Dari Transportasi Umum ke Panggung Dunia: MIL Point Juarai UNESCO Youth Hackathon 2025

Oleh Chysara Rabani - Mahasiswa Teknik Pertambangan, 2022

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

Tim menerima penghargaan dari Assistant Director-General for Communication and Information UNESCO, Tawfik Jelassi di Kolombia. (Dari kiri: Wynneth - Jesseline - Tawfik - Vinnidhiaty - Jonathan)

BANDUNG, itb.ac.id - Prestasi gemilang di panggung internasional kembali diukir oleh mahasiswa Indonesia. Tim kolaborasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Telkom dinobatkan sebagai salah satu pemenang global dalam ajang bergengsi UNESCO Youth Hackathon 2025.

Inovasi mereka, "MIL Point," sebuah kampanye literasi media berbasis aplikasi dan game, sukses menyisihkan 1.286 proposal lain dari 138 negara. Tim Indonesia menjadi satu dari empat pemenang utama, bersanding dengan tim dari Argentina, Kamerun, dan Vietnam, dengan tema "Minds Over AI".

MIL Point: Solusi Edukatif Lawan Misinformasi

MIL Point.

MIL Point dirancang sebagai solusi kreatif untuk melawan misinformasi yang merajalela. Proyek ini memiliki dua pilar utama, yakni offline dan online. Secara offline, tim ini menghadirkan mobile campaign box (MIL Box) di ruang publik untuk mengedukasi masyarakat secara langsung.

"Di dalam MIL Box, pengunjung bisa menguji kemampuan mereka membedakan hoaks, membaca verifikasi fakta, dan didorong menyebarkan informasi yang benar," ujar Project Lead MIL Point, Wynneth Artdelyn Jees (Desain Interior ITB 2022).

Aktivitas offline ini terhubung dengan aplikasi seluler "MIL Point" yang memiliki empat fitur, yaitu Verified News Feed (berita kredibel), Prebunk Games (latih periksa fakta), Debate Point (diskusi terbuka), dan sistem penghargaan untuk menjaga keterlibatan pengguna.

“Dengan menggabungkan kegiatan offline interaktif dan pembelajaran digital, MIL Point bertujuan menciptakan ekosistem yang menyenangkan dan mendorong pola pikir kritis serta perilaku bermedia yang bertanggung jawab,” kata Wynneth.

Gagasan yang Lahir dari Transportasi Umum

Di balik proyek yang kompleks ini, terdapat proses hackathon intensif selama dua minggu yang mencakup riset, brainstorming, hingga pembuatan prototipe. Ide awalnya justru muncul dari pengamatan sederhana di kehidupan sehari-hari.

“Ide ini muncul ketika saya sedang menggunakan transportasi umum,” ungkap Vinnidhiaty Gradelyn Jees (Desain Komunikasi Visual ITB, 2018). “Saya melihat banyak orang sibuk menonton video viral atau membaca berita, namun mungkin tanpa sadar turut menyebarkan misinformasi. Dari situ saya berpikir, bagaimana caranya agar kita bisa menyebarkan informasi yang benar kepada masyarakat lebih cepat daripada penyebaran hoaks.”

Melawan Ragu Menuju Panggung Dunia

Perjalanan tim ini tidaklah instan. Tantangan terbesar justru datang dari dalam diri mereka sendiri, yakni rasa ragu untuk bersaing di panggung global.

“Ada rasa tidak percaya seperti, ‘bagaimana mungkin kami bisa bersaing dengan ribuan peserta dari ratusan negara dan bahkan berangkat mewakili Indonesia?’ Rasa itu cukup berat untuk dilawan. Tapi kami belajar untuk tidak membatasi diri,” ujar Vinnidhiaty Gradelyn Jees.

Mereka juga menghadapi tantangan untuk merancang ide yang mampu menjawab masalah global yang kompleks, namun tetap dapat dieksekusi secara sederhana dan efisien. Bagi tim, pencapaian ini adalah bukti pentingnya kolaborasi lintas disiplin.

Pengakuan Global dan Langkah Selanjutnya

Pemberian penghargaan diselenggarakan di Cartagena de Indias, Kolombia, sebagai bagian dari Global Media and Information Literacy (MIL) Week 2025. Perwakilan tim yang hadir di Kolombia adalah Wynneth Artdelyn Jees (Desain Interior 2022), Jesseline Carolee Sabas (Desain Interior 2022), Vinnidhiaty Gradelyn Jees (Desain Komunikasi Visual 2018), dan Jonathan Emmanuel Saragih (Teknik Informatika 2022).

Mereka mempresentasikan proyek MIL Point sebelum menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Tawfik Jelassi, Asisten Direktur Jenderal UNESCO untuk Komunikasi dan Informasi.

Setelah kompetisi, proyek ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Radyalabs dan Paragon, yang memberikan bimbingan teknis. MIL Point Box pertama ditargetkan meluncur sebelum akhir tahun 2025 di Jakarta dan Bandung.

Tim lengkap MIL Point juga mencakup anggota yang turut berkontribusi, yaitu Guntur Oktavianto Nugroho (Sistem dan Teknologi Informasi ITB 2022) dan Bagas Putra Kalih (Mahasiswa Universitas Telkom 2022).

Formasi lengkap Tim MIL Point.

Pesan untuk Generasi Muda: "Habiskan Jatah Gagalmu"

Tim MIL Point menekankan bahwa kemenangan mereka lahir dari kombinasi kreativitas, pemahaman masalah yang mendalam, dan pemanfaatan teknologi yang bijak. Mereka juga membagikan pesan untuk mahasiswa lain yang ingin berprestasi.

“Jangan takut gagal. Kami pun pernah kalah berkali-kali sebelum akhirnya sampai di titik ini. Setiap kegagalan bukan akhir, melainkan bagian dari perjalanan menuju sukses. Habiskan jatah gagalmu selagi muda, karena setiap langkah jatuh akan membuatmu lebih siap ketika kesempatan besar datang,” ujar Jonathan.

Mereka mengaku tidak ada yang tidak mungkin. Suatu saat, kerja keras akan mendapatkan pengakuan, bahkan mungkin dari dunia internasional. Teruslah berusaha, tetap rendah hati, dan jangan pernah ragu untuk belajar dari siapa pun.

Selamat kepada Tim MIL Point! Semoga prestasi ini menjadi inspirasi bagi seluruh mahasiswa Indonesia untuk terus berinovasi dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat global.

Reporter: Chysara Rabani (Teknik Pertambangan, 2022)

#prestasi mahasiswa #prestasi internasional #sdg 4 #quality education #sdg 5 #gender equality #sdg 9 #industry innovation and infrastructure #sdg 10 #reduced inequalities #sdg 16 #peace justice and strong institutions #sdg 17 #partnerships for the goals