Kementerian Kesehatan Gandeng SITH ITB dalam Workshop Bioinformatika, Perkuat Surveilans TB Nasional Melalui Analisis Data Genom
Oleh - - -
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
JAKARTA, itb.ac.id – Dalam upaya memperkuat kapasitas nasional di bidang genomik kesehatan, Balai Besar Biomedis dan Genomika Kesehatan (BB Binomika), di bawah Ditjen Kesehatan Lanjutan Kementerian Kesehatan RI, menyelenggarakan Workshop Pemrograman Bioinformatika untuk Analisis Data Whole Genome Sequencing (WGS) Tuberkulosis (TB). Workshop intensif selama tiga hari ini merupakan bagian integral dari Program Biomedical & Genome Science Initiative (BGSI) Hub Penyakit Infeksi yang digelar pada tanggal 10-12 November 2025 di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Kegiatan ini menandai kolaborasi strategis antara Kementerian Kesehatan dengan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB), yang bertindak sebagai mitra narasumber dan fasilitator teknis. Peran SITH ITB dinilai krusial dalam mendampingi para peserta menganalisis big data yang dihasilkan dari teknologi Whole Genome Sequencing (WGS).
Menguatkan Analisis Data untuk Jawab Tantangan Kesehatan
Program BGSI memanfaatkan teknologi sekuensing generasi mendatang (Next-Generation Sequencing atau NGS) untuk mengumpulkan data genomik guna mendukung diagnosis dan penanganan penyakit yang lebih tepat, termasuk Tuberkulosis. Sejak 2024, kegiatan surveilans TB menggunakan WGS telah dilakukan, melibatkan tiga laboratorium utama: RSPI Soelianti Saroso, RSUP Persahabatan, dan Balai Besar Laboratorium Biologi Kesehatan. Hingga saat ini, telah terkumpul data WGS yang signifikan dari platform Illumina dan ONT, yang memerlukan analisis bioinformatika mendalam untuk dapat diubah menjadi rekomendasi kebijakan yang actionable.
“Data genomik yang kami kumpulkan adalah aset yang sangat berharga. Namun, nilai sebenarnya terletak pada kemampuan kita untuk menganalisis dan menafsirkannya. Workshop ini adalah langkah konkret untuk memastikan bahwa data WGS TB tidak hanya tersimpan, tetapi juga ‘berbicara’ untuk mengungkap pola resistensi obat, dinamika penularan, dan karakteristik lain dari Mycobacterium tuberculosis di Indonesia,” jelas Irene Lorinda Indalao sebagai perwakilan Balai Besar Biomedis dan Genomika Kesehatan.
SITH ITB: Mitra Ahli dalam Membangun Kapasitas Bioinformatika

Keterlibatan SITH ITB dalam workshop ini bukan hanya sebagai pengajar, tetapi sebagai mitra yang mengawal proses learning-by-doing dan menjadi bagian program Direktorat Pendidikan Profesional Berkelanjutan. Tim ahli bioinformatika dari SITH ITB (Husna Nugrahapraja dan Popi Septiani) memandu peserta melalui serangkaian sesi hands-on yang komprehensif, mencakup seluruh alur analisis data WGS TB, mulai dari analisis primer, analisis sekunder, analisis pan-genome, dan analisis tersier melalui pembuatan pohon filogenetik untuk melacak hubungan kekerabatan isolat TB dan visualisasi data yang kompleks menjadi informasi yang mudah dipahami. Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa S2 Program Studi Biologi, Bioteknologi ITB, dan alumni Program Studi S1 sebagai fasilitator teknis.
“Kami dari SITH ITB sangat antusias dapat berkontribusi dalam penguatan SDG kesehatan di Indonesia. Melalui pendekatan hands-on ini, kami bertujuan mentransfer kemampuan teknis bioinformatika kepada tim di lapangan sehingga mereka tidak hanya menjadi pengguna tools, tetapi juga memahami logika di balik analisis tersebut. Ini penting untuk keberlanjutan dan inovasi program surveilans genomik ke depannya,” tutur perwakilan Tim SITH ITB.
Peserta dan Tujuan Jangka Panjang

Workshop ini diikuti oleh lebih dari 30 peserta yang merupakan perwakilan kunci dari institusi-inisitusi strategis, termasuk pimpinan rumah sakit, manajer program, serta staf teknis dan peneliti dari RSPI Soelianti Saroso, RSUP Persahabatan, BB Lab Biologi Kesehatan, dan tim internal BB Binomika. Tujuan jangka panjangnya adalah menciptakan pipeline analisis data WGS TB yang terstandardisasi dan berjalan dengan baik di tingkat nasional. Hal ini diharapkan dapat menghasilkan laporan komprehensif yang mencakup database sekuensing, pola mutasi resistensi obat anti-tuberkulosis (OAT), serta korelasi antara hasil WGS dan tes NGS targetted (tNGS), yang pada akhirnya mendukung program eliminasi TB di Indonesia. Kegiatan ini didanai oleh hibah C19RM di bawah Global Fund yang merefleksikan komitmen global dalam mendukung pendekatan inovatif untuk memerangi penyakit infeksi.
Tentang Program BGSi
Biomedical & Genome Science Initiative (BGSI) adalah inisiatif unggulan Kementerian Kesehatan RI yang mengusung pendekatan precision medicine dengan memanfaatkan kemajuan genomik untuk meningkatkan akurasi diagnosis dan efektivitas terapi, khususnya untuk penyakit infeksi seperti Tuberkulosis.






