Mahasiswa Mikrobiologi ITB Juara 1 Kompetisi Esai Ilmiah Nasional Lewat Inovasi Sinbiotik-Nanozim Daun Kelor

Oleh Azka Madania Nuryasani - Mikrobiologi, 2022

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

BANDUNG, itb.ac.id - Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) Dina Avanza Mardiana dan Vera Siti Waliyyatus Su’ada (Mikrobiologi, 2022), meraih Juara 1 Scientific Essay Competition pada International Nutrition and Health Symposium (INHESION) 2025 yang diselenggarakan oleh Departemen Gizi Kesehatan dan Himpunan Mahasiswa Gizi Kesehatan (HIMAGIKA) Universitas Gadjah Mada (UGM).

Kompetisi ini berlangsung dalam dua tahap, yaitu seleksi esai ilmiah dan sesi pitching karya pada 18 Oktober 2025.

Isu yang diangkat oleh Dina dan Vera berfokus pada perubahan iklim sebagai tantangan global yang berdampak luas terhadap sistem pangan, status gizi, dan kesehatan manusia. Dari isu tersebut, mereka mengembangkan inovasi berjudul “Sinbiotik-Nanozim CuFe-BO (Bacteroides ovatus) berbasis Daun Kelor: Strategi Inovatif dan Berkelanjutan untuk Anemia Defisiensi Besi (IDA) pada Ibu Hamil di Era Perubahan Iklim”.

Ide tersebut berangkat dari keprihatinan terhadap tingginya prevalensi anemia defisiensi besi (IDA) pada ibu hamil di Indonesia yang mencapai 48,9%, dan lebih dari 40% ibu hamil di dunia mengalami kondisi yang sama. Situasi ini diperburuk oleh perubahan iklim yang menurunkan kualitas dan produktivitas pangan.

“Kami memilih ibu hamil sebagai sasaran karena mereka berada pada fase paling kritis dalam 1000 hari pertama kehidupan. Kekurangan zat besi tidak hanya berdampak pada kesehatan ibu, tetapi juga menentukan kualitas kesehatan dan perkembangan otak generasi berikutnya,” kata Vera.

Solusi yang ada saat ini seperti suplementasi zat besi secara oral, diketahui memicu efek samping gastrointestinal, salah satunya disbiosis atau ketidakseimbangan mikrobiota usus. Kondisi ini dapat menurunkan keragaman bakteri menguntungkan, menghambat produksi metabolit bermanfaat seperti asam lemak rantai pendek (SCFA), dan meningkatkan kolonisasi bakteri patogen seperti Escherichia coli yang memanfaatkan zat besi bebas untuk proliferasi. Pada akhirnya, penyerapan zat besi di usus menjadi tidak optimal.

Melalui inovasi yang dikembangkan, Dina dan Vera menggabungkan konsep sinbiotik-nanozim CuFe berbasis daun kelor. Formulasi ini mengombinasikan Bacteroides ovatus sebagai probiotik yang mendegradasi polisakarida kompleks daun kelor (Moringa oleifera) menjadi asam lemak rantai pendek (SCFA) yang dapat menstimulasi ekspresi transporter zat besi seperti Transferrin Receptor 1 (TfR1) dan Ferroportin (FPN). Di saat bersamaan, nanozim CuFe berperan meniru aktivitas enzim antioksidan Glutathione Peroxidase (GPx) untuk menurunkan stres oksidatif pada mukosa usus, menciptakan lingkungan optimal bagi probiotik dan penyerapan Fe non-heme dari kelor. Kombinasi ini menjadikan CuFeBO bukan sekadar suplemen Fe, melainkan sistem sinbiotik adaptif yang memperbaiki kesehatan usus sekaligus meningkatkan bioavailabilitas zat besi.

Untuk dapat unggul dalam kompetisi, Dina dan Vera fokus pada tiga strategi utama, yaitu memastikan setiap argumen didukung data yang relevan untuk menunjukkan how the idea solves the problem, menyusun alur presentasi (pitching) yang sederhana dan visual dengan berfokus pada urutan masalah – gap – solusi – dampak, dan mengutamakan kerja sama tim dengan pembagian peran yang efektif untuk menghasilkan eksekusi yang solid.

“Melalui inovasi yang kami angkat, kami ingin menjembatani scientific idea dengan real impact, agar ilmu yang kami pelajari tidak berhenti sebagai teori, tetapi tumbuh menjadi solusi,” ungkap Vera.

Vera memberikan pesan inspiratif kepada mahasiswa lainnya untuk jangan takut keluar dari zona nyaman. “Jangan menunggu untuk merasa paling siap saat akan memulai sesuatu. Even big goals don’t happen all at once. You should break them into small wins, and commit to them every day,” katanya.

Reporter: Azka Madania Nuryasani (Mikrobiologi, 2022)

#prestasi mahasiswa itb #sith #inovasi