Studium Generale ITB: Kampus Harus Menjadi Ruang yang Aman dan Inklusif bagi Semua

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

Ketua Satgas PPKS Universitas Gadjah Mada (UGM) periode 2022–2024, Sri Wiyanti Eddyono

BANDUNG, itb.ac.id — Institut Teknologi Bandung (ITB) terus meneguhkan komitmennya untuk menciptakan lingkungan akademik yang aman, nyaman, dan inklusif bagi seluruh sivitas akademika. Semangat tersebut tercermin dalam penyelenggaraan Studium Generale bertajuk “Membangun Budaya Kampus Inklusif, Aman, dan Bebas Kekerasan” yang digelar pada Rabu (12/11/2025) di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha.

Acara ini menghadirkan Ketua Satgas PPKS Universitas Gadjah Mada (UGM) periode 2022–2024, Sri Wiyanti Eddyono, yang juga dosen Fakultas Hukum UGM sekaligus Ketua Law, Gender, and Society. Melalui paparan dan pengalamannya, Sri Wiyanti mengajak sivitas akademika ITB untuk memperkuat nilai-nilai empati, kesetaraan, dan rasa saling menghormati sebagai fondasi terciptanya lingkungan kampus yang sehat dan berdaya.

ITB Wujudkan Kampus sebagai Rumah yang Aman dan Nyaman

Wakil Rektor Bidang Komunikasi, Kemitraan, Kealumnian, dan Administrasi (WRKMAA) ITB, Dr. A. Rikrik Kusmara, S.Sn., M.Sn., dan Ketua Satgas PPKS Universitas Gadjah Mada (UGM) periode 2022–2024, Sri Wiyanti Eddyono

Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Komunikasi, Kemitraan, Kealumnian, dan Administrasi (WRKMAA) ITB, Dr. A. Rikrik Kusmara, S.Sn., M.Sn., menegaskan bahwa ITB berkomitmen untuk menghadirkan kampus yang menjadi rumah bagi seluruh warga akademik, menjadi tempat belajar dan bekerja yang aman, nyaman, serta mendukung tumbuhnya semangat kebersamaan.

“Pagi ini saya ingin menyimpulkan bahwa ITB berkomitmen menjadikan kampus yang aman dan nyaman. Untuk mencapai tahap itu, kita telah menyiapkan berbagai perangkat agar seluruh sivitas akademika mendapatkan rasa aman dan nyaman,” ujarnya.

Ia menambahkan pentingnya menciptakan ruang komunikasi yang terbuka dan sehat di lingkungan kampus.

“Kita mendapatkan kata kunci penting: kampus ini harus menjadi rumah yang aman dan nyaman, tempat kita bisa berkomunikasi dengan baik,” tambahnya.

Lebih lanjut, Dr. Rikrik menyampaikan harapan agar wawasan dan pengalaman yang dibagikan oleh narasumber dapat memperkaya budaya akademik di ITB.

“Saya berharap dari pengalaman yang mendalam dari narasumber kita pagi ini, kita dapat membangun budaya yang responsif. Yang terpenting, mahasiswa-mahasiswa kita menjadi sosok yang berintegritas dan mampu memperkuat sistem sosial yang lebih baik lagi,” tuturnya.

Menumbuhkan Kesadaran dan Budaya Inklusif di Kampus
Dalam pemaparannya, Sri Wiyanti Eddyono menekankan pentingnya menumbuhkan kesadaran bersama untuk menciptakan lingkungan belajar yang ramah, inklusif, dan mendukung setiap individu untuk berkembang secara optimal. Ia menegaskan bahwa kampus ideal adalah ruang yang memberi rasa aman, menumbuhkan potensi, serta menghargai setiap perbedaan sebagai kekuatan bersama.

Sri Wiyanti juga menyoroti pentingnya membangun budaya saling menghormati dan peduli sebagai langkah utama dalam mewujudkan lingkungan kampus yang sehat dan berkeadilan. Ia mengapresiasi langkah-langkah ITB dalam memperkuat sistem pencegahan dan penanganan kekerasan, sekaligus menumbuhkan kesadaran sivitas akademika untuk menjaga ruang belajar yang aman dan mendukung pertumbuhan bersama.

“Budaya inklusif di kampus tidak hanya diwujudkan lewat kebijakan, tetapi melalui kebiasaan sehari-hari yang menumbuhkan rasa saling menghargai dan mendukung satu sama lain,” ungkapnya.

Membangun Generasi Berintegritas dan Berempati

Melalui kegiatan ini, ITB meneguhkan komitmen untuk terus menumbuhkan nilai-nilai integritas, empati, dan kesetaraan di lingkungan akademik. Studium Generale ini bukan hanya menjadi wadah berbagi wawasan, tetapi juga momentum bagi sivitas akademika untuk bersama-sama menciptakan budaya kampus yang positif, aman, dan inklusif.

Kegiatan ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman sivitas akademika ITB terhadap pentingnya kolaborasi dalam membangun lingkungan pendidikan yang berdaya dan berkeadilan.

#studium generale #satgas ppks #sdg4 #quality education #sdg5 #gender equality #sdg10 #reduced inequalities #sdg16 #peace justice and strong institutions