Ravelware Technology Tampilkan Inovasi Graphene Ramah Lingkungan di KSTI 2025
Oleh Mufti Ali Farkhan - Mahasiswa Oseanografi, 2021
Editor Anggun Nindita
Dok. Ravelware Technology
BANDUNG, itb.ac.id – Ravelware Technology, startup teknologi industri 4.0 asal Indonesia, turut memeriahkan Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Jumat (8/8/2025).
rofil Singkat Ravelware
Didirikan pada 2016 oleh Randy Budi Wicaksono, alumni Fisika FMIPA ITB 2009, Ravelware telah mengukir prestasi di kancah internasional. Pada 2024, mereka dua kali menjadi finalis Startup World Cup dan menjadi satu-satunya wakil Indonesia. Di tahun yang sama, Ravelware juga masuk dalam daftar Top 100 Most Innovative Startups in The World, menegaskan reputasinya sebagai inovator teknologi global.
Graphene dari Limbah Plastik
Dalam KSTI 2025, Ravelware memperkenalkan inovasi Graphene, material nano canggih dengan potensi aplikasi luas. Uniknya, Graphene buatan Ravelware berasal dari limbah plastik PET, seperti botol bekas, sehingga membantu mengurangi timbunan sampah plastik di Indonesia.
“Kami bekerja sama dengan Waste4Change dan Yayasan Lestari Mulya di Makassar,” jelas Nur Intan Andina, Digital Marketing Ravelware. Sebagian bahan baku bahkan berasal dari limbah pelampung plastik milik petani rumput laut yang rutin diganti setiap enam bulan.
Berbagai Potensi Pemanfaatan
Booth Ravelware Technology di KSTI 2025
Graphene memiliki kemampuan menghantarkan panas dan listrik, sehingga dapat digunakan untuk menggantikan metal-chip di RFID tag melalui teknologi conductive ink. Produk ini dapat dibuat dengan biaya lebih terjangkau dan proses yang lebih sederhana, bahkan cukup menggunakan printer inkjet.
Inovasi Graphene dari Ravelware juga telah diterapkan di sejumlah produk yang diproduksi secara massal. Pada sektor otomotif, misalnya, Graphene digunakan dalam Spray Wax autocare untuk membuat cat kendaraan lebih berkilau sekaligus terlindungi berkat sifat hydrophobic yang dimilikinya. Di bidang kelautan, Graphene dimanfaatkan dalam Anti-Fouling eco-coating yang mampu mencegah pertumbuhan lumut dan organisme pada lambung kapal.
Kolaborasi dengan startup ReservoAir Indonesia melahirkan produk Poreblock, yakni paving-block berpori yang mampu menyerap air hingga 100 kali lebih banyak. Berkat tambahan Graphene, produk ini memiliki kekuatan tiga kali lipat lebih tinggi serta bobot yang 20 persen lebih ringan.
Selain itu, Ravelware tengah mengembangkan Silicon Graphene Battery, baterai generasi baru yang diklaim mampu mengisi daya lebih cepat, menyimpan energi lebih besar, dan memiliki ketahanan fungsi yang jauh lebih lama. Prototipe baterai ini ditargetkan rilis pada Desember 2025 dan siap diproduksi massal pada kuartal I–II 2026. Apabila terealisasi, Indonesia berpotensi menjadi negara pertama di dunia yang memproduksi Silicon Graphene Battery secara komersial.
Kolaborasi Riset
Saat ini, Ravelware memasarkan lima produk berbasis Graphene, termasuk Graphene Powder murni yang dikirimkan secara berkala sebagai sampel gratis untuk mendukung penelitian di berbagai universitas dalam negeri. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor material canggih, sekaligus memperkuat sinergi antara komunitas pengelola limbah, dunia riset, industri, dan sektor teknologi.
"Ravelware juga terbuka untuk bekerja sama dengan lebih banyak universitas dalam penelitian terkait Graphene. Kami siap mengirimkan sampel gratis," ujar Intan.
Pengakuan Internasional
Booth Ravelware di KSTI 2025 mendapat kunjungan istimewa dari peraih Nobel Fisika sekaligus penemu Graphene, Konstantin Novoselov. CEO Ravelware pun berkesempatan berdiskusi langsung dengannya mengenai masa depan Graphene di Indonesia.
“Ke depan, kami ingin Ravelware menjadi pionir Green Graphene Few Layers di Indonesia dengan penerapan luas di berbagai sektor industri,” tutup Intan.
.jpg)
.jpg)
.jpg)
Repoter: Mufti Ali Farkhan (Oseanografi, 2021)







