Dua Mahasiswi ITB Juara 2 Lomba Broadcasting Radio Unpad 2025
Oleh Raja Parmonang Manurung - Mahasiswa Teknik Pertambangan, 2021
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id – Dua mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB) dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH), Theresia Sinaga dan Queenie Angelica Juwanda, meraih Juara 2 Lomba Broadcasting Radio 2025 yang diselenggarakan Radio Universitas Padjadjaran (Unpad), Sabtu (24/5/2025) di Bale Swala, Rektorat Unpad, Jatinangor.
Pada babak penyisihan, Theresia dan Queenie membawakan tema “Dapatkah Radio Bertahan Hanya dengan AI?”. Keduanya menyoroti keterbatasan kecerdasan buatan (AI) dalam menggantikan peran manusia.
“Kami ingin menyampaikan bahwa meskipun AI sangat canggih, masih terdapat banyak keterbatasan yang hanya bisa diisi oleh manusia,” tutur Theresia.
“AI belum mampu memberikan sentuhan emosional atau perhatian personal kepada pendengar siaran,” tambah Queenie.
Sementara itu, pada babak final, keduanya mengangkat tema “Kepercayaan Publik terhadap Produk Jurnalisme Garapan AI”. Dalam penyampaian siaran, mereka berhasil memenuhi tantangan dengan menyisipkan kata acak, seperti toko, film, dan mancing, tanpa mengurangi alur pesan utama.
“Kami berharap masyarakat mampu memilah dan memilih informasi yang benar serta tidak mudah terjebak pada hoaks,” kata Theresia.

Keberhasilan ini tidak lepas dari kerja keras dan ketekunan. Walaupun keduanya berasal dari program studi yang tidak memiliki latar belakang komunikasi maupun broadcasting, hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya. Persiapan intensif dilakukan, termasuk mengulang perekaman video penyisihan karena belum puas dengan hasil awal.
“Awalnya, kami sudah sempat membuat video untuk babak penyisihan, tetapi kami kurang puas walaupun video tersebut sudah terlanjur memasuki proses editing. Dengan demikian, kami memutuskan untuk mengambil video ulang,” tutur Queenie.
Latihan juga tetap dilakukan di tengah padatnya aktivitas perkuliahan. “Di babak final, kami baru bisa berlatih bersama pada malam hari H-1 lomba. Kami latihan hingga larut malam, melatih teknik siaran, seperti teknik giggling dan belajar dari kekurangan di babak penyisihan,” ujar Theresia.
Meski awalnya sempat tidak percaya diri karena bersaing dengan mahasiswa jurusan komunikasi, namun dengan keyakinan dan dukungan satu sama lain mereka mampu menorehkan prestasi di luar bidang keilmuannya.
“Di tengah keraguan itu, aku tetap percaya sama diriku. Aku dan Queenie pun saling menyemangati dan mendoakan satu sama lainnya,” ucap Theresia.
Theresia dan Queenie berharap pengalaman ini dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk berani mencoba hal baru.
“Aku berharap juga teman-teman dapat berani tampil, bersaing, dan berkembang di bidang yang kalian minati,” tutup Queenie.






