Seni Menyapa Kota Lewat “Beranda Bersama”, Hidupkan Ruang Publik Bandung Jelang Pasar Seni ITB 2025

Oleh Shieva Amelia Savitri - Mahasiswa Meteorolgi, 2021

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

Para penampil dari "Beranda Bersama" memukau warga Bandung dengan gerakan ritmis yang mengejutkan di ruang publik di Cihampelas Walk, Jumat (13/6/2025).

BANDUNG, itb.ac.id - Menjelang penyelenggaraan Pasar Seni ITB 2025 pada Oktober mendatang, Kota Bandung mulai dihidupkan oleh kehadiran seni yang tak terduga melalui pre-event bertajuk “Beranda Bersama”. Digelar selama tiga hari, pada 13–15 Juni 2025, acara ini menghadirkan pertunjukan seni di tiga ruang publik Bandung: Cihampelas Walk, 23 Paskal Shopping Center, dan Lapangan Gasibu.

Mengusung konsep yang unik, seni dalam “Beranda Bersama” keluar dari ruang konvensional seperti galeri dan panggung untuk menyatu dengan keseharian masyarakat. Tanpa pengumuman atau aba-aba, para seniman hadir sebagai warga biasa yang secara tiba-tiba menampilkan performa kolektif penuh energi. Gerakan yang serempak dan ritmis ini menciptakan pengalaman mengejutkan sekaligus memukau bagi warga yang tengah beraktivitas di lokasi.

Karya utama dalam acara ini, “Resonansi (2025)”, mengeksplorasi tema persepsi manusia terhadap arus informasi dalam kehidupan sehari-hari. Para performer yang awalnya bergerak bebas sebagai individu, secara perlahan mengalami transformasi menjadi bagian dari sistem kolektif yang terbentuk melalui kontak visual dan fisik. Pola gerak yang seragam, hampir ritualistik, menjadi simbol bagaimana identitas personal larut dalam tekanan sosial, budaya, dan teknologi modern.

“Melalui Beranda Bersama, kami ingin menghadirkan seni sebagai peristiwa sehari-hari yang tak terduga. Ini bukan sekadar pertunjukan, tetapi intervensi sosial yang membangunkan rasa sadar kolektif di ruang-ruang kota,” ujar perwakilan panitia Pasar Seni ITB 2025.

Selain menyampaikan pesan sosial, keberlanjutan juga menjadi nilai penting dalam pertunjukan ini. Seluruh kostum dan instrumen dibuat dari bahan daur ulang, sementara musik pengiring disusun dengan pendekatan minimalis dan repetitif, menciptakan suasana imersif yang mengiringi transformasi gerak para performer secara perlahan namun pasti.

Perpaduan antara seni tari, musik, desain kostum, dan performa sosial menjadikan “Beranda Bersama” lebih dari sekadar tontonan. Penonton yang awalnya tidak menyadari kehadiran performans perlahan diajak masuk dalam narasi, menjadi bagian dari pengalaman kolektif yang tumbuh dari ruang kota.

Sejak pertama kali digelar pada 1972, Pasar Seni ITB telah menjadi ruang temu bagi seniman, desainer, musisi, dan masyarakat umum untuk berkarya bersama. Dengan rekor 700.000 pengunjung dalam satu hari pada 2014 dan ratusan tenant kreatif, Pasar Seni bukan hanya festival, tetapi juga gerakan budaya yang terus berkembang.

Melalui “Beranda Bersama”, Pasar Seni ITB 2025 mempertegas komitmennya untuk menghadirkan seni yang inklusif, membumi, dan menyentuh kehidupan masyarakat secara langsung. Seni tidak lagi hadir di atas panggung melainkan tumbuh dari kota, untuk kota.

Reporter: Shieva Amelia Savitri (Meteorolgi, 2021)

#pasar seni #pasar seni 2025 #pasar seni itb 2025 #fsrd #seni #humaniora