ITB dan Koloni BSF Indonesia Gencarkan Kemandirian Pengelolaan Sampah Organik Mandiri di Bali
Oleh Stefany Septiawati Nababan - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
Kegiatan pelatihan diikuti 20 peserta, terdiri atas 15 masyarakat adat dan 5 pengurus Desa Bitera. Materi yang diberikan meliputi teori dasar tentang siklus hidup lalat tentara hitam, teknik budidaya larva atau maggot, serta pemanfaatan hasil biokonversi seperti maggot basah, tepung maggot, minyak maggot, dan kasgot (pupuk organik). Peserta juga mendapatkan pengalaman langsung melalui praktik lapangan, mulai dari pemilahan sampah hingga pengelolaan kandang maggot.
Kegiatan ini menghadirkan Adi Akhmad Abdillah, praktisi berpengalaman dalam budidaya BSF dan pengolahan sampah organik, yang sukses menerapkan pendekatan tersebut di berbagai komunitas. Beliau mewakili Komunitas Koloni BSF Indonesia dan memandu praktik lapangan bersama warga. Adapun, tim pengabdian ITB yang dipimpin oleh Ade Engkus Kusnadi, S.Pd., M.Pd. turut melibatkan sejumlah dosen dari berbagai latar belakang keahlian, yaitu Dr. Mulyaningrum, S.Hut., M.Si., Dr. Sutiadi Rahmansyah, S.S., M.Hum., dan Dr. Ridwan Fauzi, S.Pd., M.H., serta dua asisten mahasiswa, Stefany Septiawati Nababan dan Valtya Farah Regina Mandaliko. Mereka bersama-sama merancang pendekatan edukatif dan aplikatif yang sesuai dengan kondisi lokal, membangun demonstration plot (demplot) sebagai contoh nyata budidaya BSF, dan mendampingi masyarakat dalam proses awal implementasi di lapangan.

“Kami ingin membekali masyarakat dengan keterampilan yang aplikatif dan berkelanjutan. Dengan mengenal budidaya BSF, masyarakat tidak hanya bisa mengelola sampah organik dengan lebih baik, tetapi juga memperoleh manfaat ekonomi dari hasil budidayanya,” ujar Ade Engkus Kusnadi, S.Pd., M.Pd., selaku ketua tim pengabdian.
Kepala Kelurahan Bitera, I Kadek Karyana, S.E. menyambut baik kegiatan Pengabdian Masyarakat tim ITB ini, yang selaras dengan program pemerintahan Provinsi Bali, khususnya di Kabupaten Gianyar terkait akselerasi penanganan sampah, khususnya sampah organik.
Ir. Nyoman Sumantra, M.T., Kepala Bandesa Desa Adat Bitera berharap melalui program ini wawasan peserta terkait penanganan sampah meningkat dan menambah nilai ekonomi dari magot.

Kegiatan ini turut mendukung berbagai kebijakan nasional dan daerah, seperti Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Peraturan Gubernur Bali No. 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber, serta sejalan dengan visi Gianyar BAGUS (Bersih, Aman, Giat, Berbudaya, dan Sejahtera). Pendekatan kolaboratif antara perguruan tinggi, komunitas praktisi, dan masyarakat desa ini diharapkan dapat menciptakan sistem pengelolaan sampah organik yang mandiri dan berkelanjutan bagi warga Desa Bitera.








