Alumni ITB Dorong Mahasiswa Teknik Telekomunikasi Studi ke Luar Negeri: Tunjukkan Taringmu di Dunia Internasional

Oleh Syabina Er Said - Mahasiswa Teknik Dirgantara, 2020

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

Pak Husni memberi paparan kepada mahasiswa Teknik Telekomunikasi di Labtek VIII ITB. (Dok: Sulthan Miftahul Ulum)

BANDUNG, itb.ac.id — Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), khususnya dari Program Studi Teknik Telekomunikasi, mendapat suntikan semangat dan wawasan global dari salah seorang alumninya yang kini berkiprah di luar negeri. Achmad Husni Thamrin, alumnus Teknik Elektro ITB angkatan 1992 yang kini menjadi dosen di Keio University, Jepang, hadir dalam kegiatan Community Based Research (CBR), Selasa (17/6/2025), di Labtek VIII ITB.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program SOI Asia, sebuah jejaring kolaborasi akademik internasional yang bertujuan membekali mahasiswa dengan kemampuan riset dan kolaborasi lintas negara. Dalam sesi tersebut, Pak Husni, sapaan akrab beliau, menyampaikan pesan inspiratif tentang pentingnya mengambil peluang studi dan riset ke luar negeri, bukan hanya demi gelar akademik, tetapi juga untuk mengembangkan daya saing dan jaringan global.

Beliau menggarisbawahi bahwa mahasiswa ITB memiliki potensi besar untuk bersaing di tingkat internasional. Namun, potensi itu harus diasah melalui pengalaman langsung di lingkungan global.

“Kita tidak bisa hanya puas bersaing di dalam negeri. Dunia ini besar, dan kalian harus bisa menunjukkan taring kalian di sana,” katanya.

Beliau menekankan pentingnya keluar dari zona nyaman, terutama bagi mahasiswa teknik yang kerap larut dalam rutinitas akademik lokal. Menurutnya, pengalaman studi di luar negeri bukan hanya soal kurikulum, tapi tentang membentuk pola pikir terbuka, disiplin lintas budaya, serta kemampuan beradaptasi dengan cepat.

Kehadiran Pak Husni menjadi momentum reflektif bagi mahasiswa Teknik Telekomunikasi yang menjadi peserta utama kegiatan ini. Beliau mendorong mereka untuk tidak ragu mencoba beasiswa internasional, program pertukaran, dan riset kolaboratif lintas negara.

Sebagai pengajar di salah satu universitas terbaik di Jepang, Pak Husni berbagi pengalaman tentang bagaimana kemampuan teknis saja tidak cukup di dunia profesional internasional. Diperlukan kecakapan komunikasi, inisiatif kolaborasi, dan pemahaman lintas budaya agar bisa relevan dan unggul di tengah kompetisi global.

Program CBR sendiri bertujuan membekali mahasiswa dengan pengalaman langsung dalam menyusun proyek riset berbasis masyarakat yang memiliki nilai sosial dan inovatif. Dengan kehadiran alumni seperti Pak Husni, mahasiswa tidak hanya belajar teori riset, tetapi juga mendapat gambaran nyata mengenai trajektori karier akademik dan profesional di luar negeri.

Kegiatan ini menegaskan bahwa pendidikan teknik bukan hanya soal laboratorium dan rumus, tetapi juga soal bagaimana menjadikan ilmu sebagai jalan untuk menjawab tantangan dunia dan berkontribusi secara nyata.

Reporter: Syabina Er Said (Teknik Dirgantara, 2020)

#stei hebat #alumni #karier