Ubah Limbah Jadi Bisnis Edible Coating, Tim Mahasiswa ITB Juara 1 Internasional I-CHALLENGE 2025
Oleh Azka Zahara Firdausa - Mahasiswa Rekayasa Hayati, 2022
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

BANDUNG, itb.ac.id – Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) mengukir prestasi dalam kompetisi skala internasional I-CHALLENGE 2025 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Brawijaya. Tim Ninja Fruit, yang terdiri atas Nabila Nisrina, Siti Salwa Jamilah, Rayner Tanadi Budihardja, Dzaky Fariz Ridwansyah, dan Gregory Orville Exaudy Panjaitan merupakan mahasiswa Rekayasa Hayati angkatan 2022 yang meraih prestasi juara pertama Business and Design Product Competition I-CHALLENGE 2025, Minggu (11/5/2025).
Tim Ninja Fruit mengembangkan inovasi berjudul “Cassava Bagasse-Derived Nanocellulose Edible Coatings: A Sustainable Approach to Reducing Food Loss and Emissions in Indonesia”. Inovasi ini berupa edible coating berbasis limbah tepung tapioka untuk memperpanjang masa simpan buah-buahan pascapanen, terutama buah klimaterik yang mengalami pematangan setelah panen, seperti stroberi yang sering mengalami pembusukan dini akibat produksi gas etilen yang tinggi pascapanen. Kondisi ini menyebabkan hasil panen sulit didistribusikan ke wilayah yang lebih jauh sehingga hanya sebagian kecil yang berhasil dijual dan sisanya berpotensi terbuang.
Sebagai solusi, Tim Ninja Fruit merancang edible coating dari nanoselulosa hasil ultrasonikasi limbah tepung tapioka, yang selama ini umumnya dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Lapisan ini bekerja dengan menahan penguapan air dari permukaan buah serta membatasi kontak dengan oksigen dari udara sekitar sehingga mencegah kontaminasi mikroba dan memperlambat proses pembusukan. Edible coating ini dapat membantu menjaga kesegaran buah hingga 10 hari sehingga dapat memperluas potensi distribusi buah segar ke seluruh Indonesia.
Di balik inovasi tersebut, tim berusaha memberikan hasil terbaik dengan membuat prototype edible coating dengan alat yang disediakan fakultas SITH. “Kuncinya adalah selalu buat timeline! Baik dalam pengerjaan paper, maupun pembuatan prototype, kami membuat timeline per hari dan pembagian tugas untuk setiap anggota, ada yang terfokus pada teknis, analisis ekonomi, dan analisis dampak lingkungan,” ujar Salwa.
Pencapaian ini membuktikan bahwa dengan perencanaan yang terstruktur dan kerja sama tim, mahasiswa mampu melahirkan karya inovatif yang tidak hanya kuat secara konseptual, tetapi juga memiliki potensi untuk diimplementasikan secara nyata di masyarakat. Inovasi yang diusung Tim Ninja Fruit menghadirkan solusi bisnis yang berkelanjutan, juga turut berkontribusi dalam mengurangi food loss pascapanen serta mengoptimalkan pemanfaatan limbah. Karya ini diharapkan dapat menjadi awal dari kontribusi yang lebih luas dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan di Indonesia.
Reporter: Azka Zahara Firdausa (Rekayasa Hayati, 2022)