Studium Generale ITB, Kemnaker Prof. Yassierli Dorong Mahasiswa ITB Siap Hadapi Transformasi Dunia Kerja

Oleh Azka Madania Nuryasani - Mikrobiologi, 2022

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id – Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Prof. Yassierli, Ph.D., menjadi pembicara Studium Generale ITB di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Kamis (27/11/2025). Dalam kuliah umum yang mengusung tema “Mempersiapkan Diri Menghadapi Masa Depan Pekerjaan”, beliau mengajak mahasiswa ITB memahami realitas baru dunia kerja sekaligus menyiapkan kompetensi yang relevan dengan dinamika ketenagakerjaan global.

Wakil Rektor Bidang Komunikasi, Kemitraan, Kealumnian, dan Administrasi (WRKMAA) ITB, Dr. A. Rikrik Kusmara, S.Sn., M.Sn., dalam sambutannya menekankan bahwa kuliah umum ini menjadi kesempatan berharga bagi mahasiswa memperoleh pemahaman langsung terkait dinamika ketenagakerjaan nasional dan global. Beliau menambahkan, ITB saat ini tengah melakukan transformasi kurikulum untuk memastikan lulusan lebih adaptif terhadap perubahan cepat dalam dunia industri, teknologi, dan ketenagakerjaan.

“Dalam beberapa tahun terakhir, Institut Teknologi Bandung tengah melakukan pembaruan kurikulum agar mahasiswa yang dalam 2–3 tahun ke depan akan lulus dan mengisi pembangunan Indonesia dalam 5–10 tahun mendatang, mampu menjadi sumber daya manusia yang adaptif terhadap dinamika serta tantangan ketenagakerjaan, baik di tingkat nasional maupun global,” katanya.

Tantangan Ketenagakerjaan dan Perubahan Lanskap Dunia Kerja

Prof. Yassierli menjelaskan potret ketenagakerjaan Indonesia yang masih menghadapi berbagai tantangan struktural, mulai dari tingginya tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi, hingga dominasi sektor informal. Tingkat skill digital pekerja di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan benchmark negara maju.

“Saat ini, tenaga kerja Indonesia lebih banyak berada di sektor informal, mulai dari freelance, pengemudi ojol, hingga pelaku UMKM. Proporsi ini terus meningkat, mencerminkan munculnya berbagai bentuk pekerjaan baru seperti afiliator,” ujarnya.

Beliau menjelaskan bahwa dunia kerja saat ini berada dalam periode perubahan yang kerap disebut sebagai era VUCA atau BANI, yaitu saat ketidakpastian, kompleksitas, dan perubahan cepat menjadi faktor yang tidak terhindarkan. Solusi yang diperlukan adalah kemampuan resilient dan adaptif dalam menghadapi hal tersebut.

Terdapat tiga penggerak global yang kini mengubah lanskap dunia kerja, AI & digitalisation disruption, Green transition & sustainability, dan demographic & economy shift. Menurutnya, perubahan ini bersifat eksponensial dan memunculkan jenis pekerjaan baru sekaligus menggeser pekerjaan lama yang bersifat rutin. Robotika, platform digital, dan AI menjadi faktor dominan yang mendorong pergeseran tersebut.

Integrasi Teknologi, Human Skills, dan Pembentukan Talenta Masa Depan

Prof. Yassierli menegaskan bahwa teknologi perlu dipahami sebagai augmented intelligence, yaitu sebuah alat yang memperkuat kapasitas manusia, bukan menggantikannya. Beliau menekankan pentingnya pendekatan people-centric, yakni prinsip yang menempatkan manusia sebagai pusat desain, pengambilan keputusan, hingga pengembangan sistem teknologi. Dengan perspektif ini, mahasiswa tidak hanya dituntut mahir menggunakan teknologi, tetapi juga mampu mengintegrasikannya secara strategis untuk meningkatkan efisiensi kerja, memperluas kapasitas analitik, serta memperkuat kreativitas.

“Teknologi bukan untuk mengambil alih peran kita, tetapi untuk memperbesar apa yang bisa kita lakukan,” ujar Prof. Yassierli

Prof. Yassierli juga menyampaikan bahwa kompetensi masa depan tidak lagi cukup ditopang oleh kemampuan teknis semata. Dibutuhkan keterampilan yang beragam termasuk technical skill, soft skill, dan cognitive skill yang menjadi semakin krusial seiring meningkatnya otomatisasi di berbagai sektor kerja. Beliau mengatakan bahwa perusahaan global kini mulai memasukkan literasi AI sebagai salah satu aspek rekrutmen, meskipun kemampuan interpersonal dan integritas tetap menjadi fondasi utama.

Melalui kegiatan ini, Prof. Yassierli mengajak mahasiswa ITB membangun diri sebagai future-ready talent yang mampu memadukan literasi digital dengan kapasitas humanis, serta mendorong mahasiswa untuk terus mengasah kemampuan adaptasi, berpikir kritis, dan menjaga kepedulian terhadap masyarakat agar dapat menjadi generasi yang siap menghadapi perubahan dan berkontribusi bagi pembangunan Indonesia di masa depan.

#itb #studium generale itb #kemnaker #yassierli #future skills #transformasi dunia kerja #sdm unggul #literasi digital #sdg4 #quality education #sdg8 #decent work and economic growth #sdg9 #industry innovation and infrastructure #sdg10 #reduced inequalities #sdg17 #partnerships for the goals