Astara Ganesha 2025 Ajak Masyarakat Lebih Dekat dengan Astronomi
Oleh Ahmad Daffa Aldhiya - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id - Program Studi Astronomi ITB menyelenggarakan Astara Ganesha 2025 pada 4–10 Oktober sebagai bagian dari peringatan internasional World Space Week. Kegiatan yang dipimpin oleh mahasiswa Astronomi ITB, Yuan Bintang Mydia, ini digelar untuk memperkenalkan astronomi secara lebih luas kepada masyarakat Indonesia melalui berbagai rangkaian edukatif dan interaktif.
Nama Astara Ganesha merupakan singkatan dari Astronomi Nusantara Ganesha. Yuan imenjelaskan bahwa nama ini dipilih untuk merepresentasikan tujuan utama dari kegiatan, yaitu membawa astronomi lebih dekat kepada masyarakat Indonesia, khususnya dari lingkungan kampus Ganesha sebagai identitas ITB.
“Astronomi di Indonesia masih belum banyak dikenal. Melalui Astara Ganesha, kami ingin memasyarakatkan astronomi dan membuatnya terasa lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari,” tutur Yuan.
Tahun ini, Astara Ganesha mengusung tema “Living in Space.” Tema ini selaras dengan tema besar World Space Week 2025, sekaligus membuka ruang diskusi mengenai berbagai kemungkinan kehidupan di luar angkasa di masa depan. Seminar, diskusi, dan materi edukatif disusun untuk memberikan gambaran mengenai bagaimana perkembangan riset dan teknologi memungkinkan manusia untuk menjelajahi dan mungkin suatu saat menetap di luar Bumi.
Rangkaian Astara Ganesha 2025 digelar selama dua hari, dengan menghadirkan berbagai kegiatan utama seperti seminar, pameran karya, dan planetarium. Tahun ini, salah satu inovasi yang membedakan penyelenggaraannya adalah hadirnya planetarium mini yang memungkinkan pengunjung merasakan pengalaman observasi layaknya berada di bawah kubah langit.
Planetarium berkapasitas sekitar 15 orang per sesi ini menampilkan visualisasi bintang, planet, serta penjelasan singkat mengenai berbagai objek astronomi. Selain itu, pengunjung juga dapat mengikuti pengamatan Matahari secara langsung di area luar acara.
Sebelum acara puncak, Astara Ganesha telah diramaikan oleh sejumlah kompetisi seperti lomba astrofotografi, lomba penulisan artikel, poster dan infografis bertema astronomi, serta Olimpiade Astronomi. Antusiasme peserta sangat tinggi, terlihat dari jumlah pendaftar yang mencapai lebih dari 300 orang dari berbagai daerah di Indonesia. Panitia menargetkan jumlah pengunjung pada main event mencapai lebih dari 2.000 orang dalam dua hari penyelenggaraan.
Dalam penyelenggaraannya, Astara Ganesha berkolaborasi dengan berbagai komunitas astronomi di Indonesia seperti Astrada, Langit Selatan, Observatorium Bosscha, Ditara, dan IAC. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperluas jangkauan edukasi astronomi ke berbagai lapisan masyarakat tanpa batasan usia. “Astara Ganesha terbuka untuk semua umur. Kami ingin semua orang merasakan pengalaman belajar astronomi, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa,” jelas Yuan Bintang Mydia.
Yuan juga menegaskan bahwa dampak yang ingin dicapai tidak hanya berhenti pada suksesnya kegiatan, tetapi juga pada meningkatnya minat dan kesadaran masyarakat akan pentingnya astronomi dalam kehidupan. “Astronomi selalu ada dalam kehidupan kita. Orang melihat bulan, bintang, matahari setiap hari. Tapi sedikit yang memahami apa di baliknya. Kami ingin astronomi menjadi lebih normal di masyarakat,” tutupnya.








