KKN ITB 2025: Lampu Tenaga Surya Terangi Empat Dusun di Desa Mandapajaya, Kabupaten Kuningan
Oleh Chysara Rabani - Mahasiswa Teknik Pertambangan, 2022
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
KUNINGAN, itb.ac.id - Kelompok 8 Kuliah Kerja Nyata Institut Teknologi Bandung (KKN ITB) 2025 melaksanakan program bertema energi di Desa Mandapajaya, Kabupaten Kuningan. Program ini berlangsung sejak 5-29 Agustus 2025 dan melibatkan 20 mahasiswa lintas program studi.
Desa Mandapajaya menghadapi keterbatasan infrastruktur penerangan jalan. Minimnya tiang listrik, yang hanya tersedia di sekitar balai desa, menyebabkan banyak area desa gelap saat malam. Kondisi ini menyulitkan mobilitas warga, juga meningkatkan risiko kecelakaan di jalan-jalan desa yang memiliki medan tanjakan, belokan, dan persimpangan.
Menyikapi hal tersebut, mahasiswa berinisiatif menghadirkan Penerangan Jalan Umum (PJU) berbasis tenaga surya. Sebanyak 10 tiang lampu dipasang di empat dusun, yaitu Dusun Manis (3 lampu), Dusun Puhun (3 lampu), Dusun Kliwon (2 lampu), dan Dusun Wage (2 lampu). Penempatan lampu difokuskan pada titik-titik yang sangat gelap dan menjadi jalur utama aktivitas masyarakat.
.jpg)
PJU yang dipasang menggunakan lampu LED berdaya 250 watt dengan sistem tenaga surya, dilengkapi sensor cahaya dan sensor gerak dengan radius 6-7 meter. Lampu ditempatkan di titik-titik strategis, seperti persimpangan jalan, sekolah, tanjakan, belokan, serta area yang kerap dilalui warga pada malam hari.
Tiang yang digunakan berbahan galvanis, ringan namun kuat, serta dilengkapi dynabolt agar mudah dibongkar-pasang apabila terjadi kerusakan lampu di kemudian hari. Untuk memperpanjang usia pakai, tiang dilapisi cat anti karat. Proses pemasangan melibatkan warga secara aktif, mulai dari penggalian, pengecoran, hingga pengelasan tiang.
Meski sempat menghadapi tantangan teknis, seperti keterbatasan waktu untuk mengeringkan pondasi dan kondisi cuaca yang kerap hujan, mahasiswa bersama masyarakat tetap dapat menyelesaikan proyek dengan baik.
Selain program utama, Kelompok 8 menyelenggarakan berbagai kegiatan nontema, antara lain pengamatan bintang bertajuk Lintas Semesta, olahraga bersama, hingga partisipasi dalam persiapan perayaan 17 Agustus. Mahasiswa juga memberikan edukasi di sekolah dasar mengenai listrik statis dan dinamis, cara kerja PJU, serta pemanfaatan panel surya sebagai energi terbarukan.
.jpg)
Ketua Kelompok 8, Raymond As Mikhael Hutabarat (Teknik Elektro, 2021), menyampaikan bahwa program ini memberi banyak pembelajaran, baik teknis maupun personal. “Kami belajar langsung dari warga bagaimana cara menggali tanah, mengecor, hingga memasang tiang. Di luar itu, kami juga belajar berbaur dengan masyarakat, mengurus rumah bersama induk semang, hingga memahami arti kepemimpinan dalam kebersamaan. Rasanya seperti memimpin keluarga,” ujarnya.
Masyarakat menyambut baik hasil program ini. Kehadiran PJU dianggap membawa manfaat nyata karena mampu meningkatkan keamanan, memudahkan mobilitas pada malam hari, dan sekaligus memperkenalkan teknologi ramah lingkungan. Warga mengaku sangat terbantu, mengingat sebelumnya kondisi jalanan sangat gelap dan berpotensi membahayakan pengguna jalan.
Ke depan, Kelompok 8 berharap agar masyarakat dapat menjaga dan memanfaatkan fasilitas penerangan ini dengan baik, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara berkelanjutan. “Semoga masyarakat lebih leluasa dan aman untuk beraktivitas pada malam hari, serta semakin sadar bahwa energi terbarukan dapat menjadi solusi kebutuhan listrik,” kata Raymond.





