International Process Metallurgy Conference (IPMC) 2025 Digelar di ITB, Hadirkan 464 Peserta dari 10 Negara
Oleh M. Naufal Hafizh, S.S.
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar International Process Metallurgy Conference (IPMC) 2025 pada Selasa (14/10/2025). Konferensi internasional dua tahunan ini berlangsung selama dua hari, 14–15 Oktober 2025, di Aula Timur ITB dan Auditorium CC Timur, mengusung tema “Advancing Sustainable Metallurgy Towards Circularity & Carbon Neutrality”.
Ketua IPMC 2025, D.Sc.(Tech.) Imam Santoso, S.T., M.Phil., menjelaskan bahwa antusiasme peserta sangat tinggi. “Kegiatan ini dihadiri lebih dari 464 partisipan dengan sebaran dari 10 negara di dunia dan 39 proceeding papers yang akan diterbitkan pada Jurnal Scopus,” ujarnya.
IPMC 2025 menjadi ruang temu bagi ilmuwan, akademisi, praktisi industri, hingga pembuat kebijakan untuk mendiskusikan berbagai riset dan inovasi terkini di bidang metalurgi proses. Forum ini menekankan pentingnya kolaborasi lintas disiplin untuk mendorong pemanfaatan sumber daya yang bertanggung jawab, praktik industri yang ramah lingkungan, serta penguatan pembangunan berkelanjutan di sektor metalurgi global.
Rektor ITB: Metalurgi Kini Jadi Bagian Penting Agenda Nasional
Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., menegaskan bahwa peran metalurgi semakin strategis dalam pengembangan industri nasional.
“Dulu, ketika saya masih menjalani pendidikan di ITB, metalurgi belum menjadi sesuatu yang populer bagi masyarakat umum. Namun, saat ini metalurgi menjadi sesuatu yang sangat booming di Indonesia terutama dalam kaitan program pemerintah dalam hilirisasi sumber daya mineral di Indonesia. Melalui acara ini, saya berharap akan ada pertukaran gagasan dan kolaborasi baru untuk masa depan yang tidak hanya memperkuat perekonomian kita, tetapi juga menjaga kelestarian alam demi generasi mendatang,” tuturnya.
Mendiktisaintek Bahas Transformasi Industri Mineral Nasional
Rangkaian acara berlanjut dengan sesi keynote yang dipandu Prof. Ir. Edy Sanwani, M.T., Ph.D., IPU, menghadirkan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Industri Mineral (BIM), Prof. Brian Yuliarto, Ph.D.
Dalam paparannya, Prof. Brian menyoroti urgensi penguatan kapabilitas nasional untuk menghadapi dinamika global di bidang metalurgi dan industri sumber daya mineral.
“Dalam membangun kapasitas nasional dan transformasi untuk menghadapi tantangan global di bidang metalurgi dan industri sumber daya yaitu dengan membangun kapabilitas berupa membangun sumber daya alam menjadi pengetahuan, produk, dan lapangan kerja yang bernilai tambah serta melindungi kedaulatan nasional serta menyelaraskan pertumbuhan ekonomi dengan tanggung jawab terhadap lingkungan. Selanjutnya adalah memanfaatkan kekayaan alam, bakat manusia, dan komitmen terhadap inovasi sebagai modal utama pembangunan juga menghadapi kesenjangan teknologi, volatilitas pasar, dan isu lingkungan sebagai tantangan utama dalam proses transformasi industri,” ujarnya.








