ITB Perkuat Kiprah Global melalui Partisipasi dalam 14th UTM University Presidents Forum 2025 di Malaysia
Oleh --- -
Editor Anggun Nindita
(Dok. WRAM ITB Prof. Dr. Irwan Meilano, S.T., M.Sc.)
BANDUNG, itb.ac.id - Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung (WRAM ITB), Prof. Dr. Irwan Meilano, S.T., M.Sc., menjadi salah satu panelis dalam 14th UTM University Presidents Forum 2025 yang diselenggarakan pada 7–8 Oktober 2025 di Universiti Teknologi Malaysia (UTM). Agenda ini menunjukkan komitmen ITB dalam memperkuat jejaring dan kolaborasi internasional.
Forum ini mempertemukan para pimpinan universitas dari berbagai negara untuk berdiskusi dan berbagi praktik terbaik dalam pengembangan pendidikan tinggi global. Partisipasi ITB dalam forum tersebut menegaskan peran aktif institusi ini dalam memimpin dialog mengenai masa depan pendidikan tinggi yang inovatif dan transformatif.
Dalam sesi panel, WRAM ITB menyoroti pentingnya identitas autentik sebagai kunci daya saing di era global. Menurutnya, kekuatan ITB tidak hanya terletak pada banyaknya program akademik, tetapi pada kombinasi unik antara keunggulan akademik, akar budaya Indonesia, dan misi nasional.
"Integrasi antara sains, teknologi, seni, dan budaya, ditambah dengan posisi ITB di Kota Bandung yang dikenal sebagai kota kreatif, menciptakan ruang kolaborasi transdisipliner yang khas—sebuah tempat di mana pengetahuan bertemu dengan imajinasi budaya," ujarnya.
Menanggapi perkembangan teknologi global, ITB juga berbagi bagaimana Kecerdasan Artifisial (AI) diintegrasikan untuk memperkuat pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
AI diterapkan dalam kurikulum inti untuk membangun kecakapan digital dan etika, mendorong penelitian transdisipliner dalam menjawab tantangan nasional seperti mitigasi bencana, serta mendukung pembelajaran yang lebih personal bagi mahasiswa.
“Visi ITB adalah menggunakan AI untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan, bukan menggantikannya,” paparnya.

Forum tersebut juga menjadi kesempatan bagi ITB untuk menegaskan kembali filosofi internasionalisasi berbasis hasil belajar mahasiswa. Pendekatan ini menekankan transformasi nyata melalui kurikulum terintegrasi, metode pembelajaran berpusat pada mahasiswa (Learner-Centered Education), proyek capstone multidisiplin dengan mitra global, serta berbagai program gelar ganda.
Melalui pendekatan ini, ITB berupaya memastikan setiap mahasiswa—baik yang mengikuti mobilitas internasional maupun tidak—tetap memperoleh kecerdasan global dan keterampilan kolaboratif yang relevan dengan tuntutan masa depan.
Menjawab paradigma baru persaingan global, ITB mengusung konsep “Universitas Berjejaring” (Networked University). Model ini mendorong kolaborasi berbasis misi bersama, di mana universitas saling berbagi sumber daya, keahlian, dan talenta untuk menciptakan dampak yang lebih luas. Semangat berbagi pengetahuan secara terbuka dan membangun aliansi strategis dianggap sebagai bentuk daya saing baru yang lebih berkelanjutan dan bermakna di dunia pendidikan tinggi.
Partisipasi ITB dalam forum ini tidak hanya meningkatkan visibilitas global lembaga, tetapi juga mempertegas kontribusi aktif Indonesia dalam membentuk masa depan pendidikan tinggi dunia yang inklusif, kolaboratif, dan berdampak.







