Keren! Mahasiswi ITB Buat Aplikasi Cek Gejala, Biaya BPJS, hingga Stok Obat Sekaligus

Oleh Indra Putra Lohanata - Mahasiswa Aktuaria, 2021

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

Tim ITB meraih juara 2 pada Hackathon 8.0 TechnoScape 2025, Minggu (1/6/2025). (Dok. pribadi)

JAKARTA, itb.ac.id - Melalui inovasi untuk memudahkan pasien, empat mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB) meraih Juara 2 Hackathon 8.0 TechnoScape 2025 yang diselenggarakan oleh Bina Nusantara Computer Club (BNCC), Minggu (1/6/2025).

Kompetisi ini menantang peserta mengembangkan solusi digital berupa aplikasi atau website untuk menyelesaikan permasalahan sesuai dengan tema. Peserta diberikan waktu 42 jam untuk membangun produk yang tidak hanya implementasi berupa code tetapi juga memperhatikan aspek desain UX/UI dan dampak terhadap pengguna.

Tim ITB yang beranggotakan Angie Kierra Ninta Gurning, Erdianti Wiga Putri Andini, dan Salsabiila (Teknik Informatika, 2022), serta Nasywaa Anggun Athiefah (Sistem dan Teknologi Informasi, 2022), mengembangkan platform digital bernama DokuMed untuk membantu memudahkan navigasi kesehatan masyarakat Indonesia yang sedang sakit.

DokuMed hadir untuk membantu pasien mengidentifikasi gejala penyakit, memprediksi biaya pengobatan, dan mengecek apakah biaya tersebut ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Dengan fitur-fitur canggih, seperti #DokuCheck, #DokuPharm, dan #DokuStock, platform ini mengarahkan pasien ke fasilitas kesehatan terdekat, memberikan informasi yang jelas mengenai biaya dan cakupan asuransi, serta memudahkan pasien memilih alternatif pengobatan yang lebih terjangkau.

#DokuCheck memungkinkan pasien memeriksa gejala dan mendapatkan estimasi biaya pengobatan, serta mengetahui apakah biaya tersebut ditanggung oleh BPJS, juga memberikan rekomendasi fasilitas kesehatan yang tepat. #DokuPharm membantu pasien mencari alternatif obat generik yang lebih murah tanpa mengorbankan kualitas pengobatan. Sementara itu, #DokuStock memungkinkan fasilitas kesehatan untuk memantau stok obat secara real-time, mencegah kekurangan atau penumpukan obat, dan memastikan distribusi yang lebih efisien.

DokuMed juga mengintegrasikan riwayat medis pasien secara digital, memungkinkan dokter mengakses data historis pasien dengan mudah dan memberikan diagnosis yang lebih akurat. Teknologi Artificial Intelligence (AI) yang digunakan untuk prediksi kebutuhan obat dan distribusi di fasilitas kesehatan membantu mengurangi kekurangan obat serta memaksimalkan penggunaan sumber daya rumah sakit. Fitur pengingat otomatis dalam aplikasi juga mendukung pasien untuk lebih rutin dalam kontrol kesehatan.

Karya tim ITB di Hackathon 8.0 TechnoScape 2025. (Dok. pribadi)

“Dengan solusi ini, DokuMed tidak hanya memberikan kemudahan bagi pasien tetapi juga meningkatkan efisiensi dan distribusi layanan kesehatan di Indonesia secara keseluruhan,” ujar Salsabiila.

Selama proses kompetisi, tim ITB didampingi dan mendapatkan banyak masukan oleh mentor profesional dari bidang teknologi, bisnis, dan desain untuk memaksimalkan solusi yang dihasilkan.

“Mungkin yang buat bangga juga, ini kita berempat hackathon perdana bareng dan satu-satunya tim yang all girls, bangga bisa memberi tahu bahwa perempuan juga bisa berkarya di STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) khususnya di bidang teknologi,” ujar Nasywaa.

Melalui DokuMed, tim ITB telah menunjukkan talenta perempuan di bidang teknologi dapat menjadi ujung tombak dalam menghadirkan solusi inovatif yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.

#prestasi mahasiswa #prestasi nasional #stem #teknologi informasi #inovasi #bpjs #itb berdampak #kampus berdampak #itb4impact #diktisaintek berdampak #sdg 3 #good health and wellbeing #sdg 9 #industry innovation infrastructure