Lahir dari Kebutuhan Mahasiswa, Tim Ngengngengbrem Buka Usaha Sewa Motor Ramah di Kantong

Oleh Nattaya Putri Syailendra - Rekayasa Kehutanan, 2022

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

Tim Ngengngengbrem. (Dok. Pribadi)

JATINANGOR, itb.ac.id— Lima mahasiswa Sekolah Ilmu Teknologi Hayati Program Rekayasa (SITH-R), Institut Teknologi Bandung (ITB) Kampus Jatinangor meluncurkan ide bisnis inovatif berupa jasa sewa motor khusus mahasiswa di kawasan Jatinangor.

Tim yang menamakan diri Ngengngengbrem ini beranggotakan Hasanah (Rekayasa Pertanian, 2022) sebagai CEO, Safanja Azka Djatmiko (Rekayasa Kehutanan, 2022) sebagai CFO, Kartini Jihan Sarotama (Rekayasa Kehutanan, 2022) sebagai CMO, Sabrina Mutiara Gani (Rekayasa Kehutanan, 2022) sebagai COO, dan Paritta Vicky Agnestika (Rekayasa Kehutanan, 2022) sebagai Creative Manager.

Ide bisnis ini lahir dari kebutuhan mahasiswa akan transportasi terjangkau, terutama mereka yang tidak membawa kendaraan pribadi dari kampung halaman. Menurut tim, kebutuhan transportasi mahasiswa di Jatinangor sangat besar, khususnya bagi mereka yang berasal dari luar Pulau Jawa. Sementara ojek daring dinilai mahal untuk jarak jauh, dan sewa mobil kurang praktis untuk pemakaian harian. Dari hasil pengamatan pasar, layanan sewa motor masih jarang tersedia di kawasan tersebut.

“Kami sering melihat mahasiswa di media sosial bertanya soal tempat sewa atau pinjam motor di Jatinangor. Dari situ muncul ide, kenapa tidak kami jadikan usaha saja,” kata Hasanah. Ia menambahkan, harga yang ditawarkan cukup affordable, sehingga dapat dijangkau mahasiswa.

Sesi mentoring. (Dok. tim)

Berangkat dari latar belakang tersebut, mereka memantapkan diri mendaftarkan ide bisnis tersebut ke Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2025 yang diselenggarakan ITB Career Center. Melalui proses mentoring, mereka didorong untuk mengaktifkan media sosial sebagai sarana promosi, mulai dari Instagram, TikTok, hingga LinkedIn.

“Tantangan terbesar adalah bersaing dengan tim lain yang juga punya ide-ide keren. Tapi kami yakin karena kebutuhan sewa motor ini nyata dan solusinya sederhana,” kata Hasanah.

Logo usaha dan tarif harga. (Dok. tim)

Kartini Jihan, atau akrab dipanggil Jihan menjelaskan, sistem pemesanan saat ini masih dilakukan secara manual melalui media sosial resmi Ngengngengbrem. Tarif sewa motor dimulai dari Rp50.000 per hari, dengan fleksibilitas harga sesuai kesepakatan.

Aspek keamanan menjadi perhatian khusus. Setiap motor dilengkapi GPS, helm, jas hujan, serta kotak P3K. Perawatan kendaraan dilakukan secara rutin setiap bulan. Usaha ini mulai beroperasi pada Agustus 2025, dengan armada motor yang dikelola langsung oleh tim.

“Penyewa pun wajib menunjukkan KTM aktif untuk memastikan layanan benar-benar ditujukan bagi mahasiswa,” kata Jihan.

Safanja menekankan bahwa usaha ini memberikan opsi transportasi murah dan fleksibel bagi mahasiswa.

“Motor adalah kendaraan utama pilihan mahasiswa. Kami ingin menyediakan solusi mobilitas yang lebih hemat dibanding ojol, tapi juga tidak seribet sewa mobil,” ujarnya.

Produk yang disewakan. (Dok. tim)

Ke depan, tim membuka peluang kolaborasi dengan sesama mahasiswa untuk memperluas armada. Namun, fokus utama mereka tetap menjaga layanan yang sesuai kebutuhan mahasiswa Jatinangor.

Sementara itu, Sabrina menambahkan, “Target utama kami jelas: usaha ini tetap berkelanjutan dan memberi keuntungan, tapi juga bisa dilanjutkan oleh adik tingkat ketika kami lulus nanti.”

Bagi tim Ngengngengbrem, pengalaman mengikuti PMW menjadi pembuktian bahwa kewirausahaan bukan hanya milik mahasiswa rumpun bisnis. Mereka pun berpesan kepada mahasiswa lain yang tertarik mencoba dunia wirausaha: jangan takut gagal.

“Mayoritas dari kami anak Rekayasa Kehutanan, tapi bisa kok bikin usaha. Yang penting ada kemauan dan berani coba. Sambil jalan bisa dievaluasi,” ujar Paritta.

Bagi mahasiswa yang penasaran dan ingin mencoba layanan sewa motor Ngengngengbrem, dapat langsung mengunjungi akun Instagram resmi mereka di @ngengngengbrem.

Reporter: Nattaya Putri Syailendra (Rekayasa Kehutanan, 2022)

#itb berdampak #kampus berdampak #itb4impact #karya mahasiswa #sdg 4 #quality education #sdg 8 #decent work and economic growth #sdg 9 #industry innovation and infrastructure #sdg 11 #sustainable cities and communities