Orasi Ilmiah Prof. Neng Fisheri Kurniati: Terobosan Deteksi Dini dan Kardioproteksi Infark Miokard
Oleh Merryta Kusumawati - Mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika, 2021
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id – Prof. Dr. apt. Neng Fisheri Kurniati, S.Si., M.Si. dari Sekolah Farmasi (SF) ITB menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Optimalisasi Deteksi Dini dan Kardioproteksi pada Infark Miokard: Kajian Biomarker dan Potensi Obat Bahan Alam", di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Sabtu (23/8/2025).
Beliau memaparkan bahwa penyakit kardiovaskular menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Berdasarkan data World Heart Federation 2023, lebih dari 17 juta jiwa meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini. Angka tersebut diperkirakan meningkat hingga tahun 2030. Salah satu penyebab utamanya adalah infark miokard atau seragangan jantung, kondisi yang terjadi akibat penyumbatan total pembuluh darah jantung.
“Jika terjadi serangan jantung, otot jantung akan rusak permanen dan tidak bisa kembali normal. Oleh karena itu, pencegahan dan deteksi dini menjadi sangat penting,” ujarnya.
Biomarker Baru untuk Deteksi Dini Serangan Jantung
Beliau menyoroti keterbatasan biomarker konvensional seperti troponin dan BNP yang selama ini digunakan dalam diagnosis infark miokard. Biomarker tersebut menurutnya tidak cukup sensitif untuk mendeteksi kerusakan jantung pada tahap awal sehingga berpotensi menunda penanganan pasien.
Melalui penelitiannya selama bertahun-tahun, beliau dan tim menemukan potensi biomarker baru IL-6 dan IL-18 yang memiliki tingkat sensitivitas dan spesifisitas lebih tinggi. Dalam penelitian berbasis model hewan dan manusia, IL-18 terbukti meningkat lebih awal dibanding biomarker konvensional. Sebagai bentuk hilirisasi hasil riset, beliau dan tim mengembangkan Rapid Test Kit IL-18, perangkat uji cepat berbasis darah dengan harga di bawah Rp50.000. “Kami berharap kit ini bisa menjadi solusi praktis untuk skrining risiko serangan jantung, bahkan di layanan kesehatan primer,” ujarnya.
Potensi Obat Bahan Alam untuk Kardioproteksi
Selain deteksi dini, beliau berfokus pada strategi melindungi jantung melalui pemanfaatan obat bahan alam. Berbagai tanaman potensial seperti jahe merah, kunyit, tempuyung, biji alpukat, spirulina, pare, hingga apel Malang diuji secara ilmiah dan terbukti memberikan efek kardioprotektif.
“Kami tidak hanya melihat hasilnya dari parameter biokimia, tetapi juga langsung mengamati struktur otot jantung. Hasilnya, sediaan bahan alan ini mampu mempertahankan integritas jaringan dan fungsi jantung,” katanya.
Integrasi Penelitian untuk Terapi Masa Depan
Penelitian ini tidak berhenti pada tingkat laboratorium. Beliau mendorong pendekatan transdisipliner dalam mengatasi masalah kesehatan kardiovaskular. Penelitiannya menggabungkan biologi molekuler, farmasi klinik, dan teknologi bahan alam untuk menghasilkan strategi pencegahan dan pengobatan yang lebih efektif dan berkelanjutan. Pendekatan ini membuka peluang besar untuk mengembangkan fitofarmaka berbasis bukti ilmiah dan terapi inovatif berbasis biomarker.
Temuan-temuan ini diharapkan menjadi pijakan penting dalam pengembangan obat-obatan berbasis tanaman yang dapat melengkapi terapi konvensional. “Kami percaya inovasi berbasis bukti ilmiah bisa menghadirkan solusi nyata bagi kesehatan masyarakat. Harapan kami, biomarker baru dan kandidat obat bahan alam ini dapat segera dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan,” ujarnya.
Profil Prof. Neng Fisheri Kurniati
Prof. Neng Fisheri Kurniati lahir di Pekanbaru pada 14 Agustus 1981. Beliau adalah seorang Profesor di bidang Farmakologi Farmasi Klinik dari Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung. Beliau memperoleh gelar sarjana, profesi, dan master dari ITB, lalu memperoleh gelar doktor dari University of Groningen Belanda, serta PostDoc bidang Farmakologi sistem kardiovaskular dari Osaka University Jepang.
Selain menjabat sebagai Wakil Dekan Akademik Sekolah Farmasi ITB, Prof. Neng Fisheri Kurniati juga tergabung dalam Tim Inti Komisi Nasional Penilaian Obat BPOM RI, serta menjadi Konsultan International WHO (World Health Organization) Nonclinical and Clinical Study.
Beliau aktif melakukan berbagai penelitian sekaligus menjadi dosen pengajar pada program sarjana, profesi, magister, dan doktor di Sekolah Farmasi ITB.
Sumber pendanaan penelitian yang beliau jalankan berasal dari berbagai lembaga, termasuk ITB, Kemenristek, dan ASAHI Glass Foundation. Hingga saat ini, Prof Neng telah menghasilkan 63 publikasi internasional dengan h-index Scopus sebesar 12. Hasil penelitiannya juga terdokumentasi dalam bentuk buku ilmiah dengan berbagai topik, seperti interaksi obat, toksisitas in vivo dan in silico, serta jalur pensinyalan pada infark miokard.
Di bidang inovasi, beliau memiliki lima paten dan satu hak cipta. Di bidang pendidikan, beliau telah membimbing 88 mahasiswa sarjana, 50 mahasiswa magister, dan 15 mahasiswa doktor.
Berbagai penghargaan telah diterima oleh Prof. Neng, termasuk Winner Kategori Kekayaan Intelektual-Paten Terdaftar pada Direktorat Inovasi dan Inkubator Bisnis (DIIB) Award di Universitas Indonesia pada tahun 2016, meraih peringkat pertama Oral Presentation in International Seminar on Natural Product Medicine pada tahun 2018, dan Satyalancana Karya Satya 10 tahun oleh Presiden RI pada tahun 2024.







