12th ASEAN+3 Heads of International Relation Meeting: Penerapan Sustainability pada Infrastruktur Edukasi Digital
Oleh Ahmad Fauzi - Mahasiswa Rekayasa Kehutanan, 2021
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
.jpg)
Pada hari pertama, terdapat sesi presentasi bertemakan “Sustainable Practice in Digital Education Infrastructure” dengan pembicara Executive Vice President for Global Affairs, Institute of Science Tokyo, Dr. Jun-ichi Takada dan Vice Director, AUN Dx Thematic Network and Director, the Office of Digital Innovation and Intelligent Services, Prince of Songkla University, Assist. Prof. Dr. Chidchanok Choksuchat.
Dr. Takada menjelaskan Institute of Science Tokyo yang merupakan penggabungan antara Tokyo Institute of Technology (Tokyo Tech) dan Tokyo Medical and Dental University (TMDU) sejak 1 Oktober 2024. Misi dari Institute of Science Tokyo adalah memajukan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan manusia untuk menciptakan nilai untuk dan dengan masyarakat.
Beliau juga memaparkan tentang Infrastruktur edukasi digital yang telah dikembangkan oleh Tokyo Tech sebelumnya seperti OpenCourseWare (OCW), Learning Management System (LMS), dan communication tools.
“OCW mulai dikembangkan pada tahun 2005 sebagai platform internal untuk diseminasi konten edukasi. Lalu, pada 2009 dikembangkan OCW-i sebagai ekstensi dari OCW. Namun, pada tahun 2016, terjadi pembaruan kurikulum sehingga konten lama menjadi jarang diakses. Sementara itu, konten baru sudah jarang diunggah” paparnya.
Lalu, pada tahun 2022 OCW-i dihentikan seiring dengan peluncuran T2SCHOLA (LMS) yang memiliki banyak permintaan berkaitan dengan kondisi pandemi Covid-19 yang melanda pada tahun 2021. Terakhir, pada tahun 2025 OCW dihentikan karena sulitnya pembaruan sistem.
Kemudian, transformasi digital pada komunikasi ditandai dengan diluncurkannya Slack and Box pada tahun 2021. Slack merupakan aplikasi chatting untuk anggota Institute of Science Tokyo yang dapat diakses di manapun dan kapan pun, sedangkan Box adalah penyimpanan cloud-based yang dapat diakses di manapun dan pada perangkat apapun. Selain itu, Slack juga terintegrasi dengan aplikasi penerjemah DeepL untuk memudahkan komunikasi dan penyebaran informasi dalam bahasa Jepang dan bahasa Inggris. “Kita memiliki mahasiswa internasional yang terkadang memiliki kendala bahasa terutama jika informasi diberikan tidak dalam bahasa Inggris, sehingga ini sangat membantu menerjemahkan pesan dari bahasa Jepang ke bahasa Inggris,” tuturnya.
Sementara itu, Dr. Choksuchat menjelaskan ASEAN University Network–Digital Transformation (AUN Dx) merupakan mekanisme yang memungkinkan kerja sama yang lebih dalam antara lembaga pendidikan tinggi di ASEAN, khususnya menargetkan kemampuan dan standarisasi teknologi informasi dan komunikasi. AUN Dx digagas oleh Prince of Songkla University, Thailand dan saat ini memiliki 15 executive board di 8 negara ASEAN.
Framework dari AUN Dx adalah 1 Platform 1 Protocol. Terdapat beberapa poin utama dalam framework ini, yakni: 1) Digital Governance and Policies; 2) Digital Infrastructure; 3) Collaborative Engagement and Capacity Building; dan 4) Digital Teaching and Learning Practice.
“AUN Dx membantu universitas-universitas di ASEAN untuk tidak hanya mempercepat transformasi digital tetapi juga mengurangi dampak negatif bagi lingkungan. AUN Dx juga memperbaiki efisiensi operasional jangka panjang, serta menjamin ekosistem pembelajaran yang inklusif dan future-ready,” katanya.
Reporter: Ahmad Fauzi (Rekayasa Kehutanan, 2021)