Gagas Pemanfaatan Rare Earth Element Berkelanjutan, Tim Mahasiswa ITB Raih Prestasi di Lomba Poster Ilmiah Minerba Convex 2025
Oleh Muhammad Hanif Darmawan - Mahasiswa Teknik Pertambangan, 2021
Editor Anggun Nindita
M Mariota Bayangkara dan Santa Rina Br Sembiring Milala menerima hadiah Juara II Lomba Poster ilmiah pada acara Minerba Convex 2025 di Jakarta International Convention Centre (16/10/2025) (Dok. Panitia)
BANDUNG, itb.ac.id – Tim mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung meraih Juara 2 dalam Lomba Poster Ilmiah pada ajang Minerba Convex 2025 yang berlangsung di Jakarta International Convention Centre, Kamis (16/10/2025). Kompetisi ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Tim ITB terdiri atas dua mahasiswa Teknik Pertambangan, yakni Santa Rina Br Sembiring Milala dan Muhammad Mariota Bayangkara. Mereka mengusung poster berjudul “Strategi Pemanfaatan Rare Earth Element (REE) dan Technospheric Mining untuk Mendukung Teknologi Transisi Energi Berkelanjutan.”
Melalui poster tersebut, mereka menawarkan strategi optimalisasi pemanfaatan logam tanah jarang (LTJ) sebagai material penting dalam pengembangan teknologi energi hijau. Inovasi yang diangkat ialah penerapan metode technospheric mining, yakni teknik penambangan yang memanfaatkan kembali material sisa seperti tailing atau landfill yang telah ada.
“Topik ini kami angkat karena muncul banyak kekhawatiran mengenai dampak lingkungan dari kegiatan penambangan,” ujar Santa Rina. “Kami ingin menunjukkan bahwa sektor pertambangan tetap dapat berperan penting dalam mendukung transisi energi hijau sekaligus meminimalkan dampak lingkungannya,” tambahnya.
Pemilihan topik tersebut sekaligus menjadi upaya menjawab stigma bahwa sektor pertambangan akan tertinggal di tengah perkembangan isu energi bersih. Tim ini menegaskan bahwa pertambangan justru memiliki potensi besar untuk tetap relevan dan berkontribusi dalam era energi berkelanjutan.
“Melalui tema ini, kami ingin menunjukkan bahwa pertambangan masih menjadi sektor fundamental yang mendukung terciptanya industri-industri baru yang justru akan mensubstitusi industri pertambangan itu sendiri,” jelas Mario.
Pendekatan technospheric mining yang mereka tawarkan juga dinilai dapat menjadi solusi lingkungan, karena memungkinkan kegiatan penambangan dilakukan tanpa pembukaan lahan baru dengan memanfaatkan waste dump yang sudah tersedia.

Poster ilmiah tim Muhammad Mariota Bayangkara dan Santa Rina Br Sembiring Milala (16/10/2025) (Dok. Tim)
Dalam kompetisi yang diikuti berbagai universitas ternama, termasuk UI dan UGM, mereka meyakini keunggulan poster mereka terletak pada kebaruan topik dan penguasaan teknis. “Kami membawakan topik yang belum pernah diterapkan di Indonesia, namun telah terbukti berhasil di beberapa negara. Metode ini juga masih relatif asing bagi masyarakat luas,” ujar Mario.
Atas capaian tersebut, mereka menyampaikan apresiasi kepada dosen pembimbingnya, Dr.mont. Ir. Andy Yahya Al Hakim, S.T., M.T. “Beliau banyak memberikan masukan, baik terkait konten maupun penyusunan poster. Beliau juga selalu memberikan semangat, dukungan moral, dan meluangkan waktu untuk mengecek perkembangan pekerjaan kami,” ungkap Mario.
Menutup ceritanya, Mario turut memberikan pesan kepada mahasiswa lain untuk tidak ragu mencoba tantangan baru. “Semoga semakin banyak mahasiswa yang berani mengambil kesempatan mengikuti kompetisi. Fase tersulit adalah memulai, jadi cobalah, dan hadapilah,” tutupnya.






