DREAM ITB Gelar Pelatihan Penerjemahan: Kupas Tuntas Kolaborasi Ideal antara AI dan Manusia
Oleh Yafi Amri - Mahasiswa Meteorologi, 2021
Editor Yafi Amri
Suasana pelatihan penerjemahan bertema “AI sebagai Alat Ideal bagi Penerjemah” yang diikuti oleh tim English Editor DREAM ITB, Sabtu (3/5/2025) di Gedung Rektorat ITB dengan pembicara Eka Herdiana Susanto. (Foto: Dokumentasi Pribadi)
BANDUNG, itb.ac.id – Tim English Editor DREAM ITB mengikuti pelatihan dengan judul “AI sebagai Alat Ideal Penerjemah” yang digelar pada Sabtu (3/5/2025), bertempat di Ruang Rapat Lantai 5 Gedung Rektorat ITB. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Direktorat Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB sebagai bagian dari upaya pengembangan kapasitas tim dalam menerjemahkan artikel-artikel kampus agar informasi institusi dapat diakses lebih luas oleh audiens global melalui laman resmi ITB.
Pelatihan menghadirkan Eka Herdiana Susanto, seorang penulis dan penerjemah profesional, sebagai pembicara, dengan Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika, 2021) sebagai moderator. Para peserta merupakan mahasiswa dari berbagai program studi yang tergabung dalam tim English Editor DREAM ITB.
Dalam sesi materi, Eka membahas bagaimana Artificial Intelligence (AI) semakin berperan dalam industri penerjemahan. Ia menekankan bahwa meskipun AI mampu mempercepat proses kerja, peran manusia tetap tidak tergantikan dalam menjaga makna, konteks, dan kesesuaian budaya dalam terjemahan.
“AI hanyalah alat, bukan untuk menggantikan penerjemah. Manusia tetap dibutuhkan sebagai penghubung makna sesuai budaya karena manusia mampu memahami konteks dan memberikan nuansa yang tepat,” ujarnya.
Melalui materi yang ia sampaikan, peserta diajak memahami posisi strategis AI sebagai alat bantu yang dapat digunakan secara efisien, tetapi tetap membutuhkan peran manusia untuk memastikan akurasi dan kesesuaian makna. Salah satu poin penting yang disampaikan adalah konsep post-editing, yaitu proses penyuntingan hasil terjemahan mesin oleh manusia agar hasil akhirnya tetap relevan dan tepat sasaran.
Eka juga menguraikan keunggulan AI dalam memproses teks secara cepat dan efisien, disertai dengan catatan penting terkait keterbatasannya dalam menangani ekspresi idiomatik, nuansa emosional, serta sensitivitas terhadap budaya. Sesi diskusi dan tanya jawab pun berlangsung aktif, mencerminkan ketertarikan peserta terhadap integrasi teknologi dalam dinamika dunia penerjemahan masa kini.
Salah satu peserta, Mikayla (Manajemen, 2027), menyampaikan pandangannya bahwa pelatihan ini sangat membuka wawasannya, terutama terkait penggunaan AI.
“Saya banyak belajar hari ini. Walaupun saya jarang menggunakan AI, terutama untuk menulis, ternyata penggunaannya bisa membantu. Tapi tetap saja, AI tidak bisa menggantikan penerjemah manusia, karena banyak konteks budaya yang tidak bisa dipahami mesin saat menerjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lain. Kita perlu benar-benar memahami konteksnya agar bisa menyampaikan makna yang tepat,” jelasnya.
Pelatihan ini sekaligus memperkuat kontribusi tim English Editor DREAM ITB dalam menghasilkan terjemahan artikel kampus yang akurat, bernuansa, dan mampu menjangkau pembaca dari berbagai latar budaya dan bahasa.
Reporter: Yafi Amri (Meteorologi, 2021)







