DPMK dan P-P2Par ITB Inisiasi Pengembangan Desa Geowisata Usaha Jaya (Kafopojey) di Kawasan Misool, Raja Ampat

Oleh Tim P-P2Par ITB -

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

RAJA AMPAT, itb.ac.id - Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat dan Layanan Kepakaran (DPMK) Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan (P-P2Par) ITB pada tahun 2025 melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di kawasan Kepulauan Raja Ampat.

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan ITB pada tahun sebelumnya dalam rangka mendukung pengembangan kepariwisataan di Kawasan Raja Ampat. Acara ini menjadi bagian dari dukungan nyata ITB dalam pengembangan kepariwisataan Kawasan Raja Ampat sebagai salah satu destinasi pariwisata prioritas nasional dan juga Geopark.

Sebagai lembaga akademik yang memiliki sumber daya keilmuan terkait perencanaan dan pengembangan kepariwisataan dan juga geologi, ITB bertanggung jawab untuk turut serta mengimplementasikan keilmuan tersebut agar dapat memberikan manfaat nyata terhadap masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) dan daerah Indonesia bagian timur.

Pada tahun ini, kegiatan yang dilakukan ITB di Kawasan Raja Ampat, yakni mengoptimalkan pengembangan potensi kawasan Raja Ampat sebagai Geopark sekaligus destinasi pariwisata prioritas nasional. Status Raja Ampat sebagai Unesco Global Geopark harus dapat memberikan manfaat nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Makna pemberian status UGG terhadap Raja Ampat tidak hanya bertujuan melaksanakan perlindungan terhadap keanegaragaman geologi, hayati, dan budaya yang ada di kawasan tersebut. Lebih jauh, hal ini harus memberikan manfaat nyata untuk masyarakat lokal. ITB pun menginisiasi pengembangan desa geowisata berbasis masyarakat di desa yang berada di Kawasan Geopark Raja Ampat.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan potensi pariwisata di desa sekaligus mendorong terciptanya sebaran nilai ekonomi pariwisata kepada masyarakat lokal.

Kegiatan dilakukan selama tahun 2025. Pada pada kurun waktu 16-25 September 2025, tim melaksanakan kunjungan lapangan ke Desa Usaha Jaya untuk melaksanakan koordinasi dan sosialisasi program terhadap masyarakat.

Desa yang terpilih sebagai pilot prejek pengembangan desa geowisata pada tahun 2025 ini adalah Desa Usaha Jaya atau dikenal pula pada masa lalu sebagai Desa Kafopojey, Distrik Misool Timur. Ada beberapa kriteria yang dibangun oleh tim sehingga pemilihan desa mengerucut pada Desa Usaha Jaya, yaitu:

1. Merupakan salah satu desa yang berada di dalam Geopark Raja Ampat;

2. Memiliki daya tarik wisata yang berjumlah banyak dan telah masuk di dalam bagian dari geosite Geopark Raja Ampat;

3. Secara geologi memiliki keunikan, kekhasan dan nilai yang tidak dimiliki oleh desa-desa lain di kawasan Geopark Raja Ampat. Keunikan ini di antaranya adanya keterkaitan antara budaya manusia prasejarah (lukisan tapak tangan) dengan fenomena geologi kawasan, bentuk bentang alam serta titik menyelam yang sangat banyak;

4. Sejak tahun 2015 telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Raja Ampat sebagai salah satu Kampung Wisata Kabupaten Raja Ampat;

5. Adanya proses komunikasi yang responsif dari Pemerintah Desa Usaha Jaya dalam hal ini Kepala Kampung dan juga Sekretaris Desa untuk menerima kegiatan yang digagas oleh ITB. Komunikasi yang dibangun tim ITB dengan Pemerintah desa disambut dengan baik dan mendapatkan dukungan;

6. Adanya cikal bakal pengelola desa wisata yang saat ini berbentuk Kelompok Sadar Lingkungan.

Pelaksanaan kegiatan ini diketuai oleh Dr. Eng. Mirzam Abdurrachman, M.T. sebagai ahli geologi, dengan anggota tim Abadi Raksapati, M.Sc., sebagai ahli manajemen destinasi pariwisata; Yani Adriani, M.P.Par., ahli perencanaan kepariwisataan; Syafira Ayudarechta T, A.Ant., ahli antropologi, dan Josephine Puspitasari, S.T. ahli geologi.

Adapun kegiatan survei lapangan pada tanggal 16-25 September 2025 dilakukan oleh Abadi Raksapati, Syafira Ayudarechta T, dan Josephine Puspitasari.

Dalam tahap awal kegiatan yang dilakukan oleh tim ITB, antara lain:

1. Melakukan survei lapangan untuk memetakan potensi daya tarik wisata yang ada di kawasan Desa Usaha Jaya. Pemetaan dilakukan dengan menyisir pulau-pulau karst yang ada di kawasan tersebut untuk melihat keunikan dan kekhasan masing-masing pulau.

Pada kesempatan ini, tim yang dipandu masyarakat lokal menemukan 25 daya tarik dan potensi daya tarik wisata yang ada di Desa Usaha Jaya yang terdiri atas gua, danau ubur-ubur, titik-titik gambar tangan manusia prasejarah, bekas benteng, bentang alam unik, serta jalur-jalur trekking yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata edukatif bernilai tinggi.

2. Melakukan pertemuan dengan perangkat desa, yakni Kepala Desa (kampung) dan jajarannya untuk melihat potensi pengembangan pariwisata ke depan dan mendapatkan dukungan moril maupun kebijakan dari desa. Dalam pertemuan ini, tim ITB mendapatkan dukungan pelaksanaan pengembangan desa geowisata di Desa Usaha Jaya.

3. Melakukan wawancara dengan beberapa narasumber di Desa usaha Jaya untuk menggali berbagai potensi dan permasalahan dalam pengembangan pariwisata di Desa Usaha Jaya. Hal ini penting untuk menemukan kendala yang dihadapi masyarakat sehingga dapat dicarikan solusinya bersama.

4. Sosialisasi kepada kelompok masyarakat yang selama ini melaksanakan kegiatan lingkungan dan bersentuhan langsung dengan program pariwisata di tingkat desa, yaitu Kelompok Sadar Lingkungan (Pokdarling) Desa Usaha Jaya. Sosialisasi ini mendorong terjadinya tranformasi kegiatan Pokdarling yang terfokus pada lingkungan agar dapat menyentuh berbagai program pariwisata yang dapat meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat.


Kegitan sosialisasi dilaksanakan di Balai Pertemuan Desa Usaha Jaya pada Senin (23/9/2025). Pertemuan dihadiri Bapak Kepala Kampung, Sekretaris Desa, serta kelompok Sadar Lingngkungan Desa Usaha Jaya yang berjumlah 30 orang. Dalam pertemuan ini, tim ITB memaparkan maksud dan tujuan kegiatan serta hasil pemetaan awal terhadap potensi pariwisata di Desa Usaha Jaya. Selain itu, tim mengajak peserta bersama-sama mengembangkan pariwisata di Desa usaha Jaya agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Diingatkan pula oleh tim ITB bahwa dalam membangun pariwisata perlu kerja keras, kesolidan tim, serta kesabaran. Pariwisata merupakan kegiatan yang perlu waktu untuk berkembang sehingga nilai ekonominya mungkin tidak dirasakan dalam waktu dekat, namun jika sudah berjalan, akan memberikan nilai ekonomi yang berkelanjutan.

Tim ITB juga memberikan amanat kepada peserta yang hadir untuk segera membangun kelompok pengelola desa wisata agar ada yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program desa geowisata ke depan. Selain itu, koordinasi tim ITB dengan pengurus Desa Geowisata Usaha Jaya dapat dilakukan dengan lebih mudah dan optimal.

5. Melakukan studi perbandingan pengelolaan daya tarik wisata ke desa-desa sekitar Desa Usaha Jaya untuk melihat kelebihan dan kekurangan pengelolaan di tempat tersebut agar dapat menjadi pmebelajaran pengembangan model pengelolaan daya tarik wisata yang ideal yang dapat dikembangkan di Desa Usaha Jaya. Upaya studi perbandingan ini di lakukan ke Desa Yellu dan juga Desa Harapan Jaya.

Pengembangan Desa Geowisata Usaha Jaya ini diharapkan agar lokasi tersebut menjadi Desa Geowisata yang mampu menyejahterakan masyarakat lokal serta menjadi Desa Geowisata percontohan dan terbaik di Indonesia.

#itb berdampak #kampus berdampak #itb4impact #diktisaintek berdampak #pengabdian masyarakat #dpmk itb #pp2par itb #sdg 8 #decent work and economic growth #sdg 11 #sustainable cities and communities #sdg 15 #life on land #sdg 17 #partnerships for the goals