Cerita Maria Khelli, Wisudawan S1 ITB IPK Tertinggi di Wisuda April 2025: Dari Dunia Desain ke Teknik

Oleh Angra Eni Saepa - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

Maria Khelli saat prosesi wisuda April ITB 2025 di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Sabtu (26/4/2025).

BANDUNG, itb.ac.id - Maria Khelli, mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI ITB), menjadi lulusan terbaik jenjang sarjana dengan IPK tertinggi pada Wisuda April ITB tahun 2025, yang digelar di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Jumat-Sabtu (25-26/4/2025). Khelli, lulus dari ITB dengan predikat cumlaude dan memperoleh IPK 3,94/4,00.

Tidak Jadi ke FSRD, Tetap Berprestasi di Bidang Teknik

Khelli awalnya bercita-cita masuk Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB karena prestasinya di FLS2N bidang desain poster. Namun, ia memutuskan berbelok ke dunia teknik setelah berdiskusi dengan orang tuanya. Pilihannya jatuh ke STEI ITB. Keputusan itu diambil beberapa minggu menjelang pendaftaran SBMPTN (sekarang SNBT).

Selama berkuliah, Khelli membuktikan bahwa latar belakang desain tak menghalanginya untuk bersinar di bidang teknik. Ia pernah mengharumkan nama ITB dengan menjuarai kompetisi GemasTIK tahun 2023 bidang Data Mining dan meraih runner-up di Hackathon GarudaHacks.

Maria Khelli dan dua rekannya menjuarai kompetisi Gemastik XVI tahun 2023. (Dok. Maria Khelli)

Aktif di Dalam dan Luar Kampus

Selain mencetak prestasi akademik, Mahasiswa asal Palembang ini juga aktif dalam berbagai kegiatan kampus seperti menjadi community leader bidang Data Science, mentor bootcamp sampai mentor career Data Science/ML related di Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika (HMIF). Selain itu, ia aktif mengikuti beberapa proyek di luar kampus seperti project open source dari Google Summer of Code dan SEAcrowd, magang di Garena Indonesia, Ninja Van dan tiket.com serta mengikuti exchange ke National University of Singapore (NUS).

“Bisa atau Tidak Bisa, Pokoknya Harus Bisa!”

Mengenai kunci sukses mempertahankan IPK tinggi, Khelli menekankan pentingnya disiplin dan ambisi. “Bisa atau tidak bisa, pokoknya harus bisa!” ujarnya. Ia mengaku awal masuk kuliah merasa tertinggal dibandingkan teman-temannya yang memiliki latar belakang olimpiade. “Aku datang dari dunia desain, jadi aku tahu aku harus berusaha lebih,” katanya.

Menurutnya, motivasi saja tidak cukup untuk meraih prestasi yang tinggi. Ia lebih mengandalkan kedisiplinan dan tekad yang kuat untuk terus berkembang. Hasilnya, ia dapat konsisten mempertahankan IPK dan menjuarai beberapa kompetisi.

Maria Khelli dan rekannya ketika mengenalkan Indonesia di program exchange ke NUS. (Dok. Maria Khelli)

Perjuangannya menyelesaikan skripsi juga tak kalah menantang. Ia mengerjakan skripsi selama 1,5 tahun karena sempat tertunda oleh program exchange ke luar negeri, dan kerap harus mencuri waktu saat magang untuk mencicil skripsinya. Meski begitu, dukungan dosen pembimbing membantunya menyelesaikan tugas akhir tersebut dengan baik.

Setelah lulus dari ITB, Khelli berencana melanjutkan studi S2 dan bekerja di luar negeri. Ia berpesan kepada mahasiswa ITB untuk tidak ragu memanfaatkan jejaring pertemanan dan alumni. “Jadilah orang yang selalu penasaran dan mau belajar dari siapapun. Kita tidak akan tahu peluang apa yang terbuka kalau kita tidak mulai bertanya,” ujarnya.

Reporter: Angra Eni Saepa (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)

#itb berdampak #kampus berdampak #itb4impac #diktisaintek berdampak #prestasi mahasiswa #wisudawan terbaik