KKN ITB 2025 Tingkatkan Literasi dan Pembelajaran Kreatif di Desa Mandapajaya, Kuningan

Oleh Chysara Rabani - Teknik Pertambangan, 2022

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

Kegiatan “Lentera Mengajar” di SDN 1 dan 2 Mandapajaya, Kuningan. (Dok. Kelompok 18 KKN ITB 2025)

KUNINGAN, itb.ac.id - Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam Kelompok 18 KKN 2025 melaksanakan program pengabdian bertema pendidikan di Desa Mandapajaya, Kabupaten Kuningan. Kegiatan KKN yang berlangsung pada 5-29 Agustus 2025 ini berfokus untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di dua sekolah dasar, yaitu SDN 1 dan 2 Mandapajaya.

Dengan beranggotakan 18 mahasiswa, kelompok ini membawa semangat literasi dan edukasi kreatif melalui kegiatan bertajuk “Literasi dan Edukasi untuk Masyarakat Desa Mandapajaya Berbasis Pendekatan Kreatif dan Pemanfaatan Fasilitas yang Efektif”.

Ketua Kelompok 18, Davina Alya Munifah (Rekayasa Pertanian, 2023) mengungkapkan bahwa ditemukan sejumlah permasalahan yang cukup mendasar. Bangunan sekolah masih berupa gedung lama, fasilitas belajar terbatas, bahkan hanya tersedia satu proyektor yang jarang digunakan. Di sisi lain, setiap guru sebenarnya sudah memperoleh laptop dari pemerintah, namun sebagian besar masih belum terbiasa memanfaatkan teknologi dalam proses belajar mengajar.

Perpustakaan sekolah nyaris tidak difungsikan karena koleksi bukunya sudah tidak layak, dan tidak ada pojok baca di kelas yang dapat memancing minat literasi siswa. Para guru berharap agar mahasiswa dapat menghadirkan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan relevan dengan perkembangan zaman.

Salah satu pojok baca di SDN 1 Mandapajaya, Kuningan. (Dok. Kelompok 18 KKN ITB 2025)

Menjawab kebutuhan tersebut, mahasiswa merancang program mengajar interaktif yang diberi nama “Lentera Mengajar”. Kegiatan ini dilaksanakan hampir setiap hari sekolah dengan materi Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, serta penguatan akhlak. Proses belajar dibuat menarik melalui kuis, permainan edukatif, cerita kontekstual, hingga praktik sederhana.

Siswa juga diajak bereksperimen menanam kecambah, melihat simulasi proses gunung meletus, hingga membuktikan konsep massa jenis dengan telur dan garam. Praktikum sederhana ini terbukti menumbuhkan rasa ingin tahu mereka terhadap sains, bahkan beberapa siswa dengan bangga menunjukkan hasil kecambah yang mereka rawat. Tidak hanya siswa, guru pun mengapresiasi metode baru ini karena memberikan warna berbeda dalam keseharian mengajar.

Selain mengajar, mahasiswa menginisiasi gerakan pojok baca dengan menghadirkan rak buku di setiap kelas dan menata ulang perpustakaan sekolah. Buku-buku komik, novel, hingga pelajaran didapat dari donasi yang dikumpulkan sejak awal Agustus. Pojok baca ini dengan cepat menjadi ruang baru bagi siswa untuk belajar mandiri, sementara perpustakaan yang sebelumnya sepi kini mulai ramai digunakan kembali.

Program lain yang tak kalah penting adalah workshop pengajaran inovatif untuk guru, yang memperkenalkan pemanfaatan teknologi sederhana seperti Wayground, PowerPoint, dan Excel. Meskipun sempat terkendala, antusiasme guru tetap tinggi, bahkan beberapa guru berkomitmen mencoba membuat media ajar digital untuk diterapkan langsung.

Penyuluhan informasi beasiswa dan akses pendidikan kepada orang tua siswa di Desa Mandapajaya, Kuningan, Sabtu (9/8/2025). (Dok. Kelompok 18 KKN ITB 2025)

Perhatian juga diberikan kepada orang tua siswa melalui penyuluhan informasi beasiswa dan akses pendidikan. Melalui diskusi dan infografis sederhana, mahasiswa menjelaskan jalur pendidikan lanjutan setelah sekolah dasar, peluang beasiswa yang tersedia, serta cara mendampingi anak belajar di rumah.

Respons orang tua sangat positif, banyak yang mengaku semakin termotivasi untuk mendukung anak mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, kelompok ini menyelenggarakan sosialisasi pencegahan pinjaman online ilegal dan judi online dengan menggandeng aparat kepolisian setempat.

Seluruh rangkaian kegiatan kemudian ditutup dengan Festival Lentera pada 26 Agustus 2025. Acara ini mempertemukan siswa, guru, orang tua, dan masyarakat desa dalam sebuah perayaan penuh keceriaan. Siswa dari setiap kelas menampilkan karya seni mereka, mulai dari tarian, musik, hingga drama sederhana.

Davina menyampaikan bahwa pengalaman KKN di Desa Mandapajaya telah memberikan banyak pelajaran bagi kelompoknya. “Kami harus menyesuaikan modul pembelajaran dengan kondisi siswa, karena ternyata masih ada anak-anak yang belum bisa membaca. Dari situ kami belajar untuk lebih fleksibel, membangun komunikasi yang baik dengan warga, dan melihat masalah dari berbagai perspektif,” ujarnya.

Kelompok 18 berharap anak-anak Desa Mandapajaya terus memiliki semangat belajar, keberanian untuk bertanya, serta rasa ingin tahu yang tidak pernah padam dalam mengeksplorasi hal-hal baru.

“Semoga buku-buku yang telah disediakan menjadi jendela pengetahuan yang selalu terbuka, sementara guru dan orang tua semakin percaya diri dalam mendampingi pendidikan anak. Dengan semangat kebersamaan ini, pendidikan di desa diharapkan dapat berkembang sehingga siswa Mandapajaya memiliki bekal yang kuat untuk menghadapi masa depan,” tutur Davina.

Reporter: Chysara Rabani (Teknik Pertambangan, 2022)

#itb berdampak #kampus berdampak #itb4impact #pengabdian masyarakat #kkn itb 2025 #literasi desa #pembelajaran kreatif #pemberdayaan guru #akses pendidikan #sdg 4 #quality education #sdg 10 #reduced inequalities #sdg 11 #sustainable cities and communities #sdg 17 #partnerships for the goals