Orasi Ilmiah Prof. Hermawan Judawisastra Soroti Material Komposit Polimer untuk Solusi Industri Berkelanjutan
Oleh Mufti Ali Farkhan - Mahasiswa Oseanografi, 2021
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id – Prof. Dr. Ir. Hermawan Judawisastra, M.Eng. dari Kelompok Keahlian (KK) Ilmu dan Teknik Material, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Rekayasa Material Komposit Polimer: dari Riset Fundamental menuju Solusi Industri yang Berkelanjutan”, di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Sabtu (23/8/2025).
Beliau menyoroti peran penting material komposit polimer dalam menjawab tantangan global, khususnya isu pemanasan global dan efisiensi energi. Menurutnya, sektor transportasi masih menjadi salah satu penyumbang terbesar emisi karbon.
“Semakin berat kendaraan, semakin boros bahan bakar dan otomatis emisinya semakin tinggi. Di sinilah material ringan tapi tetap kuat menjadi kunci penghematan energi dan penekanan emisi karbon,” ujarnya.
Komposit polimer, khususnya Fiber-Reinforced Plastics (FRP), menjadi salah satu solusi yang dikembangkan karena kekuatan dan kekakuannya melebihi baja dengan bobot yang jauh lebih ringan. Selain itu, material ini tahan korosi sehingga sangat ideal digunakan pada otomotif, pesawat terbang, infrastruktur, hingga konstruksi modern.
Beliau menjelaskan berbagai jenis komposit yang telah diteliti, mulai dari komposit berlapis, komposit sandwich, biokomposit, juga mengkaji degradasi komposit serta simulasi kegagalan komposit.
“Semua riset ini berawal dari pertanyaan sederhana: bagaimana membuat material yang lebih kuat, lebih ringan, dan lebih ramah lingkungan,” tuturnya.
Timnya berhasil mengembangkan functional integrated structural battery, sebuah material yang tidak hanya berfungsi sebagai elemen struktural kendaraan, tetapi juga mampu menyimpan energi layaknya baterai sehingga akan mengurangi bobot total suatu kendaraan dan meningkatkan efisiensinya.
Namun, pengembangan biokomposit masih menghadapi sejumlah tantangan. Prof. Hermawan menyebut sifat mekanik biokomposit cenderung bervariasi dan mudah menyerap air sehingga berpotensi mengalami degradasi akibat lingkungan.
“Masalah degradasi ikatan antarmuka antara serat dan matriks adalah sesuatu yang sangat penting. Karena itu, kami melakukan banyak riset dengan fokus pada modifikasi interface serat agar kinerja biokomposit dapat ditingkatkan,” katanya.
Tidak hanya riset eksperimen, pendekatan simulasi hingga kecerdasan buatan (AI) juga dimanfaatkan untuk mempercepat prediksi sifat material komposit. Metode ini memungkinkan evaluasi desain dilakukan lebih efisien dibandingkan simulasi konvensional. Menurutnya, hal ini membuka peluang besar untuk mempercepat adopsi komposit dalam skala industri.
Beliau menegaskan bahwa masa depan pengembangan komposit tidak bisa dilakukan sendirian. “Dibutuhkan sinergi akademisi, industri, dan pemerintah untuk menciptakan ekosistem riset, inovasi, dan produksi yang mandiri serta berdaya saing,” ujarnya.