektasi bisa masuk top 3 setelah melihat tim lain membawa prototipe, cetak banner, dan kemasan produk. Tapi kami juga merasa sudah memberikan yang terbaik. Saat pengumuman, kami langsung berpelukan dan mengapresiasi satu sama lain,” ujar Damara.

Reporter: Andre Otniel Panggabean (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2022)

#itb berdampak #kampus berdampak #itb4impac #diktisaintek berdampak #prestasi mahasiswa #sains dan teknologi farmasi