Excursion Project Ground 2 Gass, Dorong Biogas Sebagai Solusi Energi Bersih

Oleh Qonita Aulia Rahmatullah - Mahasiswa Teknik Pangan, 2022

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id – Dalam semangat kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan transisi energi bersih di Indonesia, proyek Ground 2 Gass (G2G) menggelar Excursion Project bertajuk “Sinergi dan Inovasi Energi: Biogas sebagai Solusi Berkelanjutan”, pada Minggu (1/6/2025) di Auditorium CC Timur, ITB Kampus Ganesha.

Acara ini diikuti lebih dari 50 peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari empat perusahaan, tiga organisasi non-pemerintah (NGO), perwakilan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat, hingga masyarakat umum dan akademisi dari sejumlah universitas di Indonesia.

Kegiatan ini dirancang sebagai forum diskusi terbuka sekaligus ruang berbagi pengetahuan antara akademisi, pelaku usaha, organisasi masyarakat, dan pemerintah. Proyek G2G sendiri merupakan inisiatif pengembangan biogas berbasis kolaborasi mahasiswa lintas kampus, yang menggandeng SRE ITB (Society of Renewable Energy), Enter Nusantara, serta National Student Council sebagai mitra.

Dalam sambutan pembuka, Firdaus Ilham selaku Project Leader G2G menekankan pentingnya menjadikan kegiatan semacam ini sebagai wadah pembelajaran bersama.

“Kami membangun proyek ini dari nol, mulai dari perancangan, pendanaan, hingga eksekusi di lapangan. Kehadiran semua pihak hari ini sangat berarti untuk belajar dan bertukar wawasan. Forum ini terbuka, sehingga kita bisa saling memberi masukan yang membangun. Harapannya, Bapak/Ibu pulang tidak hanya dengan ilmu baru, tetapi juga jaringan relasi yang bermanfaat,” ujarnya.

Dukungan serupa datang dari Inggar Pratiwi, Ketua SRE ITB 2024/2025, yang menyoroti pentingnya kepedulian mahasiswa terhadap isu lingkungan sekitar.
“Sebagai komunitas di Bandung, kami merasa perlu peka terhadap pola konsumsi dan produksi di kota ini. Bandung memang dikenal sebagai kota wisata, tetapi di balik itu ada masalah limbah dan konsumsi yang belum sepenuhnya bertanggung jawab. Karena itu, kolaborasi dengan G2G menjadi relevan sekaligus momentum untuk memberi kontribusi nyata,” jelasnya.


Sesi utama menampilkan hasil pengembangan biogas yang dilakukan tim di Desa Haurgombong, Kabupaten Sumedang. Berangkat dari penelitian terhadap potensi limbah, tim mencoba mengombinasikan kotoran sapi dengan ampas kopi, dua bahan organik yang melimpah namun belum termanfaatkan optimal.

Ampas kopi diketahui mengandung karbon tinggi, lignin, serta kadar air rendah, sehingga berpotensi besar menjadi bahan biogas. Tim G2G menekankan pentingnya menjaga keseimbangan rasio karbon dan nitrogen (C/N ratio), sebab kandungan kafein dalam kopi dapat menghambat kinerja bakteri penghasil metana. Dari uji coba, penambahan 10 kilogram ampas kopi mampu meningkatkan kapasitas produksi biogas hingga mencukupi kebutuhan energi satu sampai dua rumah tangga per hari. Efisiensi ini diproyeksikan bisa menghemat biaya energi rumah tangga hingga Rp1,4 juta per tahun.

Sesi tanya jawab berlangsung interaktif. Salah satu pertanyaan yang muncul terkait kemungkinan penyimpanan biogas dalam tabung seperti LPG. Tim menjelaskan bahwa hal tersebut memungkinkan, asalkan menggunakan tabung khusus bertekanan yang aman untuk distribusi.

Acara ini juga menghadirkan perwakilan dari PT Biogas Channel serta komunitas pemilah sampah Savionger Salman ITB, yang berbagi praktik baik dalam pengelolaan limbah domestik sebagai bagian dari ekosistem energi hijau. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang presentasi hasil proyek, tetapi juga titik temu berbagai pemangku kepentingan yang memiliki visi sama: membangun ekosistem energi terbarukan yang inklusif dan berkelanjutan.

Kehadiran perwakilan kementerian, industri, NGO, dan akademisi membuktikan bahwa kolaborasi lintas sektor adalah kunci untuk mendorong inovasi sekaligus mempercepat transisi energi di Indonesia.

Reporter: Qonita Aulia Rahmatullah (Mahasiswa Teknik Pangan, 2022)

#itb #biogas #energi