Kolaborasi ITB dan GEM Bawa Terobosan Hilirisasi Nikel ke Panggung KSTI 2025
Oleh Mely Anggrini - Mahasiswa Meteorologi, 2022
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id – Dalam gelaran Konvensi Sains dan Teknologi Indonesia (KSTI) 2025 yang berlangsung pada 7–9 Agustus di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) ITB, kolaborasi Institut Teknologi Bandung (ITB), GEM Co., Ltd., dan Central South University (CSU) dari Tiongkok menjadi salah satu sorotan utama.
elapan bulan lalu, sebuah gedung lama di Kampus ITB Jatinangor berdiri sunyi. Dahulu dikenal sebagai Laboratorium Kayu, bangunan itu jarang digunakan, perlahan kehilangan fungsinya, dan tak lagi menjadi pusat aktivitas. Kini, gedung yang sama berdiri megah sebagai China–Indonesia Joint Research Laboratory, laboratorium riset bersama pertama di dunia yang menggabungkan industri Tiongkok, perguruan tinggi Indonesia, dan universitas Tiongkok dalam satu ekosistem riset terpadu.
Laboratorium ini berfokus pada hilirisasi mineral, khususnya pengolahan nikel laterit berkadar rendah menjadi material katoda baterai kendaraan listrik. Kehadirannya di KSTI 2025 tidak hanya menjadi ajang perkenalan kepada publik, tetapi juga simbol kemajuan teknologi dan bukti bahwa transformasi besar bisa dimulai dari langkah berani dan kolaborasi lintas negara.
Mendekatkan Teknologi ke Peneliti
Bagi para peneliti yang pernah merasakan sulitnya mengakses peralatan canggih, kehadiran laboratorium ini adalah jawaban dari impian lama. Dulu, untuk menguji karakter sampel dengan mikroskop elektron atau instrumen analisis mutakhir, mereka harus mencari lokasi yang memiliki fasilitas tersebut, lalu menunggu berhari-hari bahkan berminggu-minggu untuk mendapatkan hasil.
Kini, di laboratorium ini, semua peralatan tersedia dalam satu atap. Dua Research Engineering Center berfungsi sebagai pilot plant lengkap dengan reaktor berkapasitas 2 hingga 1000 liter, sementara enam ruang analisis dilengkapi instrumen seperti Scanning Electron Microscope (SEM), Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP-MS), Gas Chromatography–Mass Spectrometry (GC-MS), X-Ray Tomography (XRT), dan X-Ray Fluorescence (XRF). Hasil uji yang dulu memakan waktu sebulan kini bisa diperoleh hanya dalam satu hingga dua jam.
Perjalanan Nikel Menuju Baterai
Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, namun nikel laterit berkadar rendah kerap terabaikan. Melalui teknologi yang dikembangkan di sini, nikel tersebut diolah menjadi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), dimurnikan menjadi nikel, kobalt, dan mangan, lalu diramu menjadi precursor NCM (nickel cobalt manganese)—bahan utama material katoda baterai.
Hasilnya, sumber daya yang dulu dianggap kurang bernilai kini menjadi komponen penting bagi industri kendaraan listrik global. Visi ini sejalan dengan ambisi pemerintah menjadikan Indonesia pusat teknologi baterai dan energi terbarukan.
Kolaborasi yang Mengubah Wajah Riset
Kerja sama ini dimulai dari pertemuan antara pimpinan GEM dan profesor ITB yang membicarakan kebutuhan peralatan riset. ITB menyediakan lahan dan tenaga ahli, GEM membawa investasi dan peralatan, sementara CSU berperan sebagai mitra akademik internasional. Tidak hanya membangun fasilitas, kolaborasi ini juga membuka peluang bagi generasi muda melalui program beasiswa co-funding untuk studi S2 di Tiongkok. Kini, gedung dua lantai seluas 1.800 meter persegi itu tak hanya menjadi tempat bekerja, tetapi juga simbol semangat baru.
Kolaborasi dari Jatinangor untuk Dunia
China–Indonesia Joint Research Laboratory tidak hanya menjadi kebanggaan ITB, GEM, dan Central South University, tetapi juga sebuah pesan kepada dunia bahwa inovasi lahir dari kemitraan yang saling menguatkan lintas negara. Dengan fasilitas berkelas internasional, alur penelitian yang langsung diarahkan ke tahap komersialisasi, dan paten-paten baru yang terus lahir, laboratorium ini membuktikan bahwa Indonesia bersama mitra globalnya mampu menjadi pemain penting dalam industri baterai.
Transformasi gedung lama menjadi pusat riset modern ini adalah bukti bahwa kemajuan teknologi bukan hanya tentang mesin dan material, tetapi juga tentang visi bersama dan keberanian untuk memulai. Dan di KSTI 2025 yang digelar di Sabuga ITB ini, visi itu diperlihatkan secara nyata—dari Jatinangor, masa depan energi bersih Indonesia kini mulai dirakit.
.jpg)
.jpg)
.jpg)







